Menghadapi Pengawasan Pemerintah Kolonial
Pemerintah kolonial Belanda khawatir tentang kembalinya Sosrokartono ke Hindia Belanda karena mereka pikir dia dapat menghancurkan sistem kolonial. Pemerintah Belanda langsung mengirim orang untuk memantau semua tindakan Sosrokartono. Untuk menghindari pengawasan yang ketat, Sosrokartono gagal mendirikan sekolah. Namun, ia tetap bersemangat dan menemui pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara, untuk bergabung dan membantu pendidikan. Sosrokartono kemudian menjadi guru dan kepala sekolah di Nationalale Middlebare School, cabang Taman Siswa di Bandung.Â
Menggunakan Idealisme untuk Mendukung Pergerakan Nasional
Meskipun tidak berafiliasi dengan organisasi apa pun, Sosrokartono tetap berkontribusi melalui pendidikan. Ia bertemu dengan orang-orang dari Perhimpunan Indonesia dan Budi Utomo, serta Soekarno, seorang nasionalis yang kemudian menjadi pejuang kemerdekaan. Filosofi dan idealismenya membentuk Kartini, wanita hebat yang terus kita ingat hingga hari ini. Sosrokartono percaya bahwa untuk mencerdaskan bangsa dan menghindari kolonialisme dan imperialisme, ia harus mendirikan sekolah untuk warga bumiputra. Terlepas dari kenyataan bahwa rencana ini tidak berhasil karena pengawasan yang ketat, ia tetap optimistis dan terus berjuang melalui jalan yang tersisa.
Daftar PustakaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H