Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, beberapa waktu yang lalu memberikan seminar nasional bertajuk "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa, (8/11/2022).
Dalam seminar tersebut, Prabowo menilai Indonesia masih kalah dalam bidang pengembangan teknologi dengan negara maju. Namun, katanya ketertinggalan tersebut masih bisa dikejar dengan cara investasi di bidang teknologi.
"Kalau kita mau mengejar ketertinggalan kita di bidang teknologi, mau tidak mau kita harus investasi di bidang teknologi tersebut," kata Prabowo, dikutip dari Sindonews.com pada (11/11/2022). Â
"Di bidang sumber daya manusia (SDM) tersebut, untuk mencapai tingkat teknlogi yang kita kehendaki, yaitu teknologi yang bisa kita ciptakan sendiri, minimal sebagian besar teknologi itu bisa kita kuasai sendiri," imbuhnya.
Prabowo menjelaskan untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia memerlukan waktu yang tidak sebentar. Seperti halnya ketika masa pemerintahan Bung Karno. Ia mengatakan Bung Karno butuh waktu hampir 25 tahun untuk menciptakan pesawat karya anak bangsa.
"Dulu, waktu Bung Karno kirim anak-anak kita belajar teknologi, belajar fisika, belajar kedirgantaraan, Pak Habibie dikirim, semua dikirim, kira-kira tahun '57-'58. Baru kita mampu membuat pesawat pertama mungkin tahun '80. Bayangkan, (dari tahun) '58 sampai tahun '80, hampir 25 tahun, seperempat abad baru kita mampu," ungkapnya.
Namun sayangnya, lanjut Prabowo, para cendekiawan Indonesia ini kurang diperhatikan dan dikembangkan di masa pemerintahan Bung Karno.
"Sehingga, ada elite Indonesia yang menyatakan PTDI tidak penting, industri kita tidak penting, PT PAL tidak penting, Pindad tidak penting," tegasnya.
Oleh karena itu, Prabowo mencoba mengadopsi program yang pernah dilakukan Bung Karno dan diimplementasikan di Universitas Pertahanan (Unhan) dengan menambah fakultas dan program studi yang dibutuhkan di masa depan.
"Karena itu, saya segera usulkan ke Presiden dan Presiden setuju Universitas Pertahanan membentuk empat fakultas baru dan semuanya di bidang yang kritis. Pertama, engineering, fakultas teknik. Kita membentuk fakultas teknik engineering di semua program studi, teknik elektronika, teknik dirgantara, teknik sipil, dan sebagainya," paparnya.