Seandainya kamu orang utan yang merantau, lantas ketika kembali ke kampung halaman, kamu tak bisa menemukan rumahmu, bagaimana perasaanmu?
***
Ketika mudik hari raya datang, tiap orang yang memiliki kampung halaman akan melepas rindu pada orang tua, anak, saudara dan sebagainya.Â
Mereka telah menunggu di beranda rumah, sembari menyiapkan kehangatan dalam bentuk sambutan.Â
"Nak, akhirnya kamu pulang, mari berkumpul bersama keluarga"
Tapi bagaimana dengan seekor orang utan yang tak memiliki tempat tinggal? Setelah terusir oleh mesin-mesin eskavator, ia sudah tak lagi memiliki rumah untuk ditinggali.Â
Tak ada suara bahagia sesama orang utan layaknya manusia menyambut manusia saat mudik. Tak ada lagi makanan-makanan asli hutan yang bisa mereka cari.Â
Yang ada, para orang utan menemukan pepohonan ambruk, balok kayu bercecer, deru mesin eskavasi hingga hamparan tanah coklat yang terlihat luas bak lapangan sepak bola.Â
Mereka tak bisa apa-apa. Menangis pun tak bisa karena semua rumah-rumah itu telah hancur berantakan. Orang utan tak bisa seperti manusia yang mampu memviralkan keresahan mereka.Â