Helai demi helainya dipisah
Disisir dengan tangan lima jari
Berombak, ikal, atau lurus
Dikuncir, dibiarkan tergerai
Atau digulung?
Semaumu saja
Asal jangan diganti warnanya ya
Jika aku boleh meminta
Biarkan saja hitam sealami itu
Biar aku tidak lupa siapa kamu
Dan mata yg telah menyatu
Dengan tatapku dan inginku
Jeratmu oleh helai rambutmu
Yang dipenuhi doa doa panjang
Sepanjang sepinggangmu
Satu per satu tak mampu ku hitung
Sebab, rambutmu pun juga tebal
Ku cinta kau dan bentukan alismu
Ini sudah pas, tidak mau aku tukar
Bahkan untuk doa doa jari jemari
Yang terlipat, dilipat atau...
Kening yang menyentuh lantai
Aku lebih pilih doa doa
Yang berasal dari helai kibas rambutmu
Rasanya itu menyentuh dan melayang
Hingga ke tempat bidadari tinggal tunggal
Dan ku kira, mereka senang berayun diujungnya
Ketika kau menari, melompat,
Rambut rambutmu ikut menari
Dalam rangkaian ritual doamu
Merebut harap atas ingin ini
Tak peduli seberapa lama
Waktu kita untuk menyatu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H