Mohon tunggu...
Malika Aufi
Malika Aufi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Rangmudi Surau Merantau

Hobinya menulis. Pecinta kucing dan tipe orang yang gampang ditebak

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berawal dari Kenekatan

25 Oktober 2023   07:31 Diperbarui: 25 Oktober 2023   13:36 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kemarin seru banget ya.. Hitung-hitung juga itu pengalaman pertama." ucapku girang.

"Hahaha kayaknya berkesan banget Mal?" Kak Alya terkekeh.

"Ya iyalah. Toh, itu pengalaman pertamanya naik sepeda listrik." timpal Kak Husna.

"Hahaha." kami bertiga tertawa. 

Kak Husna dan Kak Alya. Mereka adalah kakak kelasku di Surau Merantau dan tinggal satu asrama juga.

***

Semalam...

"Kita keluar yuk!" ajak Ibu Asrama.

"Wah boleh tuh Bun.. emang mau ke mana?" tanyaku.

"Kita mau makan malem sekalian jalan-jalan." terang Ibu Asrama.

"Ooo... mau jalan jam berapa Bun?" tanya Kak Alya.

"Habis ini, siap-siap sana." perintah Ibu Asrama.

Kami semua langsung bersiap. Kemudian kami keluar menghadap Ibu Asrama lagi.

"Udah siap?" kali ini Ibu Asrama yang bertanya.

"Udah Bun." jawab kami bertiga.

"Ya udah yuk berangkat." celetuk Bapak Asrama.

Skip, setelah makan malam.

"Habis ini kita mau kemana Bun?" tanya Kak Alya tak sabar.

"Ke Al-Azhom aja yuk!" jawab Ibu Asrama.

"Ayo!" ucap kami bertiga.

Sesampainya di Al-Azhom...

"Eh, tapi kita mau ngapain di sini? Kan nggak ada yang bawa uang diantara kita bertiga." tanyaku pada kedua kakak kelasku.

"OH IYA YA! Uang kita di asrama semuaa. Masa kita mau foto-foto doang di sini?" sahut Kak Husna.

"Duh, kok tadi gak kepikiran bawa uang sih!?" gerutu Kak Alya.

Ibu Asrama hanya senyum-senyum mendengar kami menggerutu. Hingga tiba-tiba...

"Bun, ada uang nggak?" tanya Kak Husna tiba-tiba.

"E...eh ada nggak ya? Ada 32.000 doang nih." jawab Ibu Asrama.

"Ooh oke Bun... Terimakasih" ujar kami bertiga seraya kabur.

Kemudian...

"Duh, kita ngapain ya?" tanyaku.

"Sewa sepeda listrik aja yuk!" sahut Kak Husna dengan cepat.

"Yaudah, tanya dulu harganya berapa." desak Kak Alya.

Setelah nanya...

"Yang besar 20.000 yang kecil 15.000. Karena kita bertiga jadi sewa satu besar satu kecil gitu gimana?" jabar Kak Husna.

"Iya, tapi kurang duitnya Husnul (Husna)." komentar Kak Alya gemas.

"Iya juga ya... Gimana kalau kita minta 6.000 lagi ke Bapak Asrama? Hahaha." saranku bercanda.

"AAAH IDE BAGUS MAL!" sahut keduanya dengan mata berbinar.

Hadehh padahal kan aku cuma bercanda... Sepertinya bercandaanku keluar prediksi.

Akhirnya jalan lah rencana mereka untuk memalak (eh gak gitu juga sih) Bapak Asrama.

Setelah rencana terlaksana langsung tancap gas lah kami sewa sepeda listrik. Kak Husna boncengan sama Kak Alya naik sepeda listrik yang besar. Sedangkan aku naik yang kecil.

'Duh, gimana ini... Aku kan sama sekali belum pernah naik ginian... Takut bangettt asliii...' gumamku.

Jujur ini pengalaman pertama ku naik sepeda listrik dan sebenarnya aku nekat. Jelas-jelas belum pernah naik yaa otomatis aku masih belajar mengendalikan sepeda listrik itu. Aku awali dengan doa, lalu aku coba gas sedikit-sedikit. Awalnya memang terasa gas dikit mau kepental dan seterusnya. Tapi lama-lama seru. Kami memutari taman di Al-Azhom. Disetiap kami berputar pasti papasan sama sipir (penjaga lapas) yang gantian shift, dan disitu aku takut karena mereka mukanya pada serem-serem. OOT (Out Of Topic), karena keseruan naik sepeda listrik aku jadi ketagihan dan rasanya sampai selesai waktu sewanya aku nggak mau udahan. Saking serunya hahaha.

Tapi pada akhirnya mau nggak mau harus balik ke asrama. Yasudah lah...

Yang tadinya berawal dari sebuah kenekatan, akhirnya menjadi kebahagiaan. Hikmahnya adalah: Kita harus berani mencoba hal baru, meskipun itu menakutkan bagi kita. Tapi, siapa tahu kita jadi menemukan kebahagiaan kita di situ.

~TAMAT~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun