Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kenangan bersama KAI, dari Kejadian Menabrak Mobil hingga Ditraktir Nasi Sapi Lada Hitam

18 Oktober 2024   22:04 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:28 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua. Variasi makanan yang disajikan di restonya lebih diperbanyak dengan harga lebih affordable. Saat ini, sudah ada beberapa jenis makanan berat, ringan serta minuman yang bisa dipesan via aplikasi KAI Access atau melalui train attendant yang bertugas. Untuk makanan, kalau ada tambahan produk lokal yang ditawarkan, semakin baik.

Kan bagus tuh, kalau ada turis dari negara lain, mereka bisa mengenal Indonesia bukan hanya dari Nasi Goreng Parahyangan, Nasi Sapi Lada Hitam, tapi juga Bakpia Jogja, Pai susu Bali, Gudeg Jogja versi kering, sambel Pecel Madiun dan sebagainya. Minuman juga, mungkin bisa ditambah jahe susu, wedang ronde atau lainnya.

Saya membayangkan, KAI bukan hanya dimanfaatkan masyarakat lokal tapi juga para turis mancanegara. Misalnya kereta Panoramik, jika memungkinkan, terdapat lemari khusus untuk menjual oleh-oleh yang bisa ditawarkan ke wisatawan. 

Ketiga. Penegasan aturan soal bagasi minimal dan lokasi menaruh bagasi yang melebihi kapasitas. Jadi, kalau ada penumpang bawa barang secara over, tidak mengganggu penumpang lainnya. Misal, dibuat seperti pesawat, ada kereta khusus untuk barang penumpang. 

Salah satu contoh peletakan barang yang mengganggu akses jalan ke toilet dan pintu keluar (dok.pri) 
Salah satu contoh peletakan barang yang mengganggu akses jalan ke toilet dan pintu keluar (dok.pri) 

Jujur, selama naik kereta ekonomi, saya sering menemukan tas-tas besar milik penumpang terhampar di jalan. Mau ngomong menghalangi, tapi yang punya tas galak minta ampun. 

Saya juga pernah hampir tertimpa kardus yang diletakkan penumpang di bagian atas kereta. Kebetulan, kardus tersebut berukuran besar. Untungnya, ada ibu-ibu dekat saya yang cekatan menarik tangan sehingga kardus jatuh ke bagian samping saya. 

Keempat. Disediakan fasilitas mumpuni untuk teman-teman difabel, anak-anak, serta orang sepuh. Dengan demikian, kereta api bisa dinaiki siapapun tanpa terkecuali. Misalnya seperti kereta di Jepang yang aman dinaiki anak-anak kecil, meski tanpa orang tua. 

Kelima. Tingkat keamanan juga harus diperketat. Pernah membaca seorang penumpang kehilangan Ipad (bisa cek di sini), padahal ia naik kereta eksekutif. Jangan sampai kasus kehilangan ini terulang. Sejauh ini, saya menganggap bahwa kereta merupakan transportasi paling aman soal penjagaan barang. 

Nah, selain harapan, saya ingin mengemukakan pula tantangan KAI ke depan. Akhir-akhir ini saya kerap menyaksikan berita kecelakaan kereta akibat keteledoran masyarakat. Truk atau mobil nyelonong palang pintu, berhenti di jalan kereta, lalu tertabrak. 

Bila hal-hal itu terus terjadi, maka KAI akan mengalami kerugian besar. Terlebih, KAI telah menginovasi gerbong-gerbongnya menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun