2. Hargai Keterbukaan Lawan Bicara
Bukan hanya soal memahami obrolan, namum penting juga buat memperlihatkan serta menunjukkan komunikasi non-verbal melalui gestur tubuh yang siap mendengarkan. Kebanyakan orang yang jarang bercerita, mereka sangat peka dan paham apabila lawan bicara enggan mendengarkan, sehingga ia akan berhenti berbicara.Â
3. Hindari Memotong Pembicaraan
Apabila ada lawan bicara sedang menyampaikan pendapat, opini ataupun seorang teman/sahabat sedang bercerita. Tahan jangan sampai memotong pembicaraan apalagi mencela dengan nada membandingkan "Kamu segitu aja merasa kewalahan, gimana jadi saya" Obrolan bakalan hambar dan terputus sepihak.Â
Tidak akan ada rasa nyaman dalam obrolan berikutnya karena, secara fakta pun tidak ada orang yang rela obrolannya di potong begitu saja.Â
4. Berikan Refleks Positif
Namanya refleks beneran natural dan alami banget, butuh latihan berulang supaya bisa memberikan refleks positif sesuai konteks saat teman atau sahabat sedang berbicara. Setidaknya coba tahan untuk memberikan respon spontanitas kalau kamu tipe yang blak-blakan banget. Tempatkan diri sesuai porsi.
5. Empati
Menjadi seorang pendengar, kamu harus menghadirkan rasa empati dengan begitu teman atau sahabat yang sedang berbicara merasa lebih di mengerti dan tidak trauma bercerita sama kamu.Â
Kelima aspek tersebut, usahakan selalu ada saat kamu memutuskan menjadi pendengar. Namun, jangan pernah berharap "Sering dengerin orang, pasti nanti bakalan di dengerin balik" Semesta kadang tidak bekerja secara fair dalam hal ini. Bisa jadi, dalam satu circle kamu jadi pendengar yang baik dan satu-satu nya jadi orang yang mampu mendengarkan obrolan dan cerita rekan-rekan. Yaudah, nanti mungkin akan ketemu di circle lain yang memang bisa mendengarkan kamu.Â
So, jadi pendengar harus ikhlas dan bisa menjaga kerahasiaan obrolan. Menjadi pendengar yang baik, harus siap capek. Saking tenggelam dari obrolan yang di dengan obrolan pasti akan ada reaksi emosi yang terasa.