Class Meeting, Acara Bebas, Anak-anak bersorak-sorai : Bebas (setelah absen, mereka semua berkelompok macam-macam kegiatan dan rencana anak-anak itu). "Mama, enggak usah dijemput, aku akan berkunjung ke Kota Tua, acara bebas ma."  Itu salah satu suara anak sekolah yang kegirangan acara class meeting hari itu --- acara bebas. Anak-anak yang biasa dijemput pada memberi kabar orang tuanya, tetapi ada juga yang pulang sendiri-sendiri ke rumahnya.
Geng Mawar Berduri, terdiri dari delapan siswi --- mereka masih memakai seragam putih-putih, kini mereka di dalam bus-way. Menuju Dukuh Atas --- lantas pindah ke bis yang menuju Blok M-Kota. Meriah deh. Mereka berceloteh sesamanya, riuh sekali. Di antara mereka Rijs, gadis 16 tahun --- medio Agustus nanti genap 17 tahun. Mereka itu semuanya siswa kelas I SMU.
"Eh, nanti selain Museum Fatahillah, aku ingin melihat Museum Wayang "
"Jauh enggak ?"
"Dekat-dekat situ juga". Memang di masa remaja --- suasana selalu tampak meriah ---- tetapi jangan tanya ke-delapan anak itu, semuanya mereka ada masalah, apalagi setelah ada hasil survey yang mengatakan lebih 50 persen gadis sebaya mereka di SMP, sudah tidak perawan. survey itu mereka perbincangkan pekan-pekan yang lalu --- sehingga di antara gadis itu ada yang mengaku , ada pula mengelak dengan seksama membantah --- percaya tidak percaya, jadinya
Mula-mula mereka berdelapan serombongan, kemudian mulai terpecah berdasarkan keakraban dan minat. Ada sekelompok duduk-deuduk minum es krim, ada pula bergerombol bergabung dengan anak sekolah lain --- atau banyaklah remaja yang seusia mereka atau yang mirip-mirip kakak kelas-nya.
Rijske dan Malinda berdua menyebrang ke Museum Wayang. Di ruang sempit dekat lemari Wayang Golek. Bahu Rijske di tepuk seseorang. "Rijs " --- "Alan"  Langsung saja berangkulan erat. Malinda bengong sekejap, lantas ia menyadari, tentu dua remaja itu memang sudah kenal akrab, atau mungkin malah sudah pacaran. "Kenalkan " --- "Malinda" --- 'Alan"  Kemudian mereka bertiga masuk di Kantin di halaman Museum. Cerita ngalor ngidul --- dari pandangan mata yang sering saling beradu, Malinda menyadari bahwa dua sejoli ini sudah akrab.
"Rijs, gue mau mencari teman-teman lain, mereka pada di mana"Â Rijske mengangguk
"Jadi Papa kamu masih melanjutkan kemarahannya ?
"Lama juga kemarahannya, tetapi mama membela gue ---Setelah malam itu lu digebugi dan gue dihajar habis-habisan sama papa --- ditendang, digampar, malah pipi sempat bengkak ditonjok."
"Papa lu kejam banget, deh !"