Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mini Cerpen (21) Stroke dan Proses Cinta

8 Maret 2010   19:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:32 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trend ini disiapkan Amanda dengan buku baru --- sehingga balasan kata-kata mutiara Rein selalu ia ganti dengan kata-kata mutiara dari buku baru, yang ia hafal atau disadurnya untuk Handoko.

Sudah timingnya menjawab call dari nomor Reinhart.

Ketiga manusia itu tambah riang gembira dengan permainan kata-kata mutiara.

Rein sudah tahu kalau Handoko sedang mengalami kelemahan - sedang Handoko sendiri merasa riang di sela-sela sisa getaran emosinya --- sepertinya ia bertambah menghayati dongeng bibir Amanda dan mimik yang samar-samar dibacanya, di wajah Amanda ada ke ceriaan, ada keikhlasan cinta, mengurus dirinya..

Kepala Handoko seperti agak tegak kembali --- walaupun penglihatannya makin kabur, tetapi nafasnya seperti lebih teratur. Ia selalu berusaha mengingat letak-letak pot bunga dan bonsainya. Kaki kirinya masih sering terjulur. Walaupun bibir bawahnya turun, dan illernya ngences. Tetapi matanya agak bersinar pupilnya.

Ilernya tidak masalah, ada suster yang rajin merawatnya. Dan istrinya selalu mengawasi pelayanan itu. Ada pula acara membaca kata-kata mutiara yang selalu membuat ia ceria.

Amanda tambah berwajah ceria, memang pada dasarnya ia wanita cantik. Ia mempunyai alasan untuk meminta ijin suaminya ke salon - bahkan ke perawatan kecantikan yang memakan waktu dan biaya, bahagian dari pada hidupnya, sejak dulu Sekarang ia ulangi acara itu.

Ia riang dan gembira.

Handoko terkadang sayup-sayup mendengar suara orang tertawa --- ia seperti kenal vibrasinya, tetapi mungkin juga hanya halusinasi. Ia tetap terkulai.

Adakalanya ia mencium semerbak kehadiran istrinya --- ia kenal harum parfum itu.

Ia hanya seperti mau tersenyum tetapi sudut bibir itu telah memble.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun