Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Sembarangan Rekam-Rekam, Yuk Normalisasi Nongkrong Sendirian di Luar!

4 Agustus 2024   12:19 Diperbarui: 4 Agustus 2024   18:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sendirian itu cukup menyenangkan | Pixabay : Petya_Giorgieva

Emang salah ya kalau makan sendirian di warung atau restoran, kok pada malu?

***

Hari itu perut saya lapar. Salah satu tempat terdekat yang biasa saya datangi sendirian adalah warung mie ayam langganan. Ketika saya sedang makan, seorang tetangga datang bersama ibunya, hendak membeli mie ayam untuk dibawa pulang, 

"Kok sendirian Mbak, gak sama adiknya kah? Apa gak malu makan sendirian. Soalnya aku kalau sendirian pasti dilihatin orang"

Kemudian saya jawab, menggunakan bahasa Jawa dan sambil bercanda tentunya. 

"Lha harus malu kenapa Nad, saya gak nyolong makanan lho, dan saya gak makan anak yang punya warung"

Lalu ibu teman saya berkata

"Lha Mbok kayak Si Tiara, Nad, kemana-mana sendirian, mosok kamu udah gede kok minta ditemani terus, kalau gak sama ibu ya sama Rohman (suaminya)"

Saya saat makan mie ayam sendirian | dok.pri
Saya saat makan mie ayam sendirian | dok.pri

Setelah pertemuan itu, saya jadi berpikir mengenai rasa malu saat nongkrong sendirian di luar, misal makan di resto, nonton bioskop atau jalan-jalan di Mall dan healing di tempat wisata. 

Sebegitu aib-kah beraktivitas sendirian sehingga dianggap memalukan? Entahlah. Ternyata, apa yang saya alami juga dirasakan oleh orang lain. Mereka bahkan membuat cuitan untuk menegaskan bahwa beraktivitas sendiri itu hal normal. 

Cuitan soal beraktivitas sendirian (sumber : tangkap layar twitter Indrawhan) 
Cuitan soal beraktivitas sendirian (sumber : tangkap layar twitter Indrawhan) 

Indra hanya salah satu dari beberapa orang yang berbagi pemikiran soal nongkrong sendirian di luar rumah. Banyak orang yang malu karena takut diperhatikan atau di-ghibahin oleh orang-orang sekitarnya. 

Cuitan lain netizen soal nongkrong sendirian (sumber : tangkap layar twitter @coktage) 
Cuitan lain netizen soal nongkrong sendirian (sumber : tangkap layar twitter @coktage) 

Apakah orang-orang memang sekepo itu dengan aktivitas orang lain? Saya sendiri juga tak paham. Tapi memang, di dunia ini, orang merasa ganjil saat lihat orang sendirian makan di warung itu ada. 

Ketika zaman SMA dulu, saya punya teman yang setiap kali bepergian tak mau sendirian, harus bersama teman atau saudaranya. Bahkan, ke toilet sekolah pun, harus berdua, tak mau sendirian. 

Dia pernah ngomong ke saya "Aku gak mau sendiri, nanti dikira orang hilang". Mendengar itu, saya hanya bengong. Kok bisa gitu loh, punya pemikiran bahwa sendirian itu seperti orang hilang. 

Menurut saya pribadi, pemikiran seperti itulah yang mengkerdilkan keberanian manusia. Takut dianggap tak punya teman, orang hilang atau perspektif tak berdasar yang lain. 

Herannya, tiap ada orang yang berani melakukan aktivitas sendiri, malah dianggap aneh dan jadi omongan. 

Saya pernah menonton sebuah video tiktok tentang seseorang yang merekam mbak-mbak sedang makan sendirian di warung makan. Eh, dijadikan konten "bersyukur" dengan narasi. 

"Bersyukurlah kalian ketika memiliki teman yang membersamai. Sebab, rezeki bukan hanya tentang uang, tapi juga keluarga dan teman baik"

Kontan, video tersebut banjir tanggapan. Ada yang marah pada si pembuat konten karena merekam video sembarangan, ada yang pro kalau makan sendirian itu gak enak karena takut dighibahin meja sebelahnya. 

Beberapa yang kontra dengan caption si pembuat video mengatakan bahwa sendirian saat nonton, makan atau jalan-jalan bukan hal memalukan, itu hal normal. 

Justru orang yang takut jalan sendirian perlu dipertanyakan, se-pengecut apakah ia sampai keluar rumah pun harus bersama orang lain. Well gais, hidup bergantung pada orang lain itu tak baik. 

Ada waktu ketika kita harus bertindak sendiri karena setiap orang akan sibuk dengan kepentingannya masing-masing. Se-bestie apapun kamu dengan sahabatmu, ketika ia berkeluarga atau berkarir, maka secara perlahan akan menjauh. 

Salah satu quote di IG soal aktivitas sendirian (sumber : IG quote deepin) 
Salah satu quote di IG soal aktivitas sendirian (sumber : IG quote deepin) 

Dengan demikian, kamu harus belajar hidup mandiri sejak awal. Seandainya, beraktivitas sepele saja harus bersama teman, ketika temanmu tak ada, kamu akan kebingungan. 

Saat kuliah, saya termasuk orang yang banyak teman. Tiap bepergian kemana-mana, saya selalu bersama teman, entah teman organisasi, kosan atau kelas. 

Ketika wisuda tiba dan tiap orang kembali ke kampung halaman masing-masing, rasanya sangat sepi. Otomatis, saya harus memulai semuanya secara mandiri. 

Bila butuh beli ke pasar atau ke Mall, saya melakukannya sendiri. Mungkin kebiasaan bepergian sendiri, makan sendiri itulah yang membuat saya tak malu ketika keluar tanpa teman. 

Nah, salah satu tantangan zaman now ketika sendirian makan, adalah direkam dan diviralkan. Yup, direkam oleh orang tak dikenal lalu dibuat video dengan narasi "Bersyukur". Pernah lihat konten-konten bersyukur? 

Komentar-komentar di IG Quote Deepin
Komentar-komentar di IG Quote Deepin

Komentar Youyoe saya amini, mengenai makin banyaknya orang tak beretika yang suka merekam orang lain untuk dijadikan konten bersyukur. Semuanya demi FYP atau viral. 

Jujur, saya juga merasa ketar-ketir tiap makan sendirian di warung atau restoran. Takut ada orang merekam saya makan sendirian lalu mengupload konten tak benar di tiktok atau reels. 

Oh iya, tahukah kamu? Kalau rekam-rekam tanpa konsen dari pihak yang direkam lalu memviralkan dengan narasi gak jelas itu, bisa kena pidana lho! 

Perbuatan merekam dan memviralkan bisa dijerat dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Adapun UU ITE sendiri terdapat dua pasal yakni Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45 ayat (3) UU ITE. Untuk Pasal 27 ayat (3) UU ITE mengatur larangan sebagai berikut:

"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik."

Lalu, Pasal 45 ayat (3) UU ITE,

"Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)."

Sebenarnya masih banyak sekali pasal yang bisa menjerat para perekam sembarangan sehingga membuat orang lain merasa dirugikan. Melihat hal itu, masih mau kah merekam orang lain tanpa izin, terutama untuk membuat konten yang tidak benar.

Nah, itu dia ulasan mengenai kebiasaan nongkrong sendirian yang masih dianggap ganjil oleh sebagian orang Indonesia. Parahnya, kesendirian itu malah dijadikan konten yang merugikan.

Mulai sekarang, yuk lah normalisasi nongkrong sendirian seperti nonton bioskop, makan di warung or restoran, jalan ke lokasi wisata, jalan ke Mall, atau aktivitas lainnya. Kesendirian itu bukan aib, justru sebuah tindakan berani karena tak mudah bergantung pada orang lain.

Akhir kata, semoga artikel ini bisa bermanfaat. salam hangat dari Nurul Mutiara R A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun