Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonominet (01) Komentar Ekonomi Indonesia di Internet Akhir 2009 dan Indikasi Saat Ini

16 Mei 2010   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:11 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

muhammad wislan arif

24 Desember 2009 | 08:47

Syukur kita semua tambah dapat pencerahan (dengan saling menanggapi).
Saat ini minyak harganya naik lagi-dollar telah mulai meninggalkan Indonesia. Emas juga prospektif rada turun. Commodity industri mudah-mudahan saja tetap prospektif bagi Indonesia. Kalau tidak kurs rupiah bisa memble lagi-main bunga lagi ya ?
Sekitar Oktober 2008 saya hanya komentar. Bahwa Bankir Indonesia tidak inovatif-mereka hanya mainkan "interest based income" -dan memalukan lagi fee administrasi pun di jadikan seperti "basic income", menghancurkan nasabah kecil-kedua trick itu terutama oleh Bank BUMN, se-olah-olah misi mereka tak sejalan dengan kebutuhan perekonomian yang memerlukan "modal kerja dan pertumbuhan investasi". Yang hebatnya Negara ini--di Negeri lain Bonus dan Tantiem Keuntungan 2008 tidak diberikan kepada Direksi, itu kebijakan anti krisis-Negara Indonesia tidak membuat kebijakan itu dalam menghadapi krisis 2008, agar mereka turut "rasakan ancaman krisis" . Barangkali memang ancaman tidak seserius itu-- atau mungkin alasannya untuk menjaga daya beli "High Income Group". Lucu ! Old Soldier never Die-capek , ngaso sebentar. Waspada lagi ! Maaf dan terima kasih kepada semua kawan-kawan yang "Mau Berpikir". Lanjutkan !

muhammad wislan arif

26 Januari 2010 10:17

Bung Bochri Rachman !
Jelas uang/dana di Lembaga Penjaminan Simpanan adalah Uang Negara :
1. Modal awal-nya adalah uang negara
2. Pemungutan Premi dari Para Bank-bank didasarkan pada Undang-undang -maka pengeluaran-nya pun berdasarkan Undang-undang (yang berlaku). Penyimpangan pengeluaran adalah melanggar Hukum. Pungutan Tanpa Undang-undang namanya Pungutan Liar-Pengeluaran tanpa Hak berdasarkan Undang-Undang namanya Korupsi.
Siapa saja yang terlibat pada "KEBIJAKAN" pengeluaran tak syah dana/uang LPS--adalah
Tindakan Melanggar Hukum.
Hanya Pokrol Bambu yang ingin men-Sabotase DPR yang akan melaksanakan tugas Konstitusinya di buat ricuh-kacau-berkelakuan aneh - tidak santun. Maksud-nya supaya rakyat menjadi bingung-dengan tabir asap itu mereka mau melanggengkan kekuasaan.
Selamatkan NKRI dengan tindakan Reformis. Tegakkan hukum !
"Raja Adil Raja disembah-Raja Lalim raja disanggah !" -Hang Jebat, Pahlawan Melayu.
Hebat !

Karena isu Perekonomian tampaknya akan tambah seru di khazanah Kompasiana, apalagi setelah masa Krisis Finansial Amerika Serikat, yang dapat dilewati oleh negara-negara Asia Timur, Asean, dan India --- kini mulai memasuki fase kejutan krisis perekonomian Yunani dan beberapa negara Eropa, ada indikasi akan mengalami hal serupa --- kalau bail-out IMF kepada Yunani tidak segera berhasil.

Komentar-komentar di atas akan menjadi inspirasi untuk membaca dan menulis perkembangan Krisis di Eropa. Ayo Indonesia bersiaplah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun