Ketika lapar, mereka hanya bisa menahan seadanya. Menunggu keajaiban hingga bisa menemukan buah maupun biji-bijian yang tersisa.Â
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video dua orang utan berbadan kurus  berjalan di area pertambangan di wilayah Kutai Timur.Â
Tubuh induk dan anak orang utan tersebut sangat memprihatinkan. Seolah memperlihatkan bahwa mereka kekurangan makanan. Videonya bisa dilihat di sini,
Bagaimana? Menyedihkan bukan melihat keduanya berada dalam kondisi tinggal tulang dan kulit. Pertama kali menemukan video tersebut, saya menangis keras. Sedih rasanya membayangkan usaha mereka dalam mencari makanan dan tempat tinggal.
Induk orang utan tersebut sudah dievakuasi oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. Namun yang lebih menyesakkan hati, anak dari orang utan itu tak ditemukan keberadaannya. Apakah ia telah mati? Entahlah.
Manusia merupakan makhluk yang diberi akal oleh Tuhan. Diberi kesempatan untuk menjadi khalifah di bumi. Harusnya kelestarian alam bergantung pada aktivitas manusia. Mungkin, seandainya mereka sadar.Â
Sampai kapan keserakahan manusia membuat makhluk lain kehilangan rumah dan juga tempat mereka mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup?
Hutan, Sumber Makanan dan Obat bagi Orang Utan
Hutan memberi banyak hal, baik itu makanan hingga obat-obatan pada orang utan. Masih ingat sebuah postingan mengenai Rakus, orang utan yang mengobati sendiri lukanya?Â
Rakus merupakan satu dari sekian banyak orang utan yang memanfaatkan tanaman-tanaman di hutan untuk mengobati bagian pipinya yang cedera.Â
Para peneliti di Taman Nasional Gunung Leuser mengamati luka yang dialami Rakus sejak Juni 2022. Menurut peneliti yang dikutip dari detik.com, lukanya sembuh dalam kurun waktu 5 hari.Â