Ngandhar-andhar Angehudhuk, Kandhane Nora Kaprah: Seorang pemimpin harus berbicara dengan logika yang jelas, tidak sembarangan, dan tetap rendah hati. Ucapan seorang pemimpin mencerminkan kebijaksanaannya.
Anggung Gumrunggung: Menghindari kesombongan adalah ajaran utama. Kesombongan dianggap sebagai perilaku bodoh dan tidak pantas dilakukan oleh seorang pemimpin.
Lumuh Asor Kudu Unggul: Pemimpin yang sejati tidak menunjukkan arogansi tetapi tetap unggul dalam tutur kata dan perilakunya.
4. Etos Pemimpin: Teguh, Serius, dan Melawan Kejahatan
Serat Wedhatama menekankan bahwa seorang pemimpin harus kuat dan kokoh dalam menghadapi tantangan, termasuk melawan sifat buruk seperti angkara murka. Ini berarti pemimpin wajib berjuang untuk keadilan dan menghindari perilaku yang melenceng dari moral. Ajaran ini juga menyiratkan pentingnya integritas dalam kehidupan seorang pemimpin.
Relevansi dengan Dunia Modern
Nilai-nilai kepemimpinan dari Serat Wedhatama memiliki relevansi yang kuat dengan kepemimpinan di era modern. Dalam konteks organisasi atau pemerintahan, pemimpin yang sadar akan tanggung jawabnya (eling lan waspada) dan mampu mendengar aspirasi rakyatnya (nggugu karepe priyanggga) akan lebih sukses menciptakan harmoni. Selain itu, kemampuan untuk berbicara dengan bijak dan menjaga kerendahan hati (ngandhar-andhar angehudhuk) sangat diperlukan di dunia yang penuh dengan tantangan komunikasi global.
Konsep lumuh asor kudu unggul atau rendah hati tetapi tetap kompeten juga dapat menjadi prinsip dasar bagi setiap pemimpin masa kini, baik dalam lingkungan bisnis, pendidikan, maupun sosial. Pemimpin yang sombong atau tidak peduli pada bawahannya cenderung kehilangan kepercayaan dari timnya.
Kepemimpinan dalam Serat Wedhatama: Sebuah Refleksi Etika dan Nilai
Serat Wedhatama adalah salah satu mahakarya sastra Jawa yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran IV (1853-1881). Karya ini mengandung panduan hidup yang mendalam, terutama dalam hal kepemimpinan dan etika, yang hingga kini tetap relevan. Ajaran yang terkandung dalam teks ini menekankan pada nilai-nilai moral, spiritualitas, dan bagaimana seorang pemimpin ideal harus bersikap terhadap dirinya sendiri, rakyatnya, dan kehidupan secara keseluruhan.
Pada slide yang ditampilkan, terdapat sejumlah poin penting terkait nilai-nilai kepemimpinan yang disarikan dari Serat Wedhatama. Poin-poin ini memberikan panduan mendasar tentang karakter pemimpin yang baik, yang dapat dibagi menjadi tiga aspek utama: kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi, dan kepatuhan terhadap etika.