Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Awal Tahun Kulineran Hingga Meronce Gelang Bareng Teman Lama

4 Januari 2025   07:55 Diperbarui: 4 Januari 2025   07:55 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.pri Lala_mynotetrip

Sehari sebelum pertemuan, saya memang sudah mengagendakan kalau tanggal 1 Januari mau ke mall Kokas buat kulineran dan mampir ke sebuah booth yang sedang mengadakan activity. Rupanya salah satu teman lama saya meminta bertemu, jadi saya ajaklah ketemuan di mall kokas. 

Rupanya Naik Transjakarta 1 Rupiah Saja

Sengaja saya berangkat lebih awal dari kota Bogor karena prediksi saya KRL bakalan rame sama anak-anak yang liburan bareng orang tua mereka. 

Rupanya benar, KRL lumayan padat dan di dominasi sama anak-anak dan orang tua mereka. Rupanya di stasiun Cawang dan Pasar Minggu banyak yang turun. 

Saya pun turun di stasiun Tebet, lanjut naik TransJakarta ke arah mall Kokas. Rupanya kartu hanya terpotong Rp1 wah amazing lumayan banget nih menghemat biaya transport. 

Tiba Lebih Awal di Mall Kokas

Perjalanan menuju mall kokas lancar pake banget, jalanan Jakarta lenggang. Alhasil saya tiba lebih awal, tentunya saya tak mengajak teman untuk buru-buru sampe. 

Sambil menunggu, saya mengamati booth besar yang nantinya akan saya tuju bareng teman. Terlihat begitu unik dan menarik. 

Para staf di sana sedang briefing kemudian lanjut menyapa para pengunjung mall. Saya masih di area tunggu karena teman rupanya datang telat. 

Ternyata sebentar lagi jam makan siang tiba. Saya langsung usulkan "Udah makan belum kak? Mau makan siang apa?" Dengan maksud supaya saya bisa duluan ke tempat makan. Sehingga saat teman datang, ia tinggal makan.

Rupanya pilihan makanan yang ia inginkan susah saya temukan . Sering ke kokas tapi tidak pernah terlalu hafal tenant nya dimana saja. Tanya staf OB "maaf kak, saya masih baru belum hafal. Coba tanya security" Ujarnya ramah. 

Berhubung tidak ketemu security saya nyerah sajalah. Ternyata teman saya pun tiba nih. Jadilah kami berdua nyari tempat makan yang sekiranya menarik dan dengan catatan halal.

Yup, penting buat saya memastikan makanan yang saya makan adalah makanan halal. Jatuhlah pilihan kami pada satu kedai makanan Korea. Setelah memilih menu, rupanya teman ngajak pesan yang paketan karena ada daging sapinya "Ku lagi suka makan daging sapi" Ujarnya semangat. 

Gini Rasanya Ketemu Teman Lama

Bisa dibilang kami ketemu terakhir sekitar di tahun 2014 atau 2015an deh. Jadi sudah lumayan lama banget enggak ketemu secara langsung walau sesekali suka DM atau WA. 

Teman lama saya ini namanya kak Renny, dia senior. Saat saya masih SMK di tahun 2011-2012 ia menjadi penjaga perpustakaan di sekolah. Saya dan dia memang sudah akrab sejak saat itu kemudian ia lanjut kuliah dan resign dari sekolah tak lama saya lulus. 

Pas saya masih kuliah beberapa kali kami sengaja ketemuan. Bahkan sempat jadi reseller dari produk yang ia punya. Setelah itu kami tak pernah ketemu lagi. DM pun baru-baru ini mungkin ia amat sangat sibuk juga. 

Kesan bertemu teman lama: takjub karena ia sangat awet muda, pola pikir dan sudut pandangnya makin kaya dan jadi nambah wawasan buat saya saat ngobrol dengan kak Renny. 

Pas pesanan kami datang wow saya terbengong. Rupanya ini porsi gede pake banget. Saya pesan minum es teh manis dan kak Renny Leci tea.  Kemudian kami dapat bacan beberapa jenis dan itu sifatnya free. 

Sambil memasak makanan atau tepatnya nunggu matang. Kami pun mengobrol. Rupanya kini ia mendalami keilmuan psikologi. Bahkan ikutan sertifikasinya juga. Selain dari pekerjaan utamanya. Banyak yang ia sharing terkait gimana pola asuh begitu berpengaruh sama pola pikir seseorang hingga korelasi dengan hubungan relationship nya. 

Terasa berdaging banget obrolan kali ini. Saya merasa "kenapa enggak ketemu kemarin-kemarin ya" Ucap saya dalam hati. Akan tetapi saya ingat kalau semesta selalu punya cara menarik buat mempertemukan orang. 

Saat makanan sudah matang, kami mulai makan. Makanan Korea memang tidak terlalu berani bumbu seperti masakan Indonesia namun secara keseluruhan kami masih bisa menikmatinya. Terpenting makanan ini memang sudah bersertifikat Halal MUI juga. 

Ada sedikit zonk saat makan daging sapi, karena kandungan lemak yang agak banyak dan aroma daging kecium sukses bikin saya jackpot. Namun bisa teratasi dengan makan kimchi yang tersedia di bacan gratisan yang staf beri kemudian minum es teh manis. 

Rupanya porsi ini beneran gede banget. Rasanya kami sudah ngobrol banyak sambil makan tapi tidak habis-habis. Penuh perjuangan ngabisin ini makanan. Mungkin idealnya makan porsi gini tuh 3-4 orang bukan dua orang. 

Setelah habis dan beneran kenyang kami lanjut cari mushola buat sholat dzuhur. Setelah itu lanjut deh ke booth yang lagi adain activity.

Ikutan Activity & Pelajari Teknik Pemasaran

Mengikuti activity di booth. Mulai dari menyapa dan mengenalin diri, lalu baca buku self development, dengerin musik dan mewarnai. Lalu tiba saatnya buat activity meronce gelang. 

Di sini lah bagian inti dari pemasaran brand tersebut. "Kak, kalau mau ikutan meronce gelang kakak harus membeli produk terlebih dahulu. Minimal Rp25.000,- . 

Tertarik, jadi kami putuskan beli produk dan tahu tidak? Produk yang di jual beneran tidak ada yang seharga Rp25.000,- saya beli dua produk dengan yang termurah itu Rp29.000,- dan teman saya Rp34.000,- . 

Begitulah seni pemasaran di activity tersebut. Mereka sangat soft selling banget. Konsumen secara tak langsung disentuh pada area sisi emosional nya. Setelah dibuat takjub dan nyaman. Sebagian besar pastilah akan melakukan pembelian produk dengan senang hati karena perempuan mana yang tidaj menyukai kegiatan meronce gelang?. Menariknya konsumen yang memenuhi area booth dari berbagai usia. 

Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa bahkan ada beberapa lelaki dewasa menemani istri atau anak mereka sambil beli minuman teh yang di beli pada booth. 

Memang bener sih, teknik pemasaran yang mereka gunakan bisa jauh lebih efektif menjaring konsumen. Ketimbang produk dijual secara hard selling dengan mengasokan produk ke para calon konsumen. 

Begitulah pertemuan di awal Januari. Sangat memberikan banyak manfaat dan pembelajaran berharga sekali. Maka, silaturahmi itu sebuah momen positif jika memang yang bertemu niatannya beneran mau menjalin persaudaraan. 

Kulinernya dapet, jalan-jalannya dapet bahkan bisa ikutan meronce gelang juga kan. Pulang-pulang bawa banyak cerita serta nambah isi kepala. 

Kalau sobat Kompasianers awal tahun diisi dengan apa nih? Yuk boleh ceritakan di komentar ya. Have a nice day Kompasianers. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun