Mohon tunggu...
Nandita Cahyani
Nandita Cahyani Mohon Tunggu... -

Sang Pencinta Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Twitter Sang Pencinta Hujan

14 Januari 2011   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Maaf Wee aku tak bisa lama, aku harus pergi. Suamiku menunggu di bawah, dia yang mengantarkanku untuk meminta nama Wee kecil kepadamu,” jawabnya tegas.

Kalimatnya bagi palu yang menghantam dada ini. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang. Bagaimana ini, tolong aku.

“Baiklah Wee, aku tak bisa menunggumu lagi. Sudah cukup aku menunggumu Wee. Tolong beri nama anak ini, dan aku tunggu nama itu dalam pesanmu di twitterku,” ujarnya.

Dia pergi....dan aku masih disini dengan kucuran darah di nadi kiriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun