Sayang sekali bukan ketika Gerbong Panoramik, New Gen atau Luxury yang cantik, harus rusak karena menabrak truk? Sungguh, ini tantangan besar bagi Pak Didiek Hartantyo dan rekan-rekan di Balai Yasa maupun PT INKA kedepan.Â
***
Kereta Api adalah transportasi umum favorit saya. Sedikit bercerita, saat diundang ke sebuah acara di Jakarta, saya pernah ditawari naik pesawat terbang. Namun, saya memilih naik KAI saja. Mengapa?Â
Memang, pesawat terbang lebih cepat sampai ke tujuan. Hanya saja, akses ke lokasi yang dituju lebih praktis menggunakan kereta. Berhenti di stasiun Gambir, tinggal pesan ojek online.Â
Naik kereta juga relatif santai. Bagi saya yang suka mengerjakan pekerjaan di perjalanan, kereta menjadi pilihan transportasi jarak jauh yang tepat. Bisa sekalian healing lihat pemandangan di jendela.Â
By the way, sampai saat ini saya belum pernah naik kereta jenis Panoramik, Ekonomi New Generation apalagi Luxury. Namun beberapa kali naik kereta eksekutif yang menurut saya sudah sangat nyaman. Sangat manis untuk diingat.Â
Apalagi, kursinya punya meja untuk meletakkan laptop sehingga saya bisa sambil bekerja. Mungkin, selanjutnya kereta ekonomi bisa memiliki fasilitas yang sama? Tentunya dengan harga yang disesuaikan.Â
Yup, semoga suatu hari nanti, saya bisa melakukan travel story bersama keluarga menggunakan kereta api. Jujur saja, semenjak KRD arah Pekalongan-Kendal tak ada lagi, keluarga belum pernah naik kereta lagi.Â
Siapa tahu, bertahun-tahun kedepan, ada kereta lokal jurusan Tegal-Semarang seperti KRL di Jogja atau Jakarta, sehingga bisa masyarakat gunakan untuk mobilitas.Â
Demikian uneg-uneg, harapan dan cerita saya tentang pengalaman tak terlupakan bersama KAI, dalam Didiek Hartantyo x Kompasiana. Semoga cerita ini bisa mendidiek jadi lebih baik. Salam hangat dari Nurul Mutiara R A