Mohon tunggu...
Muhammad Yoda Arbansya
Muhammad Yoda Arbansya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selalu ingin tau dan mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merantau di Jakarta: Ra'uf dan Mimpi Besarnya

8 Desember 2024   15:03 Diperbarui: 8 Desember 2024   15:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, meskipun ia menikmati pekerjaannya dengan keluarga jauhnya, Ra'uf merasa bahwa ini belum cukup untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Ia ingin mengeksplorasi lebih banyak, belajar dari tantangan yang lebih besar. Dengan tekad itu, ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta.

Setelah beberapa waktu bekerja dengan keluarga, Ra'uf merasa bahwa saatnya untuk melangkah lebih jauh. Jakarta, dengan segala tantangan dan peluangnya, menjadi tujuan berikutnya. "Saya ingin merasakan pengalaman bekerja di kota besar, di mana kompetisi dan ekspektasi jauh lebih tinggi," jelasnya. Ra'uf merasa bahwa ini bukanlah tempat terakhir dalam perjalanannya. Ia masih memiliki mimpi yang lebih besar, yang membawanya ke ibu kota.

Jakarta, sebuah kota yang kerap disebut sebagai pusat segalanya. Kota ini adalah tempat di mana mimpi-mimpi bertemu dengan realitas, di mana orang-orang berlomba-lomba membuktikan diri. Bagi Ra'uf Albana, pindah ke Jakarta bukan hanya soal mengejar karier, tetapi juga mengenal dunia kerja yang lebih kompleks, lebih dinamis, dan jauh dari zona nyaman.

Di Jakarta, Ra'uf mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan ritel komputer besar sebagai videografer dan video editor. Tugasnya adalah memproduksi konten video untuk media sosial perusahaan. "Saya bertanggung jawab membuat konten yang menarik dan relevan untuk audiens perusahaan. Itu pekerjaan yang menantang tetapi juga sangat memuaskan," ujarnya.

Salah satu hal yang paling Ra'uf nikmati dari pekerjaannya adalah kesempatan untuk bekerja dengan tim yang beragam. Timnya terdiri dari individu dengan latar belakang berbeda, mulai dari desainer grafis, spesialis media sosial, hingga manajer pemasaran.

Pekerjaan ini memberinya tantangan baru. Di Jakarta, ekspektasi jauh lebih tinggi, dan ritme kerja jauh lebih cepat. Namun, Ra'uf tidak gentar. Ia melihat setiap tekanan sebagai peluang untuk belajar dan meningkatkan kemampuan dirinya.

Jakarta adalah kota yang penuh tantangan. Dari ritme kerja yang cepat hingga gaya hidup yang kompetitif, semuanya memerlukan adaptasi. "Di sini, semuanya bergerak cepat. Kita harus bisa mengikuti ritmenya atau kita akan tertinggal," kata Ra'uf.

Ra'uf menyadari bahwa untuk membangun sesuatu yang besar, ia harus belajar sebanyak mungkin. Maka, ia mulai memperhatikan lebih dalam sistem kerja di kantornya. Ia memperhatikan bagaimana manajer memotivasi tim, bagaimana proyek dirancang, dan bagaimana budaya kerja yang sehat diciptakan.

Selain belajar dari pekerjaan, Ra'uf juga mengambil inspirasi dari orang-orang di sekitarnya. Ia sering berbincang dengan teman-temannya di Jakarta, mendengar cerita tentang perjuangan mereka yang tak kalah berat. Dari mereka, ia belajar bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang unik, tetapi semua berjuang untuk tujuan yang sama: kehidupan yang lebih baik.

Namun, ia juga menyadari bahwa gaya hidup di Jakarta bisa menjadi tantangan tersendiri. "Banyak orang bilang biaya hidup di Jakarta mahal. Tapi sebenarnya, itu tergantung gaya hidup kita. Kalau kita nggak kebawa arus, biayanya masih bisa dibilang wajar," tambahnya.

Ra'uf menjaga fokus pada tujuannya agar tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif. "Kuncinya adalah memiliki tujuan yang jelas. Kalau kita tahu apa yang kita inginkan, kita bisa mengatur hidup kita dengan lebih baik," jelasnya. Biaya hidup yang tinggi, godaan gaya hidup konsumtif, dan tekanan pekerjaan sering kali membuatnya merasa kewalahan. Tetapi, Ra'uf memiliki prinsip yang kuat untuk tetap fokus pada tujuan utamanya. "Kita harus punya tujuan yang jelas," katanya. "Kalau tidak, kita akan mudah terbawa arus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun