Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Awal Tahun Kulineran Hingga Meronce Gelang Bareng Teman Lama

4 Januari 2025   07:55 Diperbarui: 4 Januari 2025   07:55 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.pri Lala_mynotetrip

Saat makanan sudah matang, kami mulai makan. Makanan Korea memang tidak terlalu berani bumbu seperti masakan Indonesia namun secara keseluruhan kami masih bisa menikmatinya. Terpenting makanan ini memang sudah bersertifikat Halal MUI juga. 

Ada sedikit zonk saat makan daging sapi, karena kandungan lemak yang agak banyak dan aroma daging kecium sukses bikin saya jackpot. Namun bisa teratasi dengan makan kimchi yang tersedia di bacan gratisan yang staf beri kemudian minum es teh manis. 

Rupanya porsi ini beneran gede banget. Rasanya kami sudah ngobrol banyak sambil makan tapi tidak habis-habis. Penuh perjuangan ngabisin ini makanan. Mungkin idealnya makan porsi gini tuh 3-4 orang bukan dua orang. 

Setelah habis dan beneran kenyang kami lanjut cari mushola buat sholat dzuhur. Setelah itu lanjut deh ke booth yang lagi adain activity.

Ikutan Activity & Pelajari Teknik Pemasaran

Mengikuti activity di booth. Mulai dari menyapa dan mengenalin diri, lalu baca buku self development, dengerin musik dan mewarnai. Lalu tiba saatnya buat activity meronce gelang. 

Di sini lah bagian inti dari pemasaran brand tersebut. "Kak, kalau mau ikutan meronce gelang kakak harus membeli produk terlebih dahulu. Minimal Rp25.000,- . 

Tertarik, jadi kami putuskan beli produk dan tahu tidak? Produk yang di jual beneran tidak ada yang seharga Rp25.000,- saya beli dua produk dengan yang termurah itu Rp29.000,- dan teman saya Rp34.000,- . 

Begitulah seni pemasaran di activity tersebut. Mereka sangat soft selling banget. Konsumen secara tak langsung disentuh pada area sisi emosional nya. Setelah dibuat takjub dan nyaman. Sebagian besar pastilah akan melakukan pembelian produk dengan senang hati karena perempuan mana yang tidaj menyukai kegiatan meronce gelang?. Menariknya konsumen yang memenuhi area booth dari berbagai usia. 

Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa bahkan ada beberapa lelaki dewasa menemani istri atau anak mereka sambil beli minuman teh yang di beli pada booth. 

Memang bener sih, teknik pemasaran yang mereka gunakan bisa jauh lebih efektif menjaring konsumen. Ketimbang produk dijual secara hard selling dengan mengasokan produk ke para calon konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun