Mayoritas orang pada masa kini, mengalami kesulitan mencari dan menemukan seorang pendengar yang baik. Jika kamu memiliki circle ada sosok pendengar yang baik, coba sesekali dengarkan cerita nya sebagaimana cerita kamu dan teman-teman ia dengarkan dengan saksama dan fokus tanpa menyela apalagi membandingkan.Â
Supaya bisa menjadi sosok pendengar yang baik. Coba membangun pola berpikir untuk mau mendengarkan. Niatkan bahwa diri bersedia mendengarkan dengan penuh kerendahan hati, menghadirkan empati juga rasa ingin tahu, tepat pada posisi yang sesuai.Â
Awalnya pasti terasa tidak mudah. Kebanyakan dari kita pas mendengar cerita yang rasanya tidak sesuai pasti akan terbawa suasana dan langsung menyela obrolan. Padahal, seseorang yang bercerita umumnya ingin di dengarkan dengan sungguh-sungguh. Bukan malah menerima potongan obrolan dengan nada membandingkan.Â
Tahan, rasa ingin memotong pembicaraan dan beri reaksi yang sesuai dengan pembahasan. Tunjukkan kesungguhan mendengarkan dengan saksama, simpan gadget di tempat yang tidak mudah kamu lihat. Supaya tidak terdistraksi.Â
Kemudian, pastikan kita fokus membuka telinga dan hati. Supaya mampu memahami dan menempatkan diri sebagai pembicara yang ingin di dengarkan dan mendapat respon yang tidak berlebihan.
Meski seni mendengarkan sangatlah tidak mudah di kuasai oleh setiap orang. Fakta di lapangan, kebanyakan kursus atau kelas melatih orang untuk fasih dan mampu berbicara di depan umum secara profesional. Yup public speaking. Gimana yak? Realitanya kita dibentuk untuk pandai berbicara dan kurang diimbangi dengan pandai mendengarkan.Â
Nah, menurut Vengoechea supaya memiliki pola pikir mendengarkan. Pastikan harus bisa fokus terhadap lawan bicara, rasa ingin tahu tentang apa yang akan orang lain bicarakan. Serta menghadirkan empati sehingga bisa memahami dan memposisikan diri pada posisi si pembicara.Â
Cara agar bisa menjadi pendengar yang baik :
1. Dengarkan Cerita dengan Sepenuh Hati
Terasa klasik dan mudah, namun pada praktek nya membutuhkan kemampuan dan kecerdasan mendengarkan dengan saksama dan mengalahkan ego dalam diri yang meronta ingin ikut berbicara panjang lebar.
2. Hargai Keterbukaan Lawan Bicara
Bukan hanya soal memahami obrolan, namum penting juga buat memperlihatkan serta menunjukkan komunikasi non-verbal melalui gestur tubuh yang siap mendengarkan. Kebanyakan orang yang jarang bercerita, mereka sangat peka dan paham apabila lawan bicara enggan mendengarkan, sehingga ia akan berhenti berbicara.Â
3. Hindari Memotong Pembicaraan
Apabila ada lawan bicara sedang menyampaikan pendapat, opini ataupun seorang teman/sahabat sedang bercerita. Tahan jangan sampai memotong pembicaraan apalagi mencela dengan nada membandingkan "Kamu segitu aja merasa kewalahan, gimana jadi saya" Obrolan bakalan hambar dan terputus sepihak.Â
Tidak akan ada rasa nyaman dalam obrolan berikutnya karena, secara fakta pun tidak ada orang yang rela obrolannya di potong begitu saja.Â
4. Berikan Refleks Positif
Namanya refleks beneran natural dan alami banget, butuh latihan berulang supaya bisa memberikan refleks positif sesuai konteks saat teman atau sahabat sedang berbicara. Setidaknya coba tahan untuk memberikan respon spontanitas kalau kamu tipe yang blak-blakan banget. Tempatkan diri sesuai porsi.
5. Empati
Menjadi seorang pendengar, kamu harus menghadirkan rasa empati dengan begitu teman atau sahabat yang sedang berbicara merasa lebih di mengerti dan tidak trauma bercerita sama kamu.Â
Kelima aspek tersebut, usahakan selalu ada saat kamu memutuskan menjadi pendengar. Namun, jangan pernah berharap "Sering dengerin orang, pasti nanti bakalan di dengerin balik" Semesta kadang tidak bekerja secara fair dalam hal ini. Bisa jadi, dalam satu circle kamu jadi pendengar yang baik dan satu-satu nya jadi orang yang mampu mendengarkan obrolan dan cerita rekan-rekan. Yaudah, nanti mungkin akan ketemu di circle lain yang memang bisa mendengarkan kamu.Â
So, jadi pendengar harus ikhlas dan bisa menjaga kerahasiaan obrolan. Menjadi pendengar yang baik, harus siap capek. Saking tenggelam dari obrolan yang di dengan obrolan pasti akan ada reaksi emosi yang terasa.
Susah ya? Tidak mudah dan lumayan effort nya. Lalu apa dampak dari menjadi pendengar yang baik? Kamu memperoleh banyak informasi, mendapatkan banyak sudut pandang, memperkaya wawasan dan terbiasa menyimak. Sehingga saat ada kegiatan yang butuh kemampuan menyimak, kamu sudah mampu buat menjadi penyimak yang baik.Â
Berlatih menjadi pendengar yang baik : dengarkan lagu kesukaan, lalu pahami apa pesan yang disampaikan sama penyanyi dan pembuat lagu? Nah, jika sudah mulai bisa menangkap serta memahami step awal yang bagus.Â
Dengarkan podcast, jadi latihan juga nih dengerin podcast saat lagi senggang, pahami apa obrolannya kalau perlu bikin rangkuman setelah mendengarkan. Bakalan jadi sosok pendengar yang fokus dan tidak mudah terdistraksi kalau sudah gini.Â
Yup, seni menjadi pendengar yang baik sangatlah menarik dan memberikan dampak positif bagi sekitar. Namun, sebelum mendengarkan orang lain alangkah baik nya kamu bisa mendengarkan dan memahami diri sendiri.Â
Orang yang baik adalah orang yang memahami diri sendiri secara utuh, sehingga tidak butuh lagi pengakuan ataupun apresiasi berlebihan dari orang lain. Melakukan banyak hal secara ikhlas dan atas kemauan dan kesadaran diri. Sehingga seni mendengarkan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya kemampuan emosional yang mumpuni, rasa kesungguhan, serta sepenuh hati mau care sama sesama nya.Â
Jadi gimana? Kamu sudah mampu menjadi pendengar yang baik, atau masih berproses? Apapun itu pastikan semua di niatkan buat kebaikan ya. Tanpa memaksakan diri secara berlebihan.Â
Semangat menjadi pendengar yang baik, terutama mendengarkan dan memahami diri sendiri sebelum orang lain. Have a nice day, sehat selalu .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H