Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Perlunya Indonesia Memperbanyak Calon Atlet untuk Cabang Olahraga Lain

9 Agustus 2024   17:12 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:14 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data atlet di negara ASEAN yang tembus Olimpiade Paris 2024 (Sumber : Data Indonesia) 

"Sumpah gue aja gedeg apa ga mikir jangka panjang? Sampe 2045 mau Indonesia olimpiadenya badminton, panjat tebing, angkat besi doang? Ya Allah pemerintah Indonesia semakin gue dewasa semakin speechless dulu aku gaterlalu mengkritisi pemerintah tp sekarang speechless" (Kata akun X @mnc99_)

***

Komentar itu bermula dari cuitan akun @Eivor_Koy mengenai masa kecil Pan Zhanle and Zheng Qinwen saat masih kanak-kanak. Keduanya merupakan peraih emas dalam Olimpiade Paris 2024 cabang olahraga renang dan tenis.

Potret Pan Zhanle and Zheng Qinwen saat kecil dan dewasa (Sumber : Twitter/@Eivor_Koy)
Potret Pan Zhanle and Zheng Qinwen saat kecil dan dewasa (Sumber : Twitter/@Eivor_Koy)

Baik Pan maupun Zheng sangat terinspirasi oleh atlet idolanya. Pan mengidolakan Sun Yang, perenang Tiongkok yang memenangkan emas pada tahun 2012 lalu. 

Sedangkan Zheng Qinwen, ia mengidolakan Li Na, petenis wanita yang telah memenangi 7 kejuaraan tenis WTA dan 19 kejuaraan ITF. Zheng pernah berjanji bahwa ia seperti idolanya itu. Bertahun kemudian, janji Zheng terpenuhi. Ia menorehkan emas ke-6 di olimpiade Paris cabor tenis.

Pengaruh idola yang berprestasi sungguh luar biasa, tak mengenal batas. Para idola berprestasi telah membesarkan hati generasi muda Tiongkok untuk meneruskan tradisi berprestasi dalam bidang apapun, termasuk olahraga.

Data atlet-atlet Tiongkok yang berlaga di Olimpiade tiap waktunya (Sumber : https://chinapower.csis.org/)
Data atlet-atlet Tiongkok yang berlaga di Olimpiade tiap waktunya (Sumber : https://chinapower.csis.org/)

Pada Olimpiade Paris 2024, Tiongkok mengirimkan 405 atletnya untuk bertanding di berbagai cabang olahraga. Jumlah yang sangat fantastis mengingat olimpiade termasuk event bergengsi tingkat internasional.

Sampai 9 Agustus 2024, negara tirai bambu ini, menempati urutan kedua dengan jumlah mendali emas 29, perak 25 dan perunggu 19. Bagian membuat kagum, cabor yang dikirimkan sangat beragam karena dukungan pemerintahan yang luar biasa terhadap atlet-atletnya.

"Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Mengapa Indonesia hanya mengirimkan atlet sebanyak 29 sedangkan Tiongkok bisa 400-orang lebih?"

Ketika membaca narasi soal jumlah atlet Indonesia yang minim, saya sempat kesal juga. Kok bisa gitu loh yang bisa terbang ke Prancis cuma 29 orang? Apa karena gak ada dana untuk menfasilitasi mereka?

Ternyata 29 orang Indonesia yang dikirimkan itu merupakan para atlet yang lolos kualifikasi. Kita tahu bahwa olimpiade diadakan setiap 4 tahun sekali. 

Selama masa itu, para atlet akan digodog oleh tiap negara agar mendapatkan prestasi gemilang sehingga mendapat peringkat terbaik dan lolos ke olimpiade.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa untuk lolos ke ajang olahraga bergengsi tersebut, Indonesia harus menciptakan atlet-atlet berprestasi yang diakui secara internasional.

Nah kalau dilihat dari segi cabang olahraga yang lolos tahun ini ke Olimpiade Paris, paling banyak di cabor bulu tangkis dengan jumlah 9 atlet. 

Bersyukurnya, Gregoria Mariska Tunjung menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia dari cabor bulu tangkis yang membuat peringkat Indonesia naik.

Editan pribadi dari sumber Kompas.com
Editan pribadi dari sumber Kompas.com

Bila ditilik dari 12 cabang olahraga yang lolos, muncul pertanyaan di benak saya, mengapa Indonesia tak bisa berlaga dalam cabang olahraga yang lain?

Jawabannya tentu karena di cabor lain belum terlalu diunggulkan. Padahal, kemampuan para atlet luar biasa. Seperti Vedrriq Leonardo dari cabor Climbing dan Rizki Juniansyah dari angkat beban yang menyuguhkan emas untuk Indonesia. 

Dari torehan itu seharusnya Pemerintah tak hanya fokus pada cabor unggulannya yakni bulu tangkis, tapi juga memberi spotlight pada cabor-cabor lain sehingga prestasi atlet bisa optimal. 

Apa yang perlu Indonesia lakukan?

Keresahan pemilik akun twitter @mnc99_ mengenai cabang olahraga yang lolos ke olimpiade hampir sama dengan keresahan saya. 

Bayangkan, penduduk Indonesia saat ini sekitar 280.000 juta jiwa. Tapi, atlet yang bisa berlaga ke olimpiade hanya 29 orang. Jumlah atlet kita kalah dengan Thailand yang mampu mengirimkan 52 orang. 

Data atlet di negara ASEAN yang tembus Olimpiade Paris 2024 (Sumber : Data Indonesia) 
Data atlet di negara ASEAN yang tembus Olimpiade Paris 2024 (Sumber : Data Indonesia) 

Ketika saya tengok ke olimpiade periode sebelumnya yakni tahun 2020 di Tokyo, Indonesia hanya bisa mengirimkan atlet sebanyak 28 orang, sama seperti tahun 2016.

Kok Indonesia gak mengoptimalkan bibit-bibit olahragawan/wati di cabor lain ya biar atlet yang lolos ke olimpiade semakin bertambah? 

Cabor lain di sini merupakan olahraga yang jarang sekali peminatnya, tapi masuk sebagai cabor yang dikompetisikan di ajang-ajang olahraga tingkat internasional. 

Dengan begitu, Indonesia bisa mengirimkan lebih banyak atlet dari berbagai cabor jika masing-masing sudah berprestasi di dalamnya. 

Infografis cabor dan jumlah atlet Indonesia ke Olimpiade Paris (sumber : twitter Goodstats) 
Infografis cabor dan jumlah atlet Indonesia ke Olimpiade Paris (sumber : twitter Goodstats) 

Di Indonesia, cabor bulu tangkis masih menjadi sorotan utama. Padahal, masih banyak cabor lainnya yang belum dikulik seperti tenis, 

Seandainya Indonesia mau seperti Tiongkok yang mampu menggodog atletnya, saya yakin bakal banyak prestasi yang ditorehkan. Tapi ya gimana ya, sepertinya memang terhalang banyak hal. 

Beberapa kali, olahraga Indonesia juga dipolitisasi, dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk menaikkan pamor. Padahal, bila murni dibangun fasilitas untuk para atlet, pasti bisa luar biasa. 

Di Indonesia sendiri, ada universitas yang memiliki Fakultas Keolahragaan seperti UNY, UNJ, UNS, Unnes, UPI, UN Malang, dan UN Makassar. 

Seandainya pada univ-univ tersebut dimaksimalkan untuk menggodog para calon olahragawan dan diberi dukungan pembiayaan, pasti bisa mencetak insan olahraga lebih banyak. 

Indonesia adalah negara dengan penduduk besar, artinya, ada kesempatan untuk menumbuhkan bibit-bibit berprestasi dari bonus demografi tersebut. 

Saya berharap, selanjutnya, ada lebih banyak atlet Indonesia dari berbagai cabang olah raga yang berprestasi sehingga berpeluang membawa lebih banyak medali. 

Oh iya, bagi para orang tua, kalau tahu anak-anaknya punya bakat di bidang olahraga, dukung penuhlah mereka. Siapa tahu, mereka bisa jadi 'The Next' pahlawan Indonesia melalui olahraga. 

Salam hangat dan sehat dari Nurul Mutiara R A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun