Mohon tunggu...
Myesha Fatina
Myesha Fatina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka kuliner, ingin mengincipi seluruh kuliner yang ada di dunia. Selain kuliner, saya suka dengan membaca dan menulis sesuatu karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengarungi Lautan Keindahan Sajak Sapardi Djoko Damono Melalui Buku Perahu Kertas

1 Januari 2024   23:46 Diperbarui: 1 Januari 2024   23:57 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesusastraan Indonesia selalu berkembang, sejak lahirnya pada tahun 1920 hingga sekarang. Dengan begitu, hal ini membuat adanya kesinambungan sejarah sastra Indonesia, baik dalam ragam prosa maupun puisi. Lahirnya puisi Indonesia modern untuk yang pertama kali kala M. Jamin (Muhammad Yamin) mengeluarkan karyanya yang berjudul “Tanah Air”. Sebelum M. Yamin menuliskan sajaknya yang berjudul “Tanah Air” itu, di Indonesia sudah ada sastra Melayu lama, khususnya puisi Melayu lama yang ragam utamanya berupa Pantun dan Syair yang merupakan puisi “tradisional”. 

Kemudian barulah M. Yamin menuliskan sajaknya dengan hasil respons terhadap karya sebelumnya. Hingga pada akhirnya jejak langkah M. Yamin diikuti oleh penyair-penyair sezamannya atau seperiode dengan menjadikannya terbentuklah sebuah angkatan sastra yang kemudian terkenal dengan nama periode Angkatan Pujangga Baru. Nantinya puisi-puisi Pujangga Baru akan direspons oleh penyair-penyair sesudahnya melalui karya-karya puisinya. Dengan adanya hal tersebut, terjadi persambungan sejarah puisi dari periode ke periode selanjutnya yang menunjukkan ciri-ciri tertentu di setiap periodenya.

Begitu pula dengan Sapardi Djoko Damono yang telah mempunyai peran penting dalam dunia ikhtisar kesusastraan Indonesia modern. Sapardi dimasukkan dalam kelompok pengarang Angkatan 1970-an. Terlihat perkembangan-perkembangan yang jelas di antara puisi-puisi yang dikarang oleh Sapardi, terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya. Terlebih lagi, hingga saat ini puisi-puisinya selalu diabadikan dan sudah sangat lazim didengar oleh banyak kalangan. 

Salah satu karyanya yang paling sering dibahas oleh anak muda-mudi zaman sekarang adalah buku kumpulan puisinya yang berjudul “Perahu Kertas”. Pada buku “Perahu Kertas”, puisi-puisinya sering mengusung tema-tema seperti cinta, kehidupan, alam dan perjalanan jiwa. Buku kumpulan ini menggambarkan berbagai perasaan dan pengalaman manusia melalui bahasa yang indah dan puitis.

Di balik gaya bahasa dari puisi ‘Perahu Kertas’ memiliki makna yang dapat dikaji dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui klasifikasi makna dari puisi ini. Manfaat dari mengetahui kelompok makna dan arti dari gaya bahasa dalam puisi ini yaitu, menambah ilmu pengetahuan, banyak hal mengenai kelompok makna yang jarang diketahui orang lain, menambah kosakata baru, bisa saja dalam pembahasan ini banyak kosakata yang baru saja diketahui oleh para pembaca, dan mengetahui seluk beluk makna, meskipun makna yang dijabarkan dalam artikel ini belum tentu sesuai dengan gagasan pengarang, namun dengan adanya analisis ini dapat membuka pikiran dan rasa dari karya ini.

Puisi dibangun dari beberapa unsur pembangunnya. Terdapat dua unsur pokok pembangun puisi, yaitu fisik dan batin. Menurut Waluyo (dalam Jabrohim dkk, 2003:34) membagi unsur puisi menjadi dua, yaitu: (1) struktur fisik yang terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, bersifikasi, dan tipografi. (2) struktur batin yang terdiri atas perasaan, nada, tema dan amanat. 

Menurut Waluyo (2001:40), amanat, pesan atau nasihat merupakan suatu kesan yang dapat ditangkap oleh pembaca setelah membaca puisi. Pembaca dapat menentukan amanat itu sendiri. Dalam hal ini, pengetahuan dan pengalaman pembaca sangat menentukan cara pandang pembaca terhadap suatu karya sastra. Jadi, penentuan amanat tergantung pada pembaca. Penentuan amanat puisi yang dilakukan oleh pembaca satu dengan lainnya dapat berbeda.

Pembahasan ini mencakup apa saja nilai pada isi puisi dan klasifikasi makna dari diksi atau kalimat yang menarik dalam puisi. Makna yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mengenai pengelompokan jenis makna dari setiap kata atau kalimat. Jenis-jenis makna yaitu: makna denotatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, makna konkret dan makna abstrak.

Buku antologi puisi milik Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Perahu Kertas” ini pertama kali diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1983 dengan jumlah halaman setebal 85 halaman. Buku antologi puisi ini dibuka oleh judul puisi Telinga. Pada puisi Telinga membahas mengenai refleksi diri yang terus menerus untuk tetap mendengarkan diri sendiri apa yang telah dikatakan. Hal ini terbukti dengan frasa “Masuklah ke telingaku” dan Gila! Hanya agar bisa menafsirkan sebaik-baiknya apapun yang dibisikannya. 

Puisi Telinga tidak memiliki rima di dalamnya. Hanya saja gaya bahasa yang digunakan repetisi dari beberapa frasa yang telah terdapat di bait pertama. Namun, tidak hanya itu, telah ditemukan pula diksi-diksi yang penuh makna dengan keindahan walaupun cukup bermakna satire di dalamnya. Puisi Telinga seolah-olah menyuruh untuk para manusia merefleksikan diri atas apa yang diucapkannya. Agar tetap apa yang dirasakan manusia tak luput dari mengulang kesalahan yang pernah diperbuat.

Kemudian ada puisi yang selanjutnya. Isi puisinya lumayan banyak dari puisi-puisi sebelumnya pada buku kumpulan puisi Perahu Kertas. Puisi "Air Selokan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menarik dan penuh makna. Puisi ini menggambarkan gambaran tentang air selokan yang sering dianggap kotor dan tercemar, namun penulis berhasil menghadirkan perspektif berbeda yang mengeksplorasi keindahan yang tersembunyi di balik kekotoran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun