Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Percakapan Bernas (09) Mahathir Mohammad Pendekar yang Handal Menghadang Krisis Asia 1997

19 Juni 2010   14:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malaysia selamat dari Gelombang krisis yang melanda Asia 1997 --- tanpa meminta dukungan apa pun dari IMF atau kekuatan Asing mana pun. bahkan ia terang-terangan mengatakan bahwa krisis yang dimulai di Thailand itu adalah permainan si Raja Investasi George Soros --- banyak desakan dan anjuran agar Malaysia meminta bantuan kepada IMF dan kekuatan finansial Asing.  Sebagai Perdana Menteri Malaysia ia tidak menggubris pancingan seperti itu --- bahkan olok-olok para kaki tangan asing melalui analisis dan pendapat, dengan kedok Pengamat Ekonomi atau Tenaga Ahli Ekonomi Barat --- tidak digubris olehnya.

Ia tetap konsisten berpendapat bahwa kekuatan asing jangan mencampuri urusan dalam negerinya. Ia tetap menolak kekuatan asing turut membenahi kekalutan krisis itu --- yang telah dengan gencarnya mengobrak-abrik ekonomi negeri-negeri Asia --- termasuk Korea Selatan dan Indonesia.

"Ketika itu Malaysia langsung mematok kurs Ringgit Malaysia terhadap US Dollar --- Ringgit tidak terombang-ambing dengan gejolak moneter yang hebat itu --- Ringgit dengan tenang menantang arus krisis moneter Asia itu. Mahathir Mohammad menolak tawaran IMF --- dan nyatanya pengaruh jelek krisis moneter itu relatif ringan saja di Malaysia. Perekonomian Malaysia segera terhindar dari krisis itu"

Itulah penjelasan Cik Yung kepada tamu-tamunya yang sudah datang --- mereka kumpul-kumpul untuk mendorong dan memberi ide agar Mahasiswa, Pemuda kampung dan Pelajar, menyelenggarakan apa seminar , atau simposium, entah Lokakarya atau Diskusi --- pokoknya meneyelenggarakan sesuatu untuk menilai para Tokoh Nasional Indonesia sejak Kebangkitan Nasional hingga ajang pemimpin masa kini. Istilahnya Pemimpin Kontemporer.

Banyak juga tamunya yang mengolok-olok istilah "Ajang Pemimpin" dan Pemimpin Kontemporer --- habis banyak di antara anak muda yang hadir --- adalah pemimpin ranting ormas bahkan orpol --- mereka terbahak-bahak saling memperbincangkan beberapa nama pemimpin masa kini.

"Boss, mana nyambung pemikiran kelas masa kini dengan kebesaran ide atau ideologi para organisatoris Budi Utomo, yang didirikan 20 Mei 1908 itu --- para dokter itu kaum terpelajar, yang menjadi sponsor organisasi itu. Orang terpelajar kita lahir lebih belakangan dibanding orang Philipina atau India --- tetapi mereka membawa ideologi nasionalisme, dan cukup 20 tahun kemudian lahir lagi pemimpin-pemimpin yang mengusung ide --- umur mereka masih muda-muda " Wah lagak juga itu pemuda yang berjenggot dan masih menenteng sajadah, rupanya dari mesjid langsung ke rumah Cik Yung.  Pemuda itu bagus, ganteng, berjenggot dan berkopluk haji. Namanya Bagus Anshori.

"Pemimpin yang sekarang bagaimana rupanya," tanya si Bistok Ketua Karang Taruna kampung itu.

"Enggak nyambung, jangankan idenya --- ideologinya pun enggak nyambung". Disambut si Bagus sambil membalikkan jempol tangan-nya.  Semua hadirin yang mulai memenuhi ruang tengah rumah --- tertawa terbahak-bahak menertawakan (model pemimpin-pemimpin sekarang).

Kemudian pak Suratno Ketua RW 06 membuka pertemuan dengan berbasa basi ---  mengutarakan bahwa pertemuan itu untuk membicarakan gagasan Cik Yung, bahwa dalam menyambut hari Kemerdekaan 17 Agustus 2010 ini, pemuda kampung agar membuat aksi yang lebih intelektuil --- jangan acara panjat pinang dan menyergap bebek saja, seperti tahun-tahun lalu. karena Indonesia sudah kehilangan momen emas dan roh untuk mencapai cita-cita proklamasi. Orang kampung memang sangat menghormati dan menyayangi Cik Yung --- sisa Angkatan 45 yang masih hidup.

Setelah memberi salam dan mengutarakan latar belakang mengapa pemuda kampung harus tampil beda --- Cik Yung menambahkan :

"Organisasi modern Budi Utomo itu antara lain karena --- kecerdasan para pemimpin masa itu menarik kesimpulan terhadap latar belakang dan suasana batin bangsa kita yang terjajah --- dan fakta, mereka melihat Perang Jepang melawan Rusia, dimenangkan Jepang pada tahun1905. Juga kemenangan Gerakan Turki Muda untuk perbaikan nasib bangsanya --- yang puncaknya timbulnya Revolusi tahun1908 di Turki............... gerakan pemimpin India dalam bentuk non-koperasi, swadeshi dan pembangkangan ........... semua faktor perkembangan di luar negeri dan pertumbuhan di dalam negeri dipelajari dan diolah secara konsisten. Itu namanya manusia cerdas yang bercita-cita. Ya Pemimpin cerdas, yang pintar membuat dan memperjuangkan konsep nasional. Terutama dalam masa damai begini --- pemimpin harus cerdas dalam menghadiri forum-forum internasional. Bawa konsep naslonal --- jangan jadi Pak Turut !"  Cik Yung makin berapi-api, ia mengitari pandangannya ke segala arah dan sudut.

"Kita harus angkat topi kepada dokter Wahidin Sudirohusodo dan dokter Sutomo --- beberapa bulan kemudian, tanggal 5 Oktober 1908 Budi Utomo menyelenggarakan Kongresnya yang pertama di Yogyakarta --- apa yang mereka hasilkan ? Konsisten sesuai dengan ideologi anti ekonomi kolonial --- mereka meletakkan ide kekuatan ekonomi kerakyatan. Apa ? memajukan pengajaran, pertanian (karena sebagian besar penduduk Nusantra menyandarkan hidup pada  pertanian --- juga menjadi buruh-kuli kontrak di perkebunan - onderneming Asing, peternakan, dagang ( ini juga disadari di masa itu, kalau orang Indonesia memperkuat perdagangan niscaya jalur distribusi bisa dikuasai di kemudian hari) --- apalagi yang akan dimajukan kongres Budi Utomo ...........memajukan kesenian dan Ilmu.  Itu pemimpin cerdas, memajukan ilmu berarti memajukan Budaya Bangsa --- Budaya adalah rohnya Bangsa."

"Budi Utomo adalah pemicu Nasionalisme Indonesia --- kemudian pemimpin-pemimpin yang cerdas berikutnya mendirikan partai dan organisasi dengan azas kebangsaan yang lebih luas ke semua suku dan pulau-pulau di nusantara. Nasionalisme dan kekuatan Ekonomi Kerakyatan pun mulai digerakkan oleh Sarikat Islam dan kemudian Muhammadiyah segala.......Islam mulai menghimpun kekuatan nasionalisme antar suku, antar pulau, antar kawasan dan puak --- terutama puak suku Melayu yang bertebar di seluruh pantai Nusantara dan Asia Tenggara, bahkan persaudaraan seluruh dunia --- melalui perhimpunan ibadah haji. Organisasi kedaerahan dan organisasi kedaerahan pemuda yang ada, secara konsisten bergerak menuju satu cita-cita Indonesia Merdeka. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia menerbitkan majalah "Indonesia Merdeka" ...........wadhuuuuh (Cik Yung menggeleng-gelengkan kepala)...... Perhimpunan Indonesia itu adanya di Nederland ........... itu anak-anak muda --- ya mahasiswalah (jangan seperti sekarang mahasiswa menghantam mahasiswa, mahasiswa menghancurkan kampusnya, menghancurkan laboratorium, menghancurkan ruang kuliah membakar bangunan ..........itu perbuatan gila, gila-gila-an .............itukan dibiayai dari APBN ..........kok dihancurkan..........kalau mau melampiaskan kemarahan, karena Kolonialis sudah tak nampak di Indonesia ............hancurkanlah bibit, ideologi atau kebijakan yang bersifat kolonialisme. jangan aset nasional yang dihancurkan......... itu konyooool," tampak Cik  Yung menunjukkan kemarahannya melihat 'kemampuan menghancurkan' pemuda mahasiswa jaman sekarang."

"Cik itu kesalahan siapa pak ........... pemimpin yang menyelenggarakan negara ini pak'" ada yang menginterupsi, tampaknya model mahasiswa --- masih muda dan berkaca mata.

"Namamu siapa ?"

"Parlan Sentono pak.  Mahasiswa Ekonomi"  Cik Yung mengangguk-angguk.

"Ya, itu produk pemimpin, produk pimpinan --- produk dari leader dan leadership !"

"Pak sekarang tidak ada pemimpin yang bisa diteladani, jadi panutan pak --- sikap mereka "kami main di kalangan kami, kamu pemuda mainlah sendiri' --- jadi tenaga, power pemuda masa kini berkompensasi, dan tersalurkan ke ledakan emosional --- bukan otak pak " begitu pula ada gadis berjilbab dekat pintu menyambung.

Cik yung melanjutkan latar belakang gagasannya --- ia menunjukkan betapa pemuda mahasiswa, pemimpin 1908 - 1928 kemudian dalam tempo 17 tahun saja --- dapat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak Sumpah Pemuda.

"Mengapa setelah Indonesia Merdeka 65 tahun --- kita belum bisa mengikis habis struktur perekonomian kolonialistis --- dan menegakkan Ekonomi Kerakyatan --- Demokrasi Ekonomi sebagaimana amanat Undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, sebagai hasil gerakan reformasi 1998. Mengapa ?  Seminarkan kalianlah, diskusikanlah........Wassalmualikum".

"O ya sebelum aku lupa ..........isi Majalah Indonesia Merdeka terbitan mahasiswa di Nederland itulah yang memicu pemimpin pemuda Indonesia ......... seperti Muhammad Tabrani, Sumarto, Suwarso, Bahder Johan, Jamaludin, Sarbaini, Yan Toule Soulehuwiy, Paul Pinontoan, Hamami , dan Sanusi Pane --- menggagas Muktamar Pemuda , yang kemudian menjadi Kongres Pemuda Indonesia pertama. Mereka-lah yang menjadi panitia kongres itu.........."

Malam itu mereka berhasil menunjuk beberapa pemuda dan pemudi yang akan menyelenggarakan diskusi, dengan tema yang berbunyi (kira-kira) " Sosok Pemimpin Indonesia adalah mereka yang mampu mengemban amanat Konstitusi dan Sejarah Nasional"

"Cik lanjutkan cerita sukses Pak Mahathir tadi Cik" ada pula suara yang penasaran di pojok dekat akuarium. Cik Yung tersenyum.

"Di benakku ini masih tergambar jelas 'kebencianku memandang sikap Michel Camdessus ---utusan IMF, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, yang bersedakep memandang sinis Presiden Suharto menanda tangani Letter of Intent, apa ya ?  Mana itu pemimpin-pemimpin Orde Baru yang mengelilingi Pak Harto --- Mengapa mereka membiarkan Pak Harto tersudut dalam krisis itu --- siapa itu, ide siapa itu untuk mengucurkan BLBI, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia --- ide siapa itu. Kecerdasan siapa itu.  Ayo paparkanlah fakta sejarah itu !"

"Indonesia masuk ke dalam pusaran krisis --- dari krisis moneter ke krisis ekonomi, krisis politik dan .......... dengan bangga Indonesia memberi cap pada krisis itu.  Krisis Multi Dimensi --- tidak jelas lagi siapa yang berdosa ":

"Sebelum kalian pulang bubar ...........ini dia pendapat Cik Mahathir, sebagai pemimpin Asia ---  kepada negara-negara Asia dalam menghadapi Krisis Finansial  Amerika Serikat (yang konon mengancam semua negara secara global) ............Ini pesannya yang diucapkan di Jimbaran Bali tanggal 27 Nopember 2008 pada Top Executive Forum on Governance ..........' Mahathir mengingatkan negara-negara Asia dalam menghadapi krisis ini, jangan menggantungkan diri pada investasi dan pinjaman dana dari pihak Asing..........hanya negara-negara yang mengandalkan investasi dan bantuan fianansial asing yang sangat terpengaruh ..........Ia mengingatkan pula ' agar hati-hati pada konsep globalisasi dan perdagangan bebas' ............"  Cik Yung mengakhiri penjelasannya.

"Pak, mengerti enggak pemimpin Indonesia pada pesan peringatan dari Pak Mahathir itu !" entah siapa yang menyeletuk sambil pamit bersalaman dengan Cik Yung. Cik Yung hanya tersenyum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun