Momen liburan jadi salah satu yang paling ditunggu. Ketika sudah beranjak dewasa, makin sadar kalau punya keterbatasan waktu buat liburan. Sehingga saya dan kak Rere memutuskan liburan ke kota Bandung selama dua hari satu malam.Â
Syukurnya, kak Rere bersedia membuat itinerary secara mendetail dan epik sekali. Memudahkan kami saat menjalankan liburan dua hari satu malam di Bandung.Â
Berangkat dari Stasiun Gambir Â
Liburan ala frugal kami coba terapkan. Mulai dari memilih kereta kelas Ekonomi dengan pemberangkatan dari stasiun Gambir yang cukup strategis dari Bogor & depok.Â
Kebetulan kak Rere punya voucher untuk makan di kereta. Maka kami berdua makan Ciomy buat sarapan ala-ala. Ciomy hangat rupanya enak juga ya.Â
Tiba di kota Bandung mendekati pukul 09.00 pagi dan sesuai itinerary kami lanjut jalan kaki menuju jalan Braga. Kebetulan udara Bandung pagi itu cukup lumayan sejuk. Setiba di Braga kami ambil beberapa konten. Kebetulan berangkat di hari Senin, jadi area Braga bisa dibilang agak senggang dan belum memasuki liburan akhir tahun seperti saat ini ya.Â
Setelah banyak ambil konten baik video hingga foto. Tibalah jam makan siang, kami berjalan menyusuri sekitar sambil mencari letak Restoe Bumi. Rupanya mudah dicari. Setelah melihat daftar menu & harga, kami rasa masih cocok tidak begitu mahal juga.Â
Makan Siang di Restoe Bumi Serasa Masuk GaleriÂ
Ini hanya opini pribadi saja ya, karena saat memasuki resto sekeliling dinding tertata begitu rapi foto-foto band Dewa 19, ada Nike Ardila, serta para musisi legendaris lainnya.Â
Saya termasuk cukup menyukai karya-karya Dewa 19 apalagi pas vokalisnya Once. Kalau kak Rere suka banget mereka apalagi saat vokalisnya Ari Lasso. Jadi kami berdua betah banget di resto. Tentunya pesan makanan dan minum juga. Â
Ada banyak sekali foto dari tahun ke tahun. Mulai dari lantai satu hingga lantai dua. Sofa di sini khas ya. Kemudian tersedia mushola juga, jadi sekalian kami sholat dzuhur di Restoe Bumi.Â
Makanannya enak juga dan harga masih cukup bersahabat dengan isi kantong. Setelah selesai makan siang, ngonten dan sholat kami pun memutuskan keluar dari resto dan lanjut jalan kaki berkeliling Braga (lagi).Â
Braga bagi saya sangat membuat betah. Sepanjang jalan ada kuliner menarik, desain bangunan beragam dan terpenting suasananya tidak seramai weekend ataupun musim liburan. Membuat saya leluasa jepret foto ataupun take video.Â
Setelah cukup berkeliling, saya mengajak Kak Rere beli es krim di sebuah kedai masih area Braga namun lupa nama kedainya. Ada es krim buy one get one. Sambil beli minuman juga.Â
Es krim nya enak namun minumannya seperti kami salah pilih, asem banget hahahha. Yasudah toh masih siang juga jadinya segerrr.
Mendadak HP Ngeblank
Untuk pertama kalinya, HP saya ngeblank tidak berkutik nyala tapi tidak bisa di apa-apain. Akhirnya dengan berat hati kami pesan mobil online untuk menuju penginapan. Awalnya mau masing-masing naik ojek online, karena ada insiden hp saya blank jadinya cari solusi pesan mobil online.Â
Setiba di penginapan, konsep penginapan kayak dome aja. Harga termasuk murah juga. Per-malam Rp109.000,- untuk satu orang. Terbagi menjadi 3 bagian : khusus perempuan, khusus laki-laki dan campur. Kami pilih khusus perempuan dan ada deposit Rp100.000,- . So far fasilitasnya okelah buat rehat setelah berkeliling.
Menjelang sore, sebelum lanjut berkeliling lagi. Untunglah HP normal kembali maka saya charger dululah. Lumayan buat take foto serta video saat sore pergi. Tujuan kami nantinya ke food market Paskal, Chinatown, lalu ke Sudirman Street. Jadi biar sekalian makan malam di luar dan sebelum jam 8 malam sudah sampai penginapan.
Jalan Kaki Menuju Tiga Destinasi
Untuk menghemat biaya transportasi, kami memang memilih banyak jalan kaki tentu karena dari satu destinasi ke destinasi lainnya lumayan dekat juga.Â
Tiba di food market Paskal, tempatnya bagus sekali serta luas. Makanan lumayan agak ada harganya sih. Jadi kami putuskan tidak makan di sini, toh belum lapar juga sih.Â
Lanjut jalan kaki ke Chinatown dan sayangnya area ini sudah tutup lama. Jadi kami hanya berkeliling dan take suasananya saja. Setelah itu lanjut jalan kaki ke Sudirman Street. Sayangnya area ini tidak seramai sebelum pandemi. Banyak kedai yang tutup, meski ada juga yang buka sih. Tapi saat itu tidak ada satupun yang membuat kami ingin makan. Sehingga kami berjalan keluar dan cari alternatif dadakan di luar itinerary.Â
Jatuhlah pilihan ke kedai Cuanki yang jika di cek pada google review lumayan rekomen kami pun naik ojek online sendiri-sendiri.Â
Rupanya Tjuanki Stasiun sangat ramai, untung masih ada bangku kosong sehingga kami bisa langsung pesan. Setelah makan cuanki, cek maps jarak ke penginapan lumayan dekat jadilah kami jalan kaki ke penginapan.Â
Setelah beres bersih-bersih kami tidur di tempat masing-masing, kebetulan saya sambil blog walking juga sebelum akhirnya tertidur. Sekitar pukul 1 malam saya kebangun sebentar, lalu pukul 2 malam pun sama hingga akhirnya bangun lagi setengah 4 subuh dan saya putuskan tidak tidur lagi.
Bersiap untuk sarapan, kali ini sekalian checkout dari penginapan. Setelah selesai beberes dan make sure semua bawaan masuk ke ransel masing-masing. Kami lanjut check-out, ambil deposite dan kembalikan kunci loker.Â
Roemah Helena Tempat Sarapan Nyaman
Rasanya beruntung sekali memilih sarapan di Roemah Helena, tempatnya nyaman bernuansa zaman dulu dan memang rumah ini sebetulnya dalam proses sedang ingin dijual. Mungkin sambil nunggu rumah laku maka dibuka kedai buat sarapan.
Menu rumahan yang ramah ke perut dan juga ramah di kantong. Perpaduan sempurna. Es Kopsu Helena, Es Tjocklat Helena, goreng bala-bala (bakwan), Mie kuah Kental, Roti Panggal Egg Mayo & gohyong. Semua sangat nikmat mengisi perut keroncongan pada pagi hari.
Suasana jadoel nya pun menyeruak. Ada area indoor, tersedia telepon rumah zaman dulu. Kemudian ornamen pendukung lainnya.Â
Di sini pelanggan mengambil pesanan secara mendiri, bebas PPN dan biaya layanan pula. habis Rp100.000,- untuk pesanan sebanyak itu.Â
Bala-bala kami bungkus, soalnya sudah lumayan kenyang juga. Setelah ini lanjut ke area alun-alun kota Bandung. Mau naik Bandros keliling kota Bandung. Â
Setelah menunggu di dalam Bandros sekitar setengah jam, rupanya Bandros belum juga jalan. Berhubung waktu yang kami punya terbatas, jadilah kami batal naik Bandros.Â
Jalan kaki ke jalan Asia Afrika dan hunting foto sepuasnya. Sayangnya tidak bisa berfoto di area ikonik karena saat itu bukan termasuk waktu CFD-an jadi jalan raya ramai lancar sama mobil dan motor yang berlalu lalang.Â
Setelah puas hunting foto di area Asia Afrika, kami putuskan jalan ke Braga lagi. Lalu jalan ke arah Taman Badak dan setelahnya ke Museum Kota Bandung.Â
Museum ini rupanya gratis lho dan banyak informasi terkait kota Bandung. Mengingat kereta arah pulang ke Jakarta akan berangkat jam 3 sore, maka kami putuskan segera mendekat ke area stasiun. Yaitu cari oleh-oleh sekitar stasiun, kemudian makan siang di Loko Coffee Shop dekat stasiun Bandung.Â
Ternyata tempatnya luas banget. Ada area indoor dan juga outdoor. Menu makanannya menarik. Kami pilih duduk di area indoor sambil charger HP. Tempat yang nyaman sekali sambil menunggu waktu menuju jam pulang.Â
Seperti itulah perjalanan liburan dua hari satu malam di kota Bandung. Ada banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi. Apalagi dengan persiapan mumpuni. Pastinya liburan ini kasih banyak cerita menarik, oleh-oleh foto serta video yang lumayan banyak.Â
Jadi gimana, sobat Kompasianers udah liburan kemana saat ini? Atau memutuskan liburannya nanti saja saat orang-orang mulai sibuk dengan rutinitas. Boleh dong ceritakan di komentar. Have a nice day sobat kompasianers. Sehat & bahagia selalu ya .Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H