“ Ya Allah……..ya Rabbi tolonglah si Raabuuuun, “ Mak Maryam menangis menjerit-jerit memeluki badan Mak Casbandi yang pingsan dibaruti dengan minyak angin --- satu tangan kirinya menyeka-nyeka kening sahabatnya ………..dan satu tangan lagi memegang erat seplastik pembagian sembako ; satu kilo beras, setengah kilo gula pasir, dengan dua bungkus mie instant.
Mak Rabun digotong ke beca sukarelawan--- nafasnya tinggal satu dua…………mereka menuju Puskesmas Jagasatru.Mak Maryam terus kumat-kamit membaca doa sambil memeluk sahabatnya itu. “ aku akan membagi dua rejeki hari ini …………bisa enggak ya si Rabun turut lagi mengantri di empat tempat ……….ke Tangkil, ke kampus, ke rumah Ayib dan ke ‘Graksan…………..wah parah si Rabun mungkin tidak bisa lagi bergulet…………” di dalam hati Mak Maryam berkata-kata, meneteskan airmatanya memandang masa depan pergulatan hidupnya. “ Bun --- kita bagi dua rejeki hari ini ya bun………….”
Dikeluarkannya uang sepuluh ribuan merah ungu dari rongga teteknya.Kedua makhluk lemah dan miskin itu tersenyum menyukuri rejeki hari itu…………..