Wis cup menenga anakkuÂ
Kae mbulane ndadariÂ
Kaya butho nggegilani
Lagi nggoleki cah nangis....
Dalam bayanganku, aku terus menari-nari. Memerdekakan diri. Dari apa saja yang menjerat, dari apa saja yang membatasi, dari apa saja yang membebankan, dan dari apa saja yang merenggut kebahagiaanku saat ini. Menari dan terus menari. Memetik bunga berwarna putih, dan memakaikannya di telingaku. Aliran darahku semakin cepat-terasa lebih panas dari sebelumnya.
Tak lelo...lelo...lelo...ledungÂ
Enggal menenga ya cah ayuÂ
Tak emban slendang batik kawung
Yen nangis mundak ibu bingung...Â
Â
Mataku terbuka saat ada tetesan menjatuhi pipiku. Simbok terus melantunkan tembangnya. Diulanginya terus pada bagian lirik terakhirnya. Semakin lama suaranya lebih terdengar rengeng-rengeng.