Mohon tunggu...
Arief Budiman
Arief Budiman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Managing Director PT. Petakumpet Creative Network

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sang Maha Menepati Janji

14 September 2011   06:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba bayangin. Jika kita masuk CPNS - dalam kasus ini lowongannya adalah guru - dan lewat jalan tidak halal karena menyuap, rejeki yang masuk tiap bulan sebagai gaji kita kan gak halal, gak bersih. Bibitnya aja sudah gak bersih (suap). Lalu keluarga akan diberi makan dari rejeki itu, anak-anak akan dipelihara dan dibesarkan dengan harta haram dan ketidakjujuran. Jika ia jadi guru, Untuk menegur murid yang menyontek saja, sudah tidak layak. Mana bisa dia bilang ke murid-muridnya untuk menjadi generasi masa depan yang mulia. Dia jadi guru aja daftarnya dengan menyuap.

Keluarga yang rejekinya tidak bersih tidak akan diberikan Allah ketentraman, ketenangan, kebahagiaan. Bener bahwa dia akan bisa kredit rumah, kredit mobil dan jadi kaya. Tapi jika ketentraman tak ada di rumah itu: buat apa? Kalo Allah mau, rumah semahal apapun takkan bisa dinikmati penghuninya. Dengan cara mengusirnya dari rumah sendiri: harus mondok di rumah sakit karena serangan jantung, dipenjara karena korupsi atau sembunyi di goa-goa jadi buronan polisi.

Dan waktupun berlalu. Tak ada komunikasi lagi setelah itu.

Dan sekitar dua minggu setelah pengumuman ketidaklulusan itu, hp saya berdering, sebuah suara di ujung telpon dari adik saya menyapa,"Mas, lagi di Jogja atau di Jakarta? Aku mau minta tolong nih, boleh ngrepotin dicariin laptop gak ya. Suamiku butuh nih buat nulis-nulis, soale komputer satunya lagi agak ngadat."

Saya jawab,"Laptop yang gimana kira-kira?"

Adik saya,"Yang bagus lah, sekitar 5-6 jutaan gitu.."

Saya,"Tumben, biasanya suka cari yang murah. Lagi banyak duit?"

Adik saya,"Alhamdulillah kemarin suamiku dapat rejeki dari saudaranya. Namanya tertulis di daftar waris Pakdenya dan suamiku mendapat bagiannya."

Saya,"Alhamdulillah..."

Adik saya,"70 juta rupiah, Mas.."

Subhanallah!” keterkejutan saya beriring dengan syukur yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun