sendu bukan kepunyaan sang takdir
betapapun hati remuk pada kesunyian
tak jua takdir berpaling ramah
dibiarkan sebagai penantian saja belaka...
---
kosong mengharu birukan kenestapaan
senja tampakkan muramnya merasai getir
rindu biarlah menjadi milik hati yang lara
karena takdir berkata-kata dalam bahasa berbeda
---
seumpamakan bahasa dalam diam
hanya rasa bergayung sambut untuk memahami
namun sebatas tepian deburan pantai...
kadang menepi.... namun terhempas berkali-kali
---
aku titipkan pada gelombang yang mampir
sekejap saja hampiri... lalu menjauh dan berganti
desiran sindiran angin merenggut asa
hanya bisa berharap... takdir tersenyum merengkuh
entah kapan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H