Mohon tunggu...
Muzakky
Muzakky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang penggemar teknologi dengan minat mendalam terhadap inovasi. Selalu tertarik mengikuti perkembangan terbaru di dunia teknologi, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak. Saya percaya bahwa teknologi adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengenalan Ekspresi Wajah, Menghadapi Tantangan di Dunia Nyata

7 September 2024   12:02 Diperbarui: 7 September 2024   12:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengenalan ekspresi wajah. (Sumber: Freepik/freepik)

Pengenalan Ekspresi Wajah: Menghadapi Tantangan di Dunia Nyata 

Dalam era di mana interaksi manusia-komputer semakin berkembang, pengenalan ekspresi wajah (Facial Expression Recognition atau FER) menjadi salah satu bidang yang krusial untuk meningkatkan pemahaman emosi manusia. Emosi adalah elemen penting dalam interaksi sosial, baik secara langsung maupun melalui teknologi. Namun, salah satu tantangan terbesar dalam FER adalah memastikan akurasi pengenalan dalam berbagai situasi, terutama ketika kondisi lingkungan tidak ideal.

Artikel yang ditulis oleh Jianzeng Chen dan Ningning Chen pada Journal of Information Processing Systems (2024) menyoroti masalah ini melalui pendekatan berbasis deep learning yang menggunakan jaringan saraf konvolusi (CNN). Dalam artikelnya, Chen dan Chen mengusulkan kerangka kerja yang inovatif dengan memanfaatkan VGGNet16 yang ditingkatkan, bersama dengan mekanisme perhatian terbalik (reverse attention) dan informasi kontekstual. Pendekatan ini dirancang untuk mengatasi kekurangan metode tradisional yang sering kali mengabaikan detail penting dalam ekspresi wajah.

Fakta bahwa 55% dari informasi yang disampaikan manusia berasal dari ekspresi wajah, seperti yang disampaikan oleh Chen dan Chen (2024), menekankan betapa pentingnya akurasi dalam pengenalan ekspresi wajah. Dengan akurasi sebesar 74,08% pada dataset FER2013 dan 98,66% pada dataset CK+, penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan. Terutama dalam konteks aplikasi nyata, seperti sistem pemantauan keamanan atau deteksi kelelahan pengemudi, kemampuan mengenali emosi dengan tepat bisa berdampak besar pada kesejahteraan dan keselamatan manusia. Teknologi ini tidak hanya relevan secara akademis, tetapi juga menawarkan solusi nyata untuk berbagai masalah dalam interaksi manusia-komputer.

***

Pendekatan yang diusulkan oleh Jianzeng Chen dan Ningning Chen dalam pengenalan ekspresi wajah merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan akurasi sistem pengenalan emosi berbasis komputer. Menggunakan VGGNet16 yang ditingkatkan sebagai jaringan tulang punggung, penelitian ini tidak hanya menyempurnakan ekstraksi fitur ekspresi wajah, tetapi juga memperkenalkan beberapa elemen inovatif. Salah satu elemen kunci adalah penggunaan modul perhatian saluran grup konvolusi (GCCA) yang membantu menyoroti area penting dari ekspresi wajah, mengurangi kebingungan antara emosi yang mirip seperti kesedihan dan ketakutan.

Dalam dunia nyata, kondisi pencahayaan, sudut wajah, atau bahkan ekspresi wajah yang setengah tertutup bisa mengaburkan hasil pengenalan. Dengan menggunakan mekanisme atensi terbalik, kerangka kerja ini memungkinkan jaringan belajar lebih mendalam tentang detail kecil pada gambar wajah, memberikan presisi yang lebih baik.

Keberhasilan ini terlihat jelas pada data eksperimen yang ditunjukkan oleh penulis. Pada dataset FER2013, yang diambil dari lingkungan tak terkendali seperti gambar dari internet, model ini mampu mencapai akurasi 74,08%. Ini adalah peningkatan signifikan dibandingkan metode lain yang hanya berhasil mencapai 58,72% (Mollahosseini et al., 2016).

Begitu pula, pada dataset CK+ yang merupakan dataset lebih terkendali, sistem ini mencapai akurasi yang luar biasa, yakni 98,66%. Ini membuktikan bahwa penggunaan modul GCCA dan mekanisme atensi terbalik bukan hanya sekadar teori, tetapi terbukti efektif dalam meningkatkan stabilitas dan akurasi pengenalan ekspresi wajah.

Di sisi lain, penerapan teknologi ini dalam dunia nyata dapat membuka peluang besar, terutama dalam aplikasi seperti deteksi kelelahan pada pengemudi atau monitoring emosi pasien di fasilitas medis. Dalam bidang keamanan, sistem ini dapat membantu deteksi dini perilaku mencurigakan dengan mengenali perubahan ekspresi wajah. Dengan tingkat akurasi yang begitu tinggi pada dataset CK+, aplikasi di lingkungan laboratorium atau situasi terkendali lainnya menjadi semakin nyata. Namun, tantangan tetap ada, khususnya dalam memastikan performa yang konsisten di lingkungan yang lebih bervariasi dan tidak terkendali, sebagaimana diwakili oleh hasil pada dataset FER2013 yang masih menunjukkan ruang untuk perbaikan.

Chen dan Chen juga menekankan pentingnya penggunaan fungsi kerugian gabungan (islanding loss dan softmax loss) yang secara signifikan meningkatkan kemampuan jaringan untuk membedakan antar kelas ekspresi yang mirip. Strategi ini memastikan bahwa ekspresi yang sangat mirip tidak tertukar dalam pengenalan, sehingga dapat mengurangi margin kesalahan. Dengan berfokus pada pengurangan jarak antar kelas ekspresi dan menambah jarak di dalam kelas ekspresi, model ini mampu menangani ketidakpastian yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun