Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesadaran Nasional (17) Hai Pemuda - Copycat Penyair Chairil Anwar!

12 Juli 2010   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:56 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemeriahan apa pun telah banyak berlangsung di dalam Negara ini --- baik berasal dari Kemenangan partai politik, demokratisasi, ribut-ribut Bank Century dan Mafia ini-itu, dan baru saja .............olah raga internasional, mau pun event yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan.  Meriah !

Gambaran kemiskinan, pengangguran hanya selintas seperti slide dalam hitungan detik, video klip  tidak mau mengungkapkan kepahlawan dan kemenangan Nasionalisme.  Berita bercerita gambaran kebodohan dan kepicikan anak-anak muda mengamuk, menghancurkan aset publik yang tersedia minim. Anak-anak muda berkerumun di gudang gula dan duit --- untuk mencontoh para koruptor, para birokrat yang bisa kaya dalam Budaya Koruptif. Dalam Organisasi Manajerial yang lemah. Menghamburkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara net --- sebahagian besar menjadi bancakan mereka pula.

KRAWANG - BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang - Bekasi

tidak bisa berteriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan berdegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa

Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4 - 5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami.

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

menjaga Bung Hatta

menjaga Bung Sjahrir

kami sekarang mayat

Berilah kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Krawang - Bekasi

(1948 - karya Chairil Anwar)

Hai Pemuda Indonesia baca, dan hayati tiap baris kalimat Chairil Anwar --- kamu akan menangisi apa yang telah Indonesia capai dalam 65 tahun Kemerdekaan Repbulik Indonesia ini.

Hampa menjelang 100 tahun kemerdekaan ini --- kalau kamu tidak juga sadar (baca kembali setiap baris Puisi di atas) --- pahit getir melihat gambaran suram Pulau-pulau, Hutan-hutan, Pantai-pantai, Tanah-Air nenek moyang Orang Indonesia. Lihatlah anak-anak tidak bisa bersuara, lihatlah di sudut kotamu --- banyak orang rombengan mengais remah-remah kemerdekaan.

Indonesia saat ini tidak mempunyai pemuda yang bersemangat seperti Chairil Anwar. Semangat Proklamasi, Semangat Kemerdekaan, Semangat Amanat Penderitaan Rakyat, Semangat Hari depan untuk hidup bersama.  Hidup bersama yang adil, yang makmur. Ini Republik Indonesia. Bung !

Res Publika !  Merdeka ! ( Mengenang dan menyambut Hari Lahir Penyair Angkatan 45 --- Chairil Anwar, 26 Juli 1922 --- dan menjelang 100 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia)

Diulangi.  Baca dan hayati setiap baris Puisi  Krawang - Bekasi karya Chairil Anwar diatas.  Pemuda, kamu masih Daging dan Tulang, Jiwa dan Roh Kemerdekaan --- Bergeraklah menuju tahun 2045 bukan hanya 2014. Bersiaplah Bung !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun