Mendengar dua kata 'healthy boundaries' secara otomatis langsung flash back berasa kembali bercermin ke diri sendiri, karena saya tumbuh menjadi seorang anak yang terbiasa terpaksa mengalah. Saudara-saudara saya laki-laki semua. Maka, mereka selalu istimewa dalam berbagai hal. Sedangkan, sebagai anak perempuan perlu effort ekstra buat di notice.
Faktanya, terlalu terbiasa mengalah, membuat saya tumbuh menjadi orang yang tidak berani mengatakan "tidak" Padahal di dalam diri saya jelas-jelas menolak.Â
Sebelum membahas terlalu jauh. Mari kita kembali pahami terkait pengertian Healthy boundaries, merupakan batasan yang dimiliki dan dibuat oleh seseorang untuk memastikan orang tersebut tetap merasa stabil secara mental dan emosional.
Dulu saya tuh gak berani menolak apapun yang orang lain mau. Misal minta di bantuin kerjaannya karena dia merasa kelelahan, padahal saya jauh lebih lelah dan job desk kami berbeda, namun ada rasa takut buat menolak, khawatir dianggap malas atau tidak bisa diajak kerjasama.Â
Padahal apabila ditelaah kembali, memang di SPK kerja pun tidak tertulis. Akhirnya saya jadi orang yang mudah kesal, namun tidak berani marah-marah, hanya bisa memendam dan menumpuk sampah emosi kedalam diri sendiri. Sungguh sangat melelahkan dan bikin diri sendiri jadi tidak sehat secara emosional.Â
Bersyukur saat menikah, saya menemukan partner hidup yang sangat tepat. Ia dengan senang hati membimbing saya untuk jadi pribadi yang mampu ciptakan batasan yang jelas, terhadap siapapun itu. Intinya memang harus belajar jadi lebih tegas, berani menolak dan mengalah hanya pada tempat yang layak.
Jadi sosok yang mengalah terus, ngikut apa mau nya orang lain, rasanya amat menyiksa dan melelahkan. Tidak merasa merdeka secara utuh. Membahayakan mental, menciptakan timbunan yang berbahaya, menyebabkan ledakan yang luar biasa dahsyat. Kalau sudah meledak, orang-orang hanya akan makin menyudutkan kamu sehingga kamu makin terpuruk, sungguh bahaya dan panjang impact nya.Â
Tolong, diagnosa diri sendiri. Jika ada indikasi sebagai sosok mengalah secara berlebihan dan menuruti mau orang lain secara berlebihan, baiknya kamu perbaiki cara hidup mu. Jangan mau terus-terusan di posisi seperti itu. Baiknya cari dukungan atau bantuan dari ahli, supaya prosesnya lebih runut dan kamu bisa mengatasi sikap terlalu mengalah, tidak tegas dan tidak punya batasan yang jelas terhadap orang-orang di luar diri kamu. Ingat ya, diri sendiri yang tahu kondisi tubuh, emosi dan semua hal berkaitan diri sendiri.
Tips Meraih healthy boundaries Untuk Kehidupan yang lebih baik, sebagai berikut :
1. Kenali Diri Sepaket Lengkap
Paling penting, kita itu mesti mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Jika kita mengenal diri sendiri secara menyeluruh, paham kekurangan dan kelebihan maka kita akan lebih bijak menyaring informasi yang di peroleh. Supaya todak over thinking.
2. Percaya Pada Kemampuan Diri
Kepercayaan diri mesti di bentuk dan di pupuk supaya saat ada hal-hal di luar kendali namun menekan, kamu tidak akan takut atay segan buat menolak.Â
3. Temukan Motivasi Dalam DiriÂ
Supaya kita menjadi pribadi yang lebih baik, maka harus menerima semua hal dalam kesadaran penuh. Motivasi yang kuat bisa jadi alasan kalau kita ingin terlepas dari ketidak tegasan dan berani menolak suatu permintaan ataupun perintah yang membuat diri tidak stabil dan tidak nyaman.Â
4. Berproses Jangan Lelah
Motivasi yang kuat, diimbangi dengan berproses, demi kesehatan mental. Maka terus menerapkan segala sesuatu pada tempat yang sesuai serta seharusnya. Tidak takut menolak atau berkata tidak untuk hal-hal yang memang bisa kita pilih ya/tidak.
5. Tingkatkan Kesadaran Self Love
Apabila dalam proses, mulai merasa bimbang atau ragu. Khawatir berlebih takut sikap tegas ini merusak, coba bercermin pada diri sendiri. Apa yang di butuhkan diri sendiri dan apakah sudah mencintai diri sendiri secara benar?
Jika kita sudah menerapkan kelima tips untuk tingkatkan healthy boundaries. Maka, tugas kita selanjutnya : apabila bertemu orang yang seperti diri kita di masa lalu, jangan segan bantu dia lepas dari jeratan ketidak kestabilan secara mental dan emosional. Tidak serta merta memaksa, namun berikan sedikit sharing yang ngena dan nyata base on pengalaman.Â
Membuat batasan yang jelas, seperti bagaimana sih bentuknya? Contoh batasan yang jelas, sebagai berikut :
Menginformasikan kepada keluarga, apabila ingin memasuki kamar mu, harus mengetuk pintu dan mengucap salam terlebih dahulu.Â
Membiasakan orang-orang sekitar, izin saat akan meminjam barang atau apapun yang kamu miliki. Jika kamu keberatan, maka kamu berhak menolak dan tidak memberikan pinjaman.Â
Jika ada pekerjaan di luar job desk, kemudian kamu di berikan mandat dan perintah untuk menuntaskan, padahal deadline serta pekerjaan utama mu sedang padat merayap, maka kamu berhak menolak dan kembali ingatkan bahwa kamu sudah mengerjakan pekerjaan sesuai rules, jangan takut menolak pekerjaan tambahan, merasa harus serba bisa dan serba multi tasking.Â
Pada faktanya kita memiliki keterbatasan dalam multi tasking dan keseringan multi tasking membuat diri tidak stabil dan kelelahan, menyebabkan banyak lupa dan hal-hal membahayakan lainnya.
Jika seorang teman meminta bantuan atau pinjaman, namun dia sering tidak membayar atau tidak bertanggung jawab, maka kamu berhak menolak memberikan bantuan atau pinjaman.Â
Buat komunikasi yang tegas serta jelas, agar ia memahami dan mengerti, kamu punya hak dan suara untuk berkata tidak dan menolak hal-hal yang membuat kamu merasa terbebani secara mental dan emosional.Â
Awalnya, akan terasa cukup berat ya. Biasanya selalu mengiyakan segala sesuatu. Namun kini sudah mampu memberikan penolakan dan batasan yang jelas serta tegas. Lama kelamaan kamu akan memperoleh penerimaan yang lebih baik, mereka akan jauh menghargai diri kamu. Kepercayaan diri mu pulih dan kamu punya harga diri yang terjaga dengan baik. Mental dan emosi mu lebih sehat.Â
So, jika ada indikasi di luar diri sulit menolak atau berkata tidak, padahal dalam diri sangat ingin menolak. Maka ketidak singkron-an itu mesti segera diatasi ya. Celah yang jelas itu mesti di berikan ketegasan, supaya tidak menjadi sorang pecundang yang menyiksa diri sendiri demi menyenangkan banyak orang. Sungguh kita bukan pahlawan super atau penjual es krim yang bisa bikin semua happy serta bahagia.
Jaga keseimbangan diri, cegah diri untuk tidak meledak-ledak, penuhi hak diri sebagai seorang yang merdeka. Terima kasih sudah membaca artikel singkat ini, semoga ada manfaat yang dapat di petik. Have a great day .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H