Dosen pembelajar yang bergabung dengan instansi yang masih menerapkan sistem birokrasi seperti itu akan luruh idealisme dan nyala api semangatnya secara bertahap. Apabila situasi tersebut terus berlanjut, bukan tidak mungkin dosen pembelajar akan bertransformasi menjadi dosen tertutup, mengingat ide, sikap, dan aksinya tidak mendapat ruang yang semestinya dan tidak dihargai oleh instansi.Â
Oleh karena itu, yang perlu diwujudkan secara simultaneous atau dalam waktu yang bersamaan adalah bagaimana mewujudkan instansi dan sumber daya insani yang memiliki integritas dan adaptif, sehingga tidak akan ‘menyimpang’, selalu berusaha mempertahankan kualitas, dan tidak tergerus dan goyah oleh arus perkembangan zaman.
Sebagai penutup, berdasarkan perspektif ASN BerAKHLAK, dosen tertutup atau dosen dengan ‘gelas terisi penuh yang semu’ belum sepenuhnya mampu menginternalisasi ketujuh nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam dirinya dan dalam perwujudan nyata. Sebaliknya, dosen pembelajar atau dosen dengan ‘gelas setengah penuh’ mencerminkan sosok yang mampu menerapkan ketujuh nilai dasar ASN BerAKHLAK dengan lebih baik.Â
Nilai-nilai dasar ini diharapkan dapat menjadi pegangan dan indikator bagi dosen pada umumnya agar kembali sadar bahwa sejatinya, dalam konteks belajar dan menimba ilmu pengetahuan, tidak akan pernah ada gelas yang berisi penuh, karena tidak akan pernah ada seseorang yang bisa menguasai seluruh ilmu pengetahuan di muka bumi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H