Mohon tunggu...
EF
EF Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance surfer

Loving the great wave

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melebur dalam Malam

7 Juli 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dua ekor kedasih memburu menikam malam

mencecah sunyi menjadi riak

seperti malam yang biasa kita nikmati

membaringkan tulang-tulang pada bumi yang dingin

mendesirkan darah bersama sesak

adinda, pada satu purnama kita berjanji

untuk berkawan dengan cinta

untuk belajar menyejuk kalbu

mencari bahagia di antara beribu derita

mencari senyum di balik tumpukan sampah

terkadang ada, seringkali tidak

malam ini langit terlihat begitu ramah

menari-nari pekat bersama awan

melebur bulan bersama kedamaian

disertai khidmat serangga-serangga jalanan

kita telentang dalam kelelahan

merebahkan seluruh pada bumi

berharap ia lebih ramah esok pagi

dan kini, biarlah langit memeluk tubuh

menjadi satu dalam dingin

tenanglah, bukankah kita sudah begitu akrab dengan kesakitan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun