"Kalau seandainya Asta mau melakukan yang tidak-tidak, kenapa dia memilih tempat bertemu yang ramai?" jawab Sita. Aku terdiam.
***
Sore harinya...
"Fara, Sita! Sini..." panggil Asta.
"K-kamu Asta?!" ucap ku tak percaya. Asta kini sangat berbeda.
"Iya, sini duduk." ajak Asta.
"Asta, kamu banyak berubah ya?" ucap Sita kagum. Kini Asta mengenakan jilbab dan baju nya juga panjang.
Kami bertiga mengobrol seru, sampai adzan maghrib berkumandang. Lalu kami pulang ke rumah masing-masing.
***
Setelah sholat maghrb di rumah...
"Sita, kamu benar. Asta sudah sangat berubah." ternyata benar kata Sita. Duh, aku jadi merasa egois.
"Makanya Fara, kita harus berprasangka baik terhadap seseorang." ujar Sita.
"Hehe... Maafin aku ya Sita, karena aku selalu memaksakan kehendak ku padamu." ucap ku lalu memeluk Sita.