Mohon tunggu...
Muzakki Bashori
Muzakki Bashori Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Gelas Terisi Penuh yang Semu" versus "Gelas Setengah Penuh": Fenomena Dosen Tertutup dan Dosen Pembelajar dalam Perspektif ASN BerAKHLAK

11 September 2022   00:12 Diperbarui: 11 September 2022   00:35 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen pembelajar yang bergabung dengan instansi yang masih menerapkan sistem birokrasi seperti itu akan luruh idealisme dan nyala api semangatnya secara bertahap. Apabila situasi tersebut terus berlanjut, bukan tidak mungkin dosen pembelajar akan bertransformasi menjadi dosen tertutup, mengingat ide, sikap, dan aksinya tidak mendapat ruang yang semestinya dan tidak dihargai oleh instansi. 

Oleh karena itu, yang perlu diwujudkan secara simultaneous atau dalam waktu yang bersamaan adalah bagaimana mewujudkan instansi dan sumber daya insani yang memiliki integritas dan adaptif, sehingga tidak akan ‘menyimpang’, selalu berusaha mempertahankan kualitas, dan tidak tergerus dan goyah oleh arus perkembangan zaman.

Sebagai penutup, berdasarkan perspektif ASN BerAKHLAK, dosen tertutup atau dosen dengan ‘gelas terisi penuh yang semu’ belum sepenuhnya mampu menginternalisasi ketujuh nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam dirinya dan dalam perwujudan nyata. Sebaliknya, dosen pembelajar atau dosen dengan ‘gelas setengah penuh’ mencerminkan sosok yang mampu menerapkan ketujuh nilai dasar ASN BerAKHLAK dengan lebih baik. 

Nilai-nilai dasar ini diharapkan dapat menjadi pegangan dan indikator bagi dosen pada umumnya agar kembali sadar bahwa sejatinya, dalam konteks belajar dan menimba ilmu pengetahuan, tidak akan pernah ada gelas yang berisi penuh, karena tidak akan pernah ada seseorang yang bisa menguasai seluruh ilmu pengetahuan di muka bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun