Tujuan pendidikan dirancang tidak hanya untuk capaian akademik, tetapi juga pembentukan akhlak mulia berdasarkan kebutuhan peserta didik dan nilai-nilai Islam. Pengalaman belajar dirancang untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai Islami melalui kegiatan seperti diskusi berbasis akhlak atau proyek kolaboratif.Â
Organisasi kurikulum di SIT disusun secara sistematis dengan kesinambungan dan integrasi materi agama serta umum untuk memahami hubungan ilmu dunia dan akhirat. Evaluasi dilakukan secara komprehensif dengan metode seperti tes, observasi, dan penilaian aktivitas ibadah untuk memastikan keberhasilan kurikulum dan pembentukan karakter Islami peserta didik.
Langkah-Langkah Implementasi Kurikulum Menurut Saylor dalam Sekolah Islam Terpadu
- Persiapan Guru dan Sumber Daya
Guru di SIT harus memahami visi dan misi sekolah serta memiliki kompetensi dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran. - Penerapan Strategi Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran berbasis aktivitas Islami, seperti halaqah, tadarus, dan pembelajaran berbasis proyek (PBL). Media pembelajaran juga disesuaikan untuk mendukung pembelajaran Islami, seperti aplikasi digital berbasis Al-Qur'an dan hadits.
- Adaptasi terhadap Kebutuhan Peserta Didik
Guru perlu menyesuaikan pembelajaran dengan potensi dan kebutuhan individu peserta didik, termasuk tantangan dalam pemahaman agama atau pelajaran umum. - Penciptaan Lingkungan Belajar Islami
Lingkungan belajar di SIT harus mendukung perkembangan karakter Islami, seperti pengadaan program tahfiz, pembiasaan shalat berjamaah, dan budaya salam. - Evaluasi dan Umpan Balik
Evaluasi menyeluruh dilakukan untuk menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Umpan balik diberikan secara konstruktif untuk membantu peserta didik memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki.
Implementasi kurikulum menurut teori Saylor dalam Sekolah Islam Terpadu mengintegrasikan pendekatan sistematis dengan prinsip-prinsip Islam.Â
Dengan mengutamakan tujuan pendidikan, pengalaman belajar yang bermakna, organisasi kurikulum yang terstruktur, dan evaluasi yang komprehensif, SIT mampu mencetak generasi berkarakter Islami yang unggul secara akademik, spiritual, dan sosial. Implementasi ini juga memerlukan peran aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat.
Tulisan ini disarikan dari bahan ajar mata kuliah Sekolah Islam Terpadu Langkah proses perencanaan menurut Wiliam Saylor dan bahan ajar  Mata Kuliah SIT Part 5 oleh Prof. Dr.H. Ahmad Rusdiana , Drs, .MM
Siti Mutoharoh. Lahir di Garut, tanggal 28 Februari 2003, merupakan anak ketiga  pasangan Bapak Asep Rasyid Sidik, dengan Ibu Mimin Aminah.
Alamat Tempat Tinggal Kp. Mitraloka, Ds. Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, Â 40383, HP: 085642944531
E-Mail :Smut0haroh094@gamil.com