Kami hanya diminta membawa air bersih itu pun untuk wudhu kami juga. Â Selama kami belajar pada beliau tidak pernah terdengar keluhan-keluhan soal keuangan atau apapun tentang kehidupan beliau. Pemikiran beliau bijak, setiap perkataan beliau mengandung ilmu dan wajah beliau berseri. Terima kasih sang guru masa kecil, mengajarkan nilai moral bahwa dalam menyampaikan ilmu harus dilandaskan niatan lillahita'ala.
Tidak menjadikan hal yang diajarkan sebagai sumber mata pencaharian semata, namun tetap bergerak dan bekerja dibidang yang dikuasai. Mengajar merupakan ladang untuk beribadah, dan menjadikan ilmu yang beliau miliki sebagai ilmu yang bermanfaat.
Sekian cerita saya, sekompan air bersih vs mengaji..
Semoga selalu menjadi remainder bagi diri saya pribadi dan bagi sobat pembaca ya..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H