Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Diundang ke Nikahan Mantan, Perlu Datang Gak?

29 Mei 2024   12:42 Diperbarui: 30 Mei 2024   15:36 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah pernikahan (sumber: pixabay/olcay_ertem) 

Datang ke nikahan mantan, nangis-nangis, direkam dan diviralkan dengan narasi "4 tahun menjaga jodoh orang"

Beberapa kali, saya mendapati postingan video seseorang laki-laki maupun perempuan yang menangis saat datang ke pernikahan mantan. Lantas, postingan tersebut viral dan mendapat beragam komentar dari khalayak.

Komentar terbagi menjadi dua kubu, netizen yang pro pada si tamu undangan, memberikan dukungan dan semangatnya. Mereka yang kontra, mengecam perilaku si tamu lantaran dianggap kurang etis. 

Semua komentar saling bersahutan dalam satu postingan, lengkap dengan perspektif masing-masing netizen.

By the way, kalau kamu sendiri, pihak pro atau kontra terhadap si tamu yang datang ke nikahan mantan?

Saya sendiri berada di pihak kontra dengan si tamu undangan. 

Saat seseorang datang ke nikahan mantan dan mengacau, yang terluka bukan hanya 1 hati saja, bisa jadi kedua mempelai dan keluarga masing-masing mempelai. Mereka menanggung malu karena viral.

Tak elok juga rasanya, kita datang ke nikahan mantan hanya untuk menangis atau mencari atensi atas rasa sakit yang pernah kita derita. So, kalau diundang dan belum bisa move on, lebih baik skip dan lanjutkan hidup. Jangan membuat kerusuhan di pesta pernikahan orang.  

Saya termasuk orang yang gemas ketika menyaksikan video laki-laki atau perempuan datang ke nikahan mantan lalu bertindak "menye-menye" di hadapan mempelai. 

Terlihat wajah mempelai begitu tegang. Tak jarang, si perempuan pingsan mendapati mantannya hadir dengan wajah kusut dan sedih.

Kalau memang mau datang, lha mbok pastikan sudah tidak ada perasaan apa-apa. Jika masih ada rasa, lebih baik memilih stay di rumah atau bekerja keras untuk mencari orang lain yang lebih worth it. 

Mantan adalah sosok yang pernah dekat dengan kita. Bisa jadi, ia merupakan orang yang memiliki andil menyakiti atau membuat bahagia ketika bersamanya. 

Namun demikian, ketika seseorang disebut mantan, itu artinya ia menjadi sosok yang harus dilupakan untuk selamanya. Hanya masa lalu yang selintas mampir.

Sebenarnya saya kurang tahu alasan seseorang datang ke nikahan mantan dengan kondisi ia belum move on. Akibatnya, orang tersebut mengganggu jalannya pernikahan karena menangis. 

Saya pernah mendapat cerita dari seorang kawan, sebut saja namanya Rani. Rani punya pengalaman tak enak. Waktu itu Rani datang ke pernikahan mantannya di daerah Magelang. 

Menurut Rani, ia sebenarnya sudah move on dan punya pasangan baru. Tapi ternyata, si mantan Rani belum bisa move on, padahal dia yang memutuskan hubungan terlebih dahulu akibat dijodohkan. 

Ketika Rani datang ke pernikahan dan bersalaman dengan kedua mempelai,  istri si mantan langsung bermuka masam, termasuk orang tua si perempuan. Padahal Rani hari itu datang bersama pasangannya. 

Entah apa yang diceritakan mantan Rani sehingga istri si mantan bisa bad mood melihat kedatangan Rani. Sejak saat itu, Rani sadar kalau keputusannya datang adalah salah. Begitulah serba-serbi percintaan yang belum selesai. 

Melihat beberapa pengalaman, kalau kamu mau datang ke pernikahan mantan, pastikan bahwa kamu, 

Pertama. Sudah move on dari mantanmu dan datang untuk mengucapkan selamat berbahagia. Tak ada keinginan lain untuk pamer pasangan baru atau mengganggu jalannya acara dengan tindakan tak perlu. 

Kedua. Jangan merekam dan membuat konten yang berisi adegan menderita seperti menangis atau merajuk-rajuk untuk menarik atensi publik. Itu sangat memalukan. 

Ketiga. Membawa hadiah terbaik untuk kehidupan pernikahan mantanmu. Anggaplah bahwa hadiah tersebut adalah kenangan sebagai sahabat dan tanda bahwa kamu telah mengikhlaskan. 

Keempat. Jangan pernah berkomunikasi lagi setelah mantanmu menikah. Komunikasi intens, rentan memunculkan perselingkuhan. Sudah banyak cerita mengenai ini bersebaran di media sosial. 

Simpel bukan? Sebenarnya kitalah yang punya andil untuk mengontrol segala sikap. Meromantisasi kesedihan bukanlah pilihan bijak mengingat masih banyak hal di dunia ini yang harus diperjuangkan.

Percayalah, ketika Tuhan menakdirkan seseorang menjadi mantan dan kamu menyadarinya, maka ada ketenangan dalam jiwa. Yup, setidaknya itu yang saya rasakan ketika putus dari mantan dan tahu bahwa ia akan menikah. 

Untuk saya pribadi, mantan adalah masa lalu dan saya tak mau berkutat lagi pada segala hal yang sudah berlalu. Jika diundang ke nikahan mantan---seandainya lokasi pernikahannya dekat---saya akan berusaha datang. 

Tapi jika jauh, ya ngapain juga datang. Cukup beri ucapan via media sosial atau Chat WA. Itu sudah cukup. 

Kalau kalian bagaimana, apakah akan datang ke pernikahan mantan atau memilih tidak datang kerena bisa mengganggu mental satu sama lain? Yuk share di komentar! 

-------

Salam hangat ya dari Nurul Mutiara R A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun