Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kekerasan, Pembunuhan, Pertempuran dan Perang [Polhankam – 09]

8 Juni 2011   05:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:44 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

War and Peace – Perang dan Peperangan. Bagaimana caranya ?  Bunuh, Lumpuhkan, Tawan dan Taklukan.  Dalam teks tentang Perang dan Peperangan dulu dikategorikan dua saja --- sebagai Seni (Art) atau Pengetahuan (Knowledge)

 

Perang kok tergolong Seni sih ? Memang ya --- karena dulunya Perang adalah daya kreatif yang menciptakan Rasa yang memuaskan --- Rasa aman. Mungkin karena dimulai dengan adanya unsur Cipta, Rasa dan Karsa --- sebuah persiapan, penciptaan dan Lakon pertarungan yang dibumbui dengan --- peralatan yang menyeni dan mantera yang menyeni dan “korban yang juga menyeni.

 

Ahli-ahli Siasat Perang dilahirkan dari Seni Berperang --- sejak Kepala-kepala Suku Indian, Sun Tzu, Napoleon, Nikolo Machiavelli, Clauwitz sampai Obohorok Kepala Suku di Papua --- jangankan perang, urusan pengelolaan sumber-sumber saja --- yang mengandalkan Sumber Daya Manusia yang terorganisir pun, selain tergolong Scientific ada yang menggolongkan Art ( alias Seni). Management !

 

Banyak orang Umum, orang Awam, orang Nyaman, orang Arrivee --- Ih, takut sekali membicarakan pertempuran dan peperangan.  Walaupun ia setiap kali, setiap hari setiap Berita --- isinya kekerasan, kericuhan, demonstrasi non damai, penggusuran, penembakan, pertempuran dan ………….dari pertempuran demi pertempuran akan masuk pada kategori Perang !

 

Pertempuran antara Gang Narkotik dengan Polisi, antara Teroris dengan Polisi --- operasi militer --- pengejaran Densus 88 naik gunung turun gunung, masuk hutan keluar hutan --- Pasukan Brimob mengejar penembak polisi ---- ada pula Satuan TNI mengejar Perompak Somalia.

Itu semuanya mempunyai unsur peperangan.  Pertarungan Konflik, hegemoni kekuatan, permusuhan, atau menegkkan hukum.

 

Memang itu berita yang menarik bagi manusia, produser --- karena informasi itu sangat bermanfaat bagi Meningkatkan Kesadaran dan Pencerahan sebagai Manusia --- apalagi setelah Bumi dan Manusia menjadi satu dalam proses Budaya Globalisasi.

 

Pertempuran di Darfur Sudan --- ada artinya bagi konsumen informasi di Indonesia --- Pertempuran di Tunisia, di Mesir, di Yaman, di Suriah atau pun di Libya --- sangat penting bagi Rakyat dan Pemerintah Indonesia.  Karena kejadian seperti itu bisa terjadi juga di Indonesia.  Kapan dan Mengapa ?

 

Kok bisa ?  Apa  alasannya ?    Makanya perhatikan pertempuran di seluruh dunia --- karena model seperti itu bisa terjadi di Indonesia !

 

Mengapa ?  Karena di dalam tubuh Bangsa Indonesia ada unsur bibit pertikaian, pertempuran dan bisa, menjadi Peperangan :

  1. Di sini ada bibit Konflik --- di Dalam Negeri maupun Kekuatan dari Luar Negeri
  2. Ada unsur Kekerasan --- pengembangan dan pembangunan keseimbangan kekuatan.  Dendam dan ketidak kepuasan. Kecemburan Sosial dan latarbelakang Sejarah dan Ide yang akan menjadi kontra-ideologi.
  3. Rasa permusuhan --- hostile feeling.  Ingat bagaimana kekuatan politik yang akan memperalat Presiden Soekarno --- kebencian dari gelaggang Asian Games dipelentir menjadi “Permusuhan terhadap Sondhi --- tokoh Asian Games dibidang Bulu Tangkis (bandingkan kekuatan poltik yang bermain di kasus PSSI yang mahal, tetapi miskin prestasi saat ini --- Rakyat Indonesia  teperangah, Kongres bisa berkali-kali dengan hasil Nol).  Dari Peristiwa Sondhi --- dengan instrument Kekuatan Asia Afrika, Non Blok, Lantas Conefo --- sampailah dari Kemenangan Trikora ke Dwikora. Menuju Perang Indonesia lawan Malaysia plus SEATO dan ANZUS.
  4. Baik Konflik, Pertempuran, sampai Perang --- membutuhkan Dasar Hukum --- Amerika Serikat dan Barat (Eropa) menggunakan dasar hukum : Resolusi PBB untuk menghalalkan penyerangan ke Bosnia, Irak, Afghanistan, dan kini ke Libya,  

 

Di Indonesia ada ke-4 unsur itu ?  ‘Kan kita dalam satu Negara yang Merdeka dan ber-Daulat.

 

Ya, Indonesia memang Negara Merdeka dan Berdaulat tetapi apabila Ideologi pengikat Persatuan dan Kesatuan tidak diwujudkan --- mau bilang apa ?

Uni Sovyet yang kuat segalanya --- begitu Ideologinya tidak applicable --- Byar berkeping-keping.

Yugoslavia kurang apa --- Negara yang Rakyatnya senasib dan sepenanggungan sebelum dan sesudah Perang Dunia II --- bisa tercerai berai.  Masing-masing Merdeka.  Itu dibuat Balkanisasi !

 

Alasan Rakyat Timor Timur memutuskan untuk ber-integrasi dengan Indonesia itu sudah mantap --- persis sebagaimana Rakyat Indonesia membangkitkan nasionalisme sejak 1908 sampai Proklamasi 17 Agustus 1945.  Tetapi………….

 

Tetapi karena Indonesia tidak cerdas mengelola Konflik, Kekerasan demi Kekerasan, pertempuran --- Perang itu dimenangkan Fretilin dan Portugis secara militer dan diplomasi .  Indonesia mlongo seperti tidak ada kerugian apa pun.

 

Jelas rugi !  

Bagaimana dengan TimorLeste, Australia (yang telah menyatakan --- bisa melakukan Pre-emptive Strike terhadap Indonesia, kalau unsur (4) Hukum bisa diadakan --- terutama masalah terorisme.  Ih bisa aja !

Indonesia punya potensi untuk bertikai dan berperang dengan Papua Nugini, Malaysia, Australia, bahkan --- dengan Cina atau India, juga Amerika Serikat.

 

Lawan Sadam Hussien dibina dari dalam-- di Afghanistan, lawan Taliban dibangun dari Koalisi Utara dan Orang dalam Pembuangan --- bahkan apa yang terjadi saat ini di Timur Tengah --- sangat bisa dilakukan di Indonesia .  Ingat ada bibit konflik yang diusung Kaum Separatis , umpamanya.

 

Karena ke-4 unsur itu bisa diciptakan --- bisa direkayasa melalui Operasi Intelijen, Kolone ke-V, Konflik Kepentingan Ekonomi dan Bisnis (apalagi kalau sudah masuk kepentingan itu di dalam Kontrak dan Undang-undang legal --- itu soal gampang Cak !)

Ada perang Cyber yang bisa melumpuhkan seluruh system di dalam suatu Negara --- bagaimana melawan dan menangkalnya kalau Indonesia dalam kapasitas Pecundang ? Indonesia bisa kacau, terciptalah unsur-unsur perang itu. (Bandingkan perang Cyber AS lawan Cina saat ini --- benar-benar masalah  Kedaulatan yang berbicara)

 

Penangkalnya bagi Indonesia : Ideologi Persatuan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika --- dengan  aplikasi-nya Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Laksanakan Undang-undang Dasar 1945 Amendemen dengan konsekwen.

Kok gampang ?

 

“Di sanalah aku bediri --- Jadi Pandu Ibu-ku !"

[caption id="attachment_112994" align="aligncenter" width="300" caption="Perdamaian itu hanya Intemezzo --- Jangan Lengah, Perkuat IPOLEKSOSBUD HANKAM !"][/caption]

 *) Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun