Itu dibuktikan dengan pernyataan Bu Wardah, ketika anak-anak ditanya soal tugu MylPaal di Kota Pekalongan, sebagian tak tahu bentuk, lokasi, maupun asal usulnya.  Apalagi lokasi-lokasi sejarah yang lain. Padahal MylPaal berada di pusat kota lho!Â
Mungkin benar pepatah "Gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang lautan tampak". Anak-anak belajar sejarah secara luas, melalui buku, bisa, namun belum tentu mereka mengetahui sejarah lokal di kota sendiri.Â
Dengan demikian, jika study tour ke kota lain memang ditiadakan, ada baiknya diganti dengan kegiatan yang lebih edukatif dan melokal, salah satunya membuat lokal study trip ke tempat-tempat tertentu yang bersejarah.Â
Harapannya, anak-anak didik bukan hanya mempelajari sejarah secara luas, tapi juga memahami sejarah lokal kota kelahirannya sendiri.Â
***
Baiklah kawan, itu dia uneg-uneg saya mengenai trip lokal dalam kota. Selain membuat siswa jadi paham sejarah kota kelahirannya, juga berpotensi menghidupkan wisata lokal di dalam kota. Bagaimana menurut kalian?Â
Salam hangat dari Nurul Mutiara R A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H