Kesal ya, tapi mau bagaimana lagi. Isoman tidak seindah yang di bayangkan. Kalau 1-2 hari bisa sembuh rasanya lebih nyaman. Coba saja Rumah sakit tidak sepenuh sekarang, pasti di sana lebih teratur dan di perhatikan oleh tim medis.Â
Untuk yang sehat, tidak terkena covid tolong protokol kesehatannya di perketat, kalau mumpuni untuk di vaksin ya vaksin. Saya dan keluarga sudah vaksin, qodarullah Saya masih terserang. Prokes saya pun cukup ketat, pake masker 2 sesuai anjuran, cuci tangan secara benar dan hanya pergi ke kantor karena di tempat kami tidak berlaku WFH.Â
Tidak mudik, tidak ngemall dan hanya bergantung ke belanja online. Di bilang parno enggak juga, kami berusaha tenang dalam segala situasi. Takdir tidak dapat di hindari, terima ujian dan berusaha berlapang dada serta semangat segera negatif.Â
Sambil isoman coba puter kajian, coba nonton film lucu, puasa sosmed. Jujur ada aja komentar yang tidak berempati saat Saya mengatakan bahwa Saya positif. Ada yang malah menanyakan kenapa bisa positif padahal sudah prokes, ada juga yang auto nyindir di statusnya kalau kita harus hidup bahagia, banyakin sedekah, ada juga yang rekomendasiin obat-obatan yang emang sudah di konsumsi.
Saran, jika ada teman atau saudara maupun keluarga yang terkena covid cobalah berempati dengan cara yang benar. Tunjukkan empati ke dalam tindakkan nyata, misalnya : belikam herbal, tanyakan kabar, video call ajak ngobrol, belikan makanan..
Yang terasa cukup boros adalah makanan sehari-hari, makan sehari tiga kali lauknya harus beli online. Nasinya masak sendiri, belum lagi kudu dopping badan sama herbal, vitamin.Â
Jika isoman, rajin-rajin cuci tangan bersihkan area dalam rumah, semprot disinfektan dan terus banyakin minum aneka herbal. Yang sudah vaksin dan nerapin prokes masih kena, bagaimana yang tidak? Jangan jadi manusia egois. Kamu mungkin merasa sehat dan bahagia, sampai lupa pake masker. Tapi orang lain di sekitar mu belum tentu tahan dengan ganasnya virus ini.Â
Coba renungkan, saat mau berkomentar jahat atau jelek. Posisikan diri kamu jadi pasien covid. Rasanya sedih, sulit dan enggak mudah siapa yang mau diem di dalem rumah sampai 14 hari tanpa bekerja dan tanpa keleluasaan mencari makan? Mari perbanyak berdoa, istigfar, saling mengingatkan pada kebaikan. Semoga segala penyakit dan kesusahan ini segera usai, ujian nya lolos.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H