Mohon tunggu...
Muzakki Ahmad F
Muzakki Ahmad F Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

bisnis online, travel and fotograph

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Hakikat Makna Pancasila serta Bentuk-Bentuk Implementasinya dalam Kehidupan Bermasyarakat yang Bernegara

22 Oktober 2024   23:49 Diperbarui: 23 Oktober 2024   00:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adil berarti memberikan perlakuan yang setara kepada semua pihak tanpa memihak atau mendiskriminasi. Sedangkan beradab berarti mengedepankan perilaku yang sesuai dengan norma dan etika, menghargai hak-hak individu lain, serta bersikap santun dan penuh rasa hormat. Dalam tataran lebih luas, sila ini juga menuntut penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) dan menolak segala bentuk penindasan, perbudakan, dan ketidakadilan.

Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat manusia sebagai makhluk sosial sangat penting sebagai dasar dalam etika dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan secara luas mengarah pada persatuan dunia tersebut diwujudkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.

Eksternalisasi, bangsa Indonesia menggunakan segenap daya upaya dan khazanah yang dimiliki guna bebas-aktif "ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial." Internalisasi, bangsa Indonesia mengakui serta memuliakan hak warga dan penduduk negeri secara mendasar dalam hubungan negara dengan warga negara.

3. Persatuan Indonesia

Sila ketiga merupakan refleksi dari cita-cita untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan di tengah keberagaman bangsa Indonesia. Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Persatuan Indonesia tidak hanya mengacu pada kesatuan teritorial, tetapi juga mencakup persatuan dalam perasaan kebangsaan dan cita-cita.

Persatuan Indonesia bukan berarti penyeragaman, tetapi menghargai perbedaan dengan semangat kebersamaan. Sila ini mengajarkan pentingnya meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan individu atau golongan, sehingga tercipta solidaritas nasional yang kokoh. Prinsip ini penting untuk menjaga stabilitas negara di tengah pluralitas yang ada.

Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat dalam lingkungan pergaulan masyarakat secara mendalam, sebelum lebih jauh ingin menjangkau pergaulan dunia. Dalam internalisasi nilai-nilai persatuan kebangsaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kemajemukan bangsa yang dapat mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari kemajemukan masyarakat dikelola berdasarkan konsep kebangsaan yang mencerminkan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan, seperti semboyan yang dinyatakan dengan ungkapan “BHINEKA TUNGGAL IKA”.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat menegaskan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat. Demokrasi yang dianut oleh Indonesia adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Hal ini berarti setiap keputusan yang menyangkut kepentingan bersama diambil melalui proses diskusi yang melibatkan berbagai pihak, sehingga menghasilkan keputusan yang bijaksana dan adil.

Kerakyatan dalam Pancasila juga berarti bahwa kekuasaan dijalankan melalui sistem perwakilan, di mana wakil rakyat yang dipilih secara demokratis menjadi representasi suara rakyat. Sistem ini dirancang untuk menjamin bahwa suara rakyat terwakili dalam setiap keputusan politik dan pemerintahan.

Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan mengandung makna bahwa dalam proses pengambilan keputusan, harus mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Proses musyawarah harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab, kedewasaan, dan mempertimbangkan berbagai aspirasi rakyat secara bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun