Mohon tunggu...
Mimi
Mimi Mohon Tunggu... Buruh - Nothing

M.I.L.S.B

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rambut-rambut Doa

21 Agustus 2020   01:07 Diperbarui: 21 Agustus 2020   01:10 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Helai demi helainya dipisah

Disisir dengan tangan lima jari

Berombak, ikal, atau lurus

Dikuncir, dibiarkan tergerai

Atau digulung?

Semaumu saja

Asal jangan diganti warnanya ya

Jika aku boleh meminta

Biarkan saja hitam sealami itu

Biar aku tidak lupa siapa kamu

Dan mata yg telah menyatu

Dengan tatapku dan inginku

Jeratmu oleh helai rambutmu

Yang dipenuhi doa doa panjang

Sepanjang sepinggangmu

Satu per satu tak mampu ku hitung

Sebab, rambutmu pun juga tebal

Ku cinta kau dan bentukan alismu

Ini sudah pas, tidak mau aku tukar

Bahkan untuk doa doa jari jemari

Yang terlipat, dilipat atau...

Kening yang menyentuh lantai

Aku lebih pilih doa doa

Yang berasal dari helai kibas rambutmu

Rasanya itu menyentuh dan melayang

Hingga ke tempat bidadari tinggal tunggal

Dan ku kira, mereka senang berayun diujungnya

Ketika kau menari, melompat,

Rambut rambutmu ikut menari

Dalam rangkaian ritual doamu

Merebut harap atas ingin ini

Tak peduli seberapa lama

Waktu kita untuk menyatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun