Mohon tunggu...
Mutiara Khadijah
Mutiara Khadijah Mohon Tunggu... Writer -

Psikologi | Foundily Indonesia | Blood for Life Chapter Bandung | Mentality Health Indonesia | Beswan #29 | #SadarIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

#FightStigma 4: Kesepian, Loneliness

15 September 2015   22:47 Diperbarui: 15 September 2015   22:47 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika individu mengalami kesepian, dinding arteri tubuhnya akan menebal sehingga lebih memungkinkan individu tersebut mengalami tekanan darah tinggi. Hal yang selanjutnya jelas meningkatkan risiko individu untuk terserang penyakit-penyakit lainnya sepeti serangan jantung dan stroke.

Hal lain bahwa ketika individu merasakan kesepian terus menerus dapat memicu pemberian peringatan-salah atau mis-alert pada bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, tubuh akan mengalami inflamasi. Inflamasi adalah peradangan yang biasa terjadi ketika tubuh mendeteksi adanya virus, bakteri, maupun benda asing yang masuk. Namun, hal ini tidak berarti bahwa individu menjadi bebas infeksi, justru meningkatkan kemungkinannya. Karena, imun tubuh yang teraktifkan lebih fokus pada pengatasan serangan virus, bukan bakteri.

Dampak lain jika kesepian terus terjadi adalah penurunan aktivitas kognitif otak seperti proses belajar, memori, dan problem solving. Selain itu, penyakit lain yang berkaitan dengan imun tubuh juga lebih mungkin menyerang, contohnya kanker.

 

Cara Mengatasi Kesepian?

Sebagaimana cara menemukan penyebab kesepian, setiap orang memiliki cara penanggulangan yang juga berbeda tergantung penyebabnya. Namun, secara garis besar, kesepian dapat diatasi dengan mengubah cara kita mempersepsikan hubungan dengan sekeliling. Mengadaptasi standar kualitas hubungan yang kita anggap ideal. Mungkin saja, selama ini individu sebetulnya sudah memiliki teman banyak, sahabat yang perhatian, kekasih yang selalu ada, keluarga yang selalu mendukung, tapi jika individu itu masih memasang standar ideal hubungan yang terlalu tinggi, ia tidak akan lepas dari kesepian.

Sounds easy? Jelas tidak.

Faktanya, mengubah cara kita mempersepsikan sesuatu bukanlah hal yang mudah. Terutama jika kesepian yang dialami individu dilatarbelakangi oleh kejadian-kejadian masa kecil. Para ahli Psikoanalisa sangat meyakini bahwa masa kecil merupakan masa-masa yang sangat menentukan kepribadian individu, termasuk membentuk apakah individu akan tumbuh menjadi pribadi lonely-people atau non-lonely.

Jadi, menurut saya pribadi, cara terbaik untuk bisa menanggulangi kesepian adalah – memaafkan. Memaafkan realita kita yang mungkin tidak sesuai dengan harapan, memaafkan perubahan yang mungkin orang-orang di sekeliling kita tunjukkan, hingga memaafkan diri sendiri untuk tidak bisa selalu jadi seperti orang lain, atau untuk tidak bisa selalu memiliki apa yang orang lain miliki. Remember that everyone has their own paths of life, right?

 [caption caption="Memaafkan Diri Sendiri, Salah Satu Solusinya"]

[/caption]

Tidak seperti artikel-artikel Fight Stigma sebelumnya, di mana di akhir bagian saya cenderung mengajak Anda untuk membantu mendukung orang-orang yang mungkin mengalami gangguan. Kali ini, justru marilah kita membantu diri kita sendiri agar lepas dari kesepian. Because somehow loneliness is the worst poverty in the world.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun