Mohon tunggu...
Omar HakimMaulani
Omar HakimMaulani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cosmopolitan

Intelligence is the capacity to receive, decode and transmit information efficiently. Stupidity is blockage of this process at any point. Bigotry, ideologies etc. block the ability to receive; robotic reality-tunnels block the ability to decode or integrate new signals; censorship blocks transmission.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Saya Sembuh dari Diabetes Tipe II Tanpa Obat

10 Oktober 2022   16:31 Diperbarui: 10 Oktober 2022   18:11 5505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Awal Masalah

Dua tahun terakhir ini, saya menekuni lari jarak jauh. Ini adalah hobi yang datangnya telat dan terjadi kebetulan. Saya bukan dan tidak pernah jadi pelari, banyak yang tidak percaya bahwa, di usia yang 55 tahun kini, saya masih bisa berlari sejauh 10 km di bawah 1 jam, rutin dua kali seminggu, kadang lari setengah maraton. Padahal, saya didiagnosa terkena Diabetes tipe II di usia 47 tahun, yaitu 8 tahun yang lalu. 

Tulisan ini adalah cerita saya, yang pernah sakit keras sebelum terdiagnosa diabetes, dan bagaimana saya berjuang mengendalikan diabetes dan menyelamatkan nyawa saya. Saya akan menulis pengalaman yang saya gunakan untuk menurunkan tingkat kadar gula puasa yang pernah mencapai 450mg/dL (paling tinggi saya) turun ke 120mg/dL (ukuran normal), semua ini berhubungan dengan olah raga lari dan tanpa obat sama sekali. Tetapi, ini adalah pengalaman saya, mungkin bisa menjadi pelajaran, walau belum tentu cocok untuk orang lain.

Sebelum usia 47 tahun, saya seorang perokok sedang dan jarang olahraga, walau begitu saya tampak sehat. Berat badan saya mulai naik dari 70 kg menjadi 86 kg, susah mengendalikan kencing, kurang enerji, suasana hati yang mudah berubah, kulit kering dan bersisik, kaki yang sering semutan dan ujung jempol kaki yang kebas, ditambah belikat bahu kiri yang rasanya seperti renggang dan lumayan sakitmya, semua menunjukkan gejala penyakit berat. Saya pergi periksa ke dokter dan ia mendiagnosa gejala-gejala ini akibat tingginya HbA1c di tingkat 13, kadar gula darah puasa di 450, dan itu menunjukkan saya menderita Diabetes Tipe II dan memerlukan penanganan lebh lanjut.

Diabetes tipe II bukan penyakit baru di keluarga kami. Ayah dan ibu saya terkena Diabetes Tipe II juga. Ayah adalah orang Dayak Banjar, ibu adalah orang Jawa, dua daerah yang makanannya serba manis. Kebanyakan orang tidak paham bahwa diabetes bisa membunuh. Ia bukan penyakit akut, melainkan kronik. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya seketika, melainkan membiarkan gula di tubuh kita meningkat pelan-pelan dan tidak bisa dikembalikan ke semula, dalam beberapa kasus, meracuni tubuh kita. 

Diabetes adalah penyakit vaskular. Dia akan menjadi penyakit tisu/organ. Bila tidak dikendalikan, dia akan merusak beberapa bagian tubuh, di mana bila sudah komplikasi maka akan membunuh penderitanya. Biasanya, diabetes akan melumpuhkan badan kita dengan ragamnya. Kebutaan, sakit jantung, hilang anggota tubuh, stroke atau meningkatnya kemungkinan terkena kanker sebelum kita mati bila kadar gula kita tidak di bawah kendali. Bukan artinya sebagian atau semua penyakit yang barusan disebut tidak akan terjadi, tetapi kemungkinannya kecil bila kadar gula kita di bawah kendali dengan baik.

Pengobatan itu ada batasnya, biarpun obat-obatan adalah keharusan, ia memberi beban berat terhadap hati dan ginjal di badan kita. Organ hati harus mencerna obat-obatan agar ginjal dapat menyaringnya. Ini menyebabkan stres pada tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan hati dan kegagalan ginjal. Tetapi, tanpa pengobatan, sistem organ tubuh yang lain bisa gagal juga, mungkin lebih cepat. Bagaimana cara menyeimbangkannya yang seorang penderita harus membicarakan dengan dokternya. 

Dalam hal ini, saya mengambil resiko untuk melakukan penelitian sendiri, yaitu dengan mulai melakukan cek kadar gula sendiri setiap kali saya melakukan kegiatan atau makan atau minum yang masuk ke dalam tubuh saya. Saya akan mencatatnya dan melakukan analisis apa saja kegiatan, makan atau minum yang membantu menurunkan kadar gula, atau kalaupun meningkat tidak signifikan. Dalam sehari, bisa beberapa kali cek darah. Keputusan ini menyebabkan saya harus memutuskan tidak mengonsumsi obat-obatan (menyangkut diabetes) karena saya ingin tahu dengan jelas apa saja kegiatan yang menurunkan gula darah tanpa bantuan obat-obatan.

Walau begitu, bagi yang ingin mencoba strategi saya, ada baiknya tetap menjalankan pengobatan yang sudah ada. Setiap pengobatan pasti ada alasannya. Dokter anda akan memberi resep obat-obatan yang cocok untuk anda, dan sudah pasti lebih baik dari obat-obatan umum. Obat-obatan umum kelihatannya lebih cocok untuk penderita diabetes yang masih di perbatasan. Mungkin, sambil berobat sambil memantau apakah strategi ini dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan yang sudah diresepkan dokter. Pelan-pelan berusaha mengurangi kadar gula darah dan juga ketergantungan terhadap obat-obatan. Mempunyai alat dan mengetahui cara membaca kadar gula adalah keharusan untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuh kita dalam hal ini.

Saya memutuskan untuk membantu tubuh saya menjadi sehat. Menjadi sehat dan menjaganya menjadi perjuangan seumur hidup saya sejak saat itu. Saya mulai tertib berkegiatan dan memperhatikan apa saja yang dikonsumsi. Saya berketetapan hati untuk berhenti merokok, tidak bangun sampai malam (begadang), mengurangi makanan kemasan, meninggalkan minuman kemasan/botol yang bergula sama sekali, dan memperhatikan waktu dan lama tidur. 

Saya membaca buku dan tulisan-tulisan menyangkut kesehatan terutama cara-cara menurunkan kadar gula darah. Saya sinergikan semua informasi ini dan saya rancang strategi-strategi untuk mencapai tujuan saya. Tidak ada satu strategi yang bisa berjalan sendiri sebagai solusi, melainkan strategi-strategi yang dijadikan satu menjadi 4 langkah yang harus dijalankan bersamaan. Semua langkah sama pentingnya.

Langkah Pertama: Jaga Hidrasi Tubuh

Merubah gaya hidup adalah keharusan. Langkah pertama ini adalah yang paling mudah, yaitu mulai minum air putih (bening) yang banyak dan sangat banyak. Hampir semua referensi kesehatan mengatakan untuk minum 8 gelas (2 liter) air setiap hari. Orang sehat dianjurkan minum  paling sedikit 2 liter air putih (bening), bukan cairan penambah enerji, bukan kopi, bukan soda, bukan jus, bukan susu, tapi AIR PUTIH setiap hari. Tubuh kita, seharusnya, mengandung lebih dari 70 persen air. Minum air membantu menjaga cairan tubuh dan membersihkan racun-racun dari tubuh. Gula darah adalah racun. 

Saya memulai rutin minum air putih 3,5 liter hingga 4 liter setiap hari. Ingat, jangan minum air es, minum air yang bersuhu ruangan sehingga tubuh tidak perlu memanaskannya, tetapi cukup beberapa derajat saja untuk bisa masuk ke jaringan tubuh.  Air putih adalah bagian dasar dari semua kehidupan di bumi. Air adalah unsur utama yang menjaga keseimbangan tubuh. Tidak saja air membantu tubuh dan darah, tetapi juga membantu ginjal menyaring kotoran-kotoran keluar dari tubuh.

Strategi ini mungkin tidak disukai, tetapi baiknya dicoba sampai terbiasa. Satu lagi, air membantu memetabolisme makanan. Membantu menahan selera makan. Mengganti minum-minuman yang mahal. Terakhir, air membantu membuang racun-racun dari tubuh, termasuk, tetapi tidak terbatas pada gula saja. Ingat, apa yang masuk harus keluar, jadi rencanakan waktu-waktu kita ke kamar kecil dengan baik. Jangan lupa minum sesudah dari kamar kecil. 

Bila saja, orang-orang yang terkena gagal ginjal mengonsumsi lebih banyak air sebelum mereka terkena gagal ginjal, mereka pasti melakukannya untuk mencegah dehidrasi tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal. Bila saja, orang-orang memahami bahwa meminum lebih banyak air dapat menghilangkan atau membantu mengurangi efek dari kelebihan sodium di tubuh, mereka akan melakukannya sebelum penyakit jantung memberi dampak pada tubuhnya. Ini bukan mengatakan air dapat menghilangkan penyakit kronis sistemik, tetapi saya percaya bahwa menghilangkan atau mencairkan racun-racun di dalam tubuh akan menjaga tubuh tetap sehat sepanjang waktu masih mengijinkan.

Langkah Kedua: Giat Olahraga

Ada 5 zona detak jantung dalam berolah raga. Zona detak jantung didefinisikan sebagai rentang prosentase berdasarkan detak jantung maksimum (max. HR atau maximum heart rate) anda. Max. HR biasanya dihitung di lab olahraga, sedangkan saya memanfaatkan salah satu fitur di jam pintar (smartwatch) saya. Ada juga cara mudah yang praktis, yaitu HR maks. Anda dihitung menggunakan rumus standar: 220 - usia Anda. Berikut 5 zona detak jantung ketika berolahraga:

Zona 1: Intensitas Rendah
Anda berlatih di 50% hingga 60% dari max. HR anda. Di tataran ini, 90% kalori yang dibakar adalah lemak dan 10% karbohidrat. Berlatih di zona 1 relatif kecil pengaruhnya pada tubuh Anda, biarpun yang dibakar kebanyakan lemak tetapi tingkat pembakarannya sangat rendah hingga hampir tidak ada pengaruhnya terhadap berat badan. Zona ini digunakan hanya agar badan bergerak.

Zona 2: Sedang
Anda berlatih di 60% hingga 70% dari max. HR anda. Secara kasar, 90% kalori yang dibakar adalah lemak dan 10% karbohidrat di zona 2 ini. Berolahraga di zona 2 meningkatkan tingkat kebugaran Anda dengan efektif. Berolahraga di intensitas ini terasa mudah, tetapi hanya dengan latihan waktu yang lama, paling cepat 3 bulan, baru dapat dilihat pengaruhnya. Mayoritas latihan kardiovaskular biasa dilakukan di dalam zona ini. Meningkatkan kebugaran dasar, membangun untuk latihan lain dan mempersiapkan sistem tubuh anda untuk aktivitas yang lebih menguras energi adalah tujuannya. Olahraga dalam waktu yang lama di zona ini menghabiskan banyak energi, terutama berasal dari cadangan lemak di dalam tubuh anda.

Zona 3: Aerobik
Berlatih di 71% hingga 83% dari max. HR menempatkan anda di zona aerobik. Sekitar 50% kalori yang dibakar adalah lemak dan 50% adalah karbohidrat. Anda membakar lebih banyak kalori secara keseluruhan dibanding zona 1 dan zona 2. Berolahraga pada zona 3 mulai terasa cukup menguras energi dan sulit untuk menjalankannya. Latihan ini meningkatkan kemampuan Anda untuk bergerak lebih cepat dan ekonomis. Zona ini efisien untuk memaksimalkan penurunan berat badan.

Zona 4: Anaerobik
Zona anaerobik adalah berlatih di 84% hingga 91% dari max. HR anda. Sekitar 5% kalori yang dibakar adalah lemak dan 95% adalah karbohidrat. Ketika anda mencapai 84% dari max. HR, tubuh kita mengalami metabolisme anaerobik. Artinya, tubuh kekurangan oksigen hingga harus mencari sumber lain untuk pembakaran, yaitu laktat. Berolahraga di dalam zona ini dapat dilakukan baik dengan kecepatan yang konstan maupun latihan interval intensitas tinggi (kombinasi dari fase latihan yang lebih pendek dengan istirahat berselang). Berolahraga pada zona 4 akan mempersiapkan ketahanan dan kebugaran sistem tubuh anda. Zona ini paling baik digunakan untuk membangun otot-otot tubuh, termasuk otot jantung. Zona ini khusus untuk latihan membuat jantung lebih kuat.

Zona 5: Upaya Maksimal
Zona Upaya Maksimal adalah berlatih di 92% hingga 100% dari max. HR anda. Kalori yang dibakar adalah 100% karbohidrat. Zona ini hanya dilakukan untuk latihan interval intensitas tinggi atau lebih umum dikenal dengan High Intensity Interval Training (HIIT) saja. Lama latihan disarankan hanya 12-20 menit saja, karena ketika cadangan karbohidrat habis maka tubuh akan mencari protein sebagai sumber bahan bakar dan akan membakar jaringan otot sebagai bahan bakarnya. 

Zona ini bagus untuk membangun otot-otot tubuh dan meningkatkan ambang batas laktat. Melewati ambang batas laktat adalah keadaam di mana produksi laktat lebih banyak dari pembuangannya, dan badan akan memberi sinyal-sinyal seperti kram, nyeri lambung atas, otot panas, kaki lemas, atau susah berbicara teratur. Kelebihan laktat ini akan segera dengan mudah dibuang tubuh apabila kita beristirahat atau mengurangi intensitas olahraga dan minum air putih atau yang mengandung elektrolit. Zona ini baik untuk menghilangkan lemak karena ketika anda selesai latihan di zona 5, maka tubuh beralih melakukan pembakaran lemak untuk lama waktu tertentu, dan membuat jantung sehat. Latihan di zona 4 dan zona 5 biasanya tidak lebih dari dua kali seminggu.

Kebanyakan kita melakukan olahraga hanya di zona 1 hingga zona 3 saja, saya juga begitu. Kadar gula darah bisa turun di zona-zona ini, terutama zona 3. Hanya, turunnya kadar gula tidak beraturan dan tidak stabil, tidak berapa lama setelah olah raga gula darah akan naik kembali. Tetapi kemudian di tahun 2019, saya mulai mencoba melakukan lari jarak 5-10 km setiap minggu. Tidak sengaja saya menyentuh zona 4 dan zona 5. Saya perhatikan, ada satu indikator pada jam pintar saya yang muncul ketika saya lari pada jumlah waktu dan jarak lari tertentu yang saya tempuh. Indikator itu bernama VO2 Max, salah satu fitur di jam pintar (smartwatch) yang bagus. Saya mempelajarinya dan saya mulai tertarik mencoba berlatih di tataran VO2 Max ini.

Saya perhatikan bahwa ada korelasi positif antara tingkat VO2 Max dengan gula darah, yaitu dengan meningkatnya VO2 Max, maka kadar gula turun. Tingkat VO2 Max ini tidak naik-turun seketika, melainkan butuh waktu untuk menaikkan atau menurunkannya. Ia stabil. Saya mulai membaca-baca mengenai VO2 Max di jurnal-jurnal medis olahraga. VO2 Max menunjukkan berapa baik jantung dan pembuluh darah mengantar darah ke otot dan jaringan tubuh yang lain. 

Mengetahui tingkat VO2 Max dapat membantu mengukur daya tahan dan kemajuan kesehatan jantung di sepanjang waktu. VO2 Max digunakan para atlet dari beragam cabang olahraga sebagai panduan latihan. 

Untuk atlet lari, VO2 Max menjadi panduan untuk ketahanan tubuh dan kecepatan lari jarak jauh. Cara meningkatkan VO2 Max ini adalah dengan melakukan latihan interval intensitas tinggi di zona 4 dan zona 5. Kebetulan, saya mulai menyukai olah raga lari berjarak. Supaya tahu saja, saya bukan olahragawan sebelumnya. Saya perokok dan untuk lari 50 meter saja sudah ngos-ngosan. Tapi itu dulu!

Sekilas mengenai VO2 Max. VO2 Max adalah tingkat maksimum oksigen yang dapat digunakan tubuh Anda selama berolahraga. VO2 Max diukur dengan satuan mililiter (ml) oksigen yang dikonsumsi dalam satu menit, per kilogram berat badan Anda (ml/kg/menit). Oksigen adalah bagian yang paling penting dalam proses pernapasan. Saat oksigen dihirup, paru-paru Anda akan menyerap dan mengubahnya menjadi energi bernama adenosin trifosfat (ATP). 

ATP mengaktifkan sel-sel tubuh dan membantu melepas karbon dioksida (CO2) yang diciptakan selama proses pernapasan. Semakin tinggi VO2 Max Anda, semakin banyak oksigen yang bisa dikonsumsi tubuh dan semakin efektif tubuh dalam menggunakan oksigen tersebut untuk menghasilkan jumlah maksimum energi ATP. VO2 Max dipakai juga sebagai usia biologi tubuh anda. Ukuran VO2 Max yang bagus adalah:
untuk usia 13 - 19 tahun adalah 45,2-50,9,
untuk usia 20 - 29 tahun adalah 42,5-46,4,
untuk usia 30 - 39 tahun adalah 41-44,9,
untuk usia 40 - 49 tahun adalah 39-43,7,
untuk usia 50 - 59 tahun adalah 35,8-40,9,
untuk usia 60 tahun ke atas adalah 32,3-36,4.
Jadi, bila nilai VO2 Max saya adalah 46,4, maka saya mempunyai umur biologi tubuh yang sama dengan rata-rata orang berusia 29 tahun.

Saya mencatat bahwa ketika VO2 Max saya mulai memasuki angka 44, ketika itu rata-rata gula darah saya ada di sekitar 180-an, meningkat ke 46,4 rata-rata gula darah ada di sekitar 150-an, terakhir di 47,6 rata-rata gula darah ada di 130-an per hari. 

Manfaat lainnya dari peningkatan VO2 Max dalam kehidupan sehari-hari adalah menurunkan kadar stres, menurunkan resiko serangan jantung dan stroke, meningkatkan sistem imun, dan tidak mudah lelah saat melakukan aktifitas berat. 

Dengan tingkat VO2 Max di atas 40 maka olah raga lari bagi saya aman dengan resiko terserang jantung atau stroke sangat kecil menurut referensi-referensi medis yang saya baca. Memang, banyak yang berpendapat bahwa indikator VO2 max di jam pintar kurang akurat, tetapi bagi saya tidak masalah, paling meleset sedikit, lagipula bagi saya yang penting adanya patokan untuk dijadikan pencapaian.

Langkah Ketiga: Manajemen Diet

Mengendalikan berat badan dan manajemen makanan adalah masalah yang perlu perhatian. Menurunkan berat badan dapat menolong, tetapi banyak juga orang-orang kurus di dunia ini yang menderita diabetes juga. Berat badan bukan hal yang paling penting. Penurunan berat badan hanya menjadi prioritas bagi orang-orang yang kegemukan, termasuk saya. 

Manajemen diet dengan memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh menjadi langkah selanjutnya. Pada dasarnya, makanan hanya terdiri atas protein (5 kalori per gram), karbohidrat (5 kalori per gram), dan lipid (9 kalori per gram) yang lebih dikenal dengan sebutan lemak. 

Kita tidak usah khawatir dengan mineral dan air di makanan. Protein membantu membangun otot-otot dan enzim yang membantu mempercepat reaksi kimia dalam tubuh. Karbohidrat menyediakan bahan bakar untuk tubuh. Karbohidrat tidak saja gula seperti sukrosa, glukosa dan sejenisnya. 

Tepung adalah karbohidrat, beras adalah karbohidrat, dst. Karbohidrat dan lemak dapat menyatu dengan protein dalam kadungan struktur tubuh. Lemak menyimpan enerji dan biasanya menyimpan rasa yang ada di makanan. Makanan pada umumnya adalah gabungan dari protein, karbohidrat dan lemak. Harus ada keseimbangan di antara tiga komponen makanan ini.

Akan sangat mudah apabila setiap makanan hanya mengandung protein, karbohidrat, atau lemak saja. Kita dapat dengan mudah mengawasi pemasukan dari komposisi makanan yang kita makan. Terlalu banyak protein dalam makanan akan memberi beban berat pada ginjal. Terlalu banyak lemak akan memberi beban berat pada sistem pencernaan. Terlalu banyak gula akan memberi beban berat pada pankreas dan memperparah diabetes. 

Kita harus menentukan asupan makanan yang pas untuk menjalankan kehidupan. Kita harus mengendalikan jumlah karbohidrat yang sesuai dengan fungsinya sehingga tidak berlebih hingga menyumbang masalah ke diabetes. Asupan jumlah protein harus yang cukup sehingga tidak merusak ginjal. 

Kita juga harus mengendalikan jumlah lemak dan lipid yang akan masuk ke aliran darah kita sehinga jantung dan sistem pencernaan kita tetap sehat. Sebenarnya, saya perlu mengenal sifat makanan-makanan ini, tapi saya menggunakan cara yang mudah yaitu, tentu saja, memanfaatkan teknologi yang ada pada aplikasi kesehatan di handphone saya.

Beberapa aplikasi kesehatan memberi fitur manajemen diet yang kita butuhkan. Kita tinggal memasukkan target-target yang kita tentukan, seperti target jumlah langkah dan berat badan, maka aplikasi akan merekomendasikan berapa kalori yang kita butuhkan. 

Kita tinggal memasukkan data-data konsumsi makanan yang masuk ke dalam tubuh, biasanya sudah ada daftar nama/jenis makanan beserta ukuran porsi dan kandungan kalori per porsi dengan prosentase nilai lemak, kolesterol, sodium, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. 

Di akhir hari, aplikasi akan memberi informasi mana saja yang kelebihan, cukup, atau kurang. Apabila, makanan yang kita kosumsi tidak ada di daftar, kita bisa mencari yang sejenis atau memasukkan data-datanya (bisa didapat dengan bantuan google) dan disimpan untuk digunakan bila diperlukan lagi. 

Saya sendiri, pada awalnya, mempunyai masalah dengan berat badan. Tinggi badan saya 171 cm dengan berat badan 86 kg, lalu dengan diet dan olah raga, saya berhasil menurunkannya ke 71,5 kg. Tekanan darah bagus di sekitar 110/70. Kolesterol di bawah 110, dengan kolesterol baik di normal. Hati dan ginjal masih berfungsi baik. Semua indikasi masih dalam jarak normal. Delapan tahun perjuangan membuahkan hasil HbA1C di 5,4, dan saya merasakan kondisi badan lebih baik daripada sebelum terkena diabetes.

Saat ini, rekomendasi kebutuhan kalori saya ada pada angka 2.400 kalori mengingat saya termasuk orang yang aktif. Saya membagi diet kebutuhan konsumsi kalori ini menjadi empat, yaitu 1000 kalori di pagi hari, 800 kalori di siang hari, 400 kalori di malam hari, dan 200 kalori cemilan. Saya berhenti makan di jam 8 malam, tidak ada makanan yang masuk sesudah itu kecuali minum air putih. Khusus di pagi hari, saya banyak makan buah-buahan, biasanya ada 4 macam buah-buahan yang saya makan berbagi dengan istri saya.

 Buah-buahan yang biasa saya konsumsi adalah apel, pear, nanas, alpukat, pisang, melon, dan pepaya. Untuk jeruk atau lemon, saya memerasnya dan diberi madu satu sendok, ditambah parutan kunyit sedikit dan parutan jahe satu sendok teh, dan biji selasih satu sendok makan, kemudian dilarutkan air hangat 70 derajat. Saya sela dengan olahraga, kemudian dilanjutkan makan roti atau cereal dan 2 atau 3 telor setengah matang, tergantung beratnya olah raga. Makan siang dan malam tidak ada makanan yang khusus, saya mengatur kalorinya saja dengan unsur-unsur nutrisi mengikuti panduan di aplikasi kesehatan.

Langkah Keempat: Tidur yang cukup dan cukup pulas

Penderita diabetes, seperti juga orang-orang lain, membutuhkan tidur yang cukup. Saya tidur antara 6-8 jam setiap malam. Setiap orang mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda-beda. Kalangan medis membagi tidur ke dalam 4 fase: Tidur-tidur ayam (awake), ringan (light), nyenyak (deep), tidur bermimpi (REM/Rapid Eye Movement). Mengenai fase-fase tidur ini, ada banyak referensi on-line-nya, silakan anda mencari dan membacanya sendiri. Saya hanya akan membahas satu fase penting, menurut saya, yaitu fase tidur nyenyak. 

Saat tidur nyenyak, pernapasan, detak jantung, dan gelombang otak mencapai tingkat terendahnya, dan badan kita memulai perbaikan dan pertumbuhan jaringan kembali. Tak hanya itu, tubuh juga membangun kekuatan tulang dan otot, meningkatkan pasokan darah ke otot, hingga meningkatkan dan memperkuat sistem imun. Untuk sebagian orang, terutama yang sudah berumur, fase tidur nyenyak ini jarang tercapai padahal ini penting untuk regenarasi jaringan tubuh. 

Orang-orang di usia saya, jarang sekali mendapatkan tidur nyenyak lebih dari 20 menit. Di sini, kembali salah satu manfaat olahraga lari yang saya rasakan adalah mendapatkan sekitar 1 jam tidur nyenyak setiap malam dalam dua tahun terakhir ini. Lari memang melelahkan, tetapi hasilnya memuaskan. Untuk memantau, mengamati, dan mencatat tidur saya, sekali lagi, saya menggunakan jam pintar.

Penutup

Langkah-langkah di atas adalah strategi saya menghadapi diabetes tipe II yang pernah saya idap.  Saya merasakan sembuh dan malah merasakan lebih sehat dan segar daripada sebelum didiagnosis dengan penyakit tersebut. Sudah pasti, gejala-gejala yang saya sebut di awal tulisan sudah tidak ada lagi. Perubahan paling drastis terasa ketika saya memulai latihan olahraga di zona 4 dan zona 5. 

Kita tahu bahwa sel-sel darah merah membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika, sel-sel darah terbalut oleh gula maka tubuh kita tidak mendapat cukup oksigen pada bagian-bagian di seluruh tubuh kita. 

Mungkinkah, zat laktat yang yang diproduksi tubuh di zona 4 dan zona 5 turut menghancurkan lapisan-lapisan gula pada sel-sel darah merah dan memberi kesempatan kepada jaringan-jaringan organ tubuh untuk bernapas sehat. Karena, setiap habis latihan di zona 4 dan zona 5, badan terasa segar sekali, dan gula darah turun drastis. Dan, ini membawa kepada hipotesis saya berikutnya.

Adalah hal yang sudah lama diketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan untuk mengobati dan memperbaiki dirinya sendiri. Tubuh bisa menyembuhkan tanpa bantuan obat dan operasi. Bila, kita tergores maka tubuh akan mengobatinya tanpa bantuan perban atau antibiotik. Tulang yang retak akan tumbuh kembali dan sembuh sendiri. Masih banyak contoh lainnya, termasuk memperbaiki organ-organ yang rusak. 

Hanya, kemampuan tubuh memperbaiki dirinya berkurang ketika tubuh bertambah usia. Latihan peningkatan VO2 Max membantu memudakan kembali usia tubuh kita sehingga tubuh mempunyai kemampuan untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak, tentu saja, dibantu dengan tidur nyenyak yang cukup, manajemen diet yang baik, dan hidrasi tubuh yang selalu terjaga. Ini adalah ringkasan saya bergelut dengan diabetes tipe II selama 8 tahun. Semoga membantu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun