Mohon tunggu...
Mutiara Yasmin
Mutiara Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dunia Dating Digital dalam Perspektif Filsafat Eksistensialisme

4 Mei 2024   21:26 Diperbarui: 4 Mei 2024   21:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital yang semakin berkembang, interaksi online juga telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari rutinitas harian. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia adalah dunia kencan digital. Namun, di balik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh aplikasi kencan dan media sosial, terdapat isu yang mendalam tentang manusia, identitas, dan kebebasan.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan eksistensial tentang bagaimana interaksi online mempengaruhi cara kita memahami diri kita sendiri, kebebasan untuk memilih, dan pencarian tujuan hidup yang lebih dalam. Namun, penting untuk diakui bahwa fenomena ini juga menghadirkan tantangan dan dilema yang serius. Data menunjukkan bahwa banyak pengguna merasa frustasi dengan pengalaman kencan daring, baik karena adanya ghosting, ketidakcocokan antara profil dan realita, atau bahkan risiko kejahatan yang terkait dengan pertemuan langsung.

Isu ini penting untuk dibahas karena mencerminkan perubahan mendasar dalam cara manusia berinteraksi dan mencari hubungan. Identitas kita, persepsi tentang kebebasan dan pilihan, serta pencarian tujuan hidup kita semuanya terlibat dalam proses ini. Diskusi tentang interaksi online dan eksistensialisme dalam konteks kencan digital memungkinkan kita untuk lebih memahami dampak dari tren ini terhadap individu dan masyarakat secara lebih luas. 

Meskipun terdapat sejumlah tantangan dalam interaksi online dan eksistensialisme dalam kencan digital, terdapat beberapa aspek positif yang dapat ditemukan dari fenomena tersebut. Pertama, kencan digital dapat membantu individu untuk lebih memahami identitas pribadi mereka dengan lebih baik melalui eksplorasi nilai-nilai dan preferensi dalam hubungan. Kedua, platform kencan digital dan media sosial membuka kesempatan yang lebih luas untuk bertemu dengan orang baru, memperluas lingkaran sosial dan pengalaman kencan seseorang. Ketiga, interaksi online memberikan fleksibilitas dan keterbukaan dalam menjalin koneksi tanpa tekanan langsung untuk pertemuan tatap muka. Dengan mempertimbangkan manfaat-manfaat tersebut, penting untuk melihat kencan digital sebagai pilihan.

Filsuf eksistensialis percaya bahwa semua manusia memiliki pilihan. Kemampuan untuk memiliki kehendak bebas ini akan mengarahkan manusia kepada pilihan hidup. Jean-Paul Sartre menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, dan dalam kebebasan itu, individu memiliki tanggung jawab penuh atas tindakan dan pilihan mereka. Pandangan eksistensialis yang menyoroti kebebasan individu dan tanggung jawab pribadi telah menyebabkan perubahan dalam budaya menuju penekanan pada subjektivitas dan penolakan terhadap nilai-nilai objektif. 

Dalam seni, karya-karya eksistensialis mengeksplorasi pengalaman manusia dari sudut pandang subjektif, menyoroti perasaan kesendirian, kecemasan, dan ketidakpastian dalam kehidupan.. Dalam segala Dalam ekspresi budaya, eksistensialisme Sartre mencerminkan perubahan budaya yang menolak nilai-nilai objektif yang kaku. Pendekatan ini menghargai kebebasan individu dan memahami kompleksitas pengalaman manusia, serta pentingnya mencari makna dan identitas pribadi. Eksistensialisme Sartre memberi ruang bagi interpretasi subjektif dan kreativitas, mengakui bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk menetapkan makna hidup mereka sendiri.

Secara keseluruhan, eksistensialisme Sartre telah berperan penting dalam pergeseran budaya menuju subjektivitas dan penolakan terhadap nilai-nilai objektif. Pandangan ini telah mempengaruhi cara kita memahami dan menggambarkan pengalaman manusia dalam seni, sastra, dan film, mengakui kompleksitas dan variasi pengalaman individu. Dalam kaitannya dengan online dating, pertanyaan muncul tentang bagaimana individu menggunakan kebebasan mereka untuk memilih pasangan, serta bagaimana mereka memperoleh makna dan identitas melalui interaksi online tersebut. Sartre memiliki pandangan bahwa kehadiran manusia di dunia awalnya tidak ada tujuan khusus. Tujuan hidup ini munculnya dari pengalaman kita untuk cari arti dalam hidup kita sendiri. 

Dalam dunia kencan digital, terdapat sejumlah masalah yang dapat menjadi sumber kritik dan ketidaknyamanan. Salah satunya adalah pengalaman kencan yang tidak autentik, di mana profil yang diedit dapat menciptakan gambaran yang tidak sesuai dengan realita saat bertemu. Hal ini seringkali menimbulkan rasa kekecewaan ketika bertemu langsung. 

Menurut Kierkegaard, kita akan mengalami kegelisahan karena dihadapkan pada banyak pilihan dan kemungkinan. Setiap orang merasa takut bahwa pilihannya mungkin tidak memenuhi harapannya. Namun, Kierkegaard menegaskan pentingnya untuk tetap bertindak dengan keyakinan otentik tanpa ragu-ragu.

Selain itu, ada risiko kejahatan dan penipuan yang meningkat dalam kencan daring, karena identitas palsu dan perilaku merugikan dapat mengancam keselamatan pengguna. Pengalaman negatif semacam ghosting atau penipuan juga dapat meningkatkan ketidakpercayaan terhadap proses kencan secara keseluruhan. Eksistensialis memberikan penekanan besar pada saat-saat ketika kebenaran tentang keberadaan dan sifat kita membawa kesadaran baru ke dalam makna hidup. Oleh karena itu, dalam menyikapi masalah ini, penting untuk memahami dinamika kompleks interaksi online dan memperhatikan risiko serta konsekuensi yang mungkin timbul dari penggunaan kencan digital. 

Isu tentang interaksi online dalam kencan digital dapat menjadi titik fokus bagi pemikiran tentang hubungan antara Tuhan dan manusia. Pertama, bagi individu dengan keyakinan agama, pertanyaan tentang peran Tuhan dalam menentukan jodoh menjadi relevan. Konsep etika dan moralitas dalam interaksi online juga menjadi penting. Bagaimana kita berhubungan dengan orang lain dalam kencan digital mencerminkan nilai-nilai agama tentang integritas, kejujuran, dan rasa hormat terhadap sesama manusia. 

Terakhir, isu pencarian tujuan dan makna hidup juga muncul. Bagi sebagian orang, mencari pasangan hidup bukan hanya soal praktis, tetapi juga mencari arti dan tujuan yang lebih besar dalam kehidupan. Dalam hal ini, konsep tentang Tuhan dapat memainkan peran dalam membimbing individu dalam mencari koneksi dan hubungan yang bermakna. Dalam pandangan eksistensialisme, hubungan antara Tuhan dan manusia seringkali dilihat dalam konteks kebebasan, tanggung jawab, dan pencarian makna hidup. 

Eksistensialis meyakini bahwa manusia terbebas untuk membuat pilihan dan menentukan makna hidup mereka sendiri, tanpa mengandalkan otoritas atau panduan eksternal, termasuk konsep Tuhan. Bagi beberapa eksistensialis, keberadaan Tuhan mungkin menjadi pertanyaan yang kompleks atau bahkan tidak relevan dalam pencarian makna hidup manusia. Sebagai gantinya, fokus diletakkan pada tanggung jawab individu untuk menciptakan makna dalam kehidupan mereka sendiri melalui tindakan dan pengambilan keputusan yang autentik. 

Dating digital merupakan fenomena yang mencerminkan perubahan mendasar dalam interaksi manusia dan mencari hubungan dalam era digital. Dampak kompleks dari kencan digital terhadap identitas individu, persepsi tentang kebebasan, dan pencarian makna hidup, serta menekankan pentingnya memahami tantangan dan risiko yang terkait dengan fenomena ini. Meskipun terdapat aspek positif dalam kencan digital, seperti pemahaman identitas yang lebih baik dan kesempatan bertemu orang baru, terdapat juga masalah seperti ketidakotentikan dan risiko kejahatan yang perlu diperhatikan. 

Selain itu, konsep eksistensialisme tentang kebebasan, tanggung jawab, dan pencarian makna hidup dengan interaksi online dalam kencan digital, menyoroti relevansi konsep Tuhan dalam konteks pencarian hubungan dan makna hidup. Dengan demikian, kencan digital dalam perspektif filsafat eksistensialisme memungkinkan kita untuk lebih memahami implikasi dan dinamika kompleks dari tren ini terhadap individu dan masyarakat secara lebih luas.

Bibliografi

Philosophy 101 oleh Paul Kleinman, diakses menggunakan Apple Books

The Philosophy Book (DK)

Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri (Thomas Hidya Tjaya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun