Mohon tunggu...
Sigith Prabowo
Sigith Prabowo Mohon Tunggu... -

i'm the master of my fate, and i'm the captain of my life [Nelson Mandela]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Masih] Dunia Balchen #episode1

24 Mei 2011   12:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"ya sudahlah....siapa takut??" jawab jenni sok berani

"kalau begitu, apakah anda sudah yakin untuk melakukan uji nyali malam ini?" tanya dukun bambank kepada jenni

"saya yakin siap" jawab jenni singkat

"oke,sebelumnya saya mau bertanya tentang motivasi anda ikut acara ini?" tanya dukun bambank

"ya isenk-isenk berhadiah aja. sekalian pengen membuktikan omongan orang-orang yang bilang rumah ini angker. padahal yo serem sih..." jawab jenni

"jika anda sudah siap, mari kita lanjutkan acara ini. nantinya anda akan duduk di ruang tengah dengan bertemankan sebuah lilin yg menjadi penerangan satu-satunya. maklum, rumah kosong, gak ada listriknya"

"setiap interaksi gaib yang anda rasakan harap menginformasikan pada kami dengan cara kirim sms dengan format : setan(spasi)hal yang dirasakan dan kirim ke nomer gugun" sambung dukun bambank lagi

"weh, iki malah metu modal melu acarane. ayo cepet dimulai. kelamaan" keluh jenni lagi.

uji nyali pun dimulai tepat pukul 8 malam, karena mereka amsih anak-anak jadinya biar gak kemalaman pulangnya. baru 5 menit berjalan tiba-tiba jenni lari terbirit-birit sampai jungkirbalik seperti dikejar setan. sambil berteriak-teriak. semua yang ada langsung kaget dan berlindung di belakang dukun bambank karena menduga jenni melihat sebuah penampakan seram di rumah itu.

"emaaaaaaakkkkkkkkk......!!!!" jenni berteriak-teriak sambil memanggil-manggil ketakutan.

sesampai di tempat dukun bambank dan para pandawa, dukun bambank bertanya pada jenni,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun