Mengapa lebih baik memilih rumah sakit yang dekat dengan tempat tinggal seperti yang saya katakan di atas tadi? Karena agar kamu bisa meninggalkannya sejenak ke rumah dan tidak bosan dan capek jika harus mengantre lama-lama.
Sedikit berbagi pengalaman yang menurut saya pahit tapi tidak tahu menurut Anda pahit atau tidak hehe. Saya sedang menemani ayah saya periksa dengan menggunakan surat rujukan tersebut. Saya tinggal untuk pulang dulu agar tidak terlalu lama menunggu, kemudian saya datang lagi untuk kembali periksa. Karena menurut saya, saya meninggalkan rumah sakit itu cukup lama ya sudah saya menanyakan kepada perawat di spesialis dokter Ayah saya.
Saya dibentak dong, padahal saya menanyakan dengan lembut tanpa ada nada tinggi yang keluar dari mulut saya. Dia bilang "Masih lama mbak..., ini masih ada 3 orang lagi" (dengan nada rendah tapi dengan emosi) coba bayangkan sendiri, karena saya bertanya "Mbak, atas nama Bapak (Nama Ayah saya)" kalau tidak salah begitu ya percakapan kami waktu itu. Bolehlah ya dia menjawab dengan bentakan seperti itu jika saya juga sudah menanyakan berkali-kali.
Saya yang baru saja datang langsung memasang muka asem atau auto badmood, jadi malah kasihan dengan ayah saya karena tidak saya ajak ngobrol karena ke badmood an saya. But make it happy aja guys jangan sampe juga pasien yang sedang kita temani tahu kejadian yang tidak mengenakkan yang menimpa kita.
Oh iya saya juga berpesan kepada para pembaca, jika kalian mempunyai orangtua yang butuh ke rumah sakit, temanilah apalagi yang sudah memasuki lanjut usia. Saya suka kasihan dengan orangtua yang saya jumpai baik di puskesmas maupun di rumah sakit tapi mereka sendiri tanpa ada teman yang mendampinginya, apalagi orangtua ini sudah susah untuk berjalan.
Stay Safe semua! Salam Sehat! Semoga kalian dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H