Dengan demikian, isu bahwa seragam sekolah akan berubah tidaklah benar. Berita yang beredar di media sosial tersebut harus ditelaah lebih lanjut agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan orang tua murid.
Oke fine. Itu artinya, kita tak perlu khawatir soal narasi-narasi mengenai seragam yang berseliweran di media sosial. Harus skeptis dan membaca berbagai sumber lanjutan. Nah, masih berkaitan dengan seragam. This is the next question!Â
Menurut kalian, bagaimana seandainya seragam sekolah dihapuskan dan diganti dengan pakaian biasa?Â
Hayoo gimana pendapat kamu nih? Sebagai kakak yang memiliki adik sekolah SMA, isu semacam ini sangat penting dibahas. Sebab, ini erat kaitannya dengan pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh keluarga.Â
Secara jujur, saya pribadi tidak setuju bila seragam sekolah dihapuskan. Seragam sekolah bukan hanya berfungsi sebagai identitas peserta didik tapi juga sebagai penyetara satu sama lain agar tak ada kesenjangan sosial.Â
Saat masih bocah dulu, seragam sekolah SD hingga SMP saya lebih banyak berasal dari lungsuran kakak atau kerabat.Â
Kondisi keuangan keluarga yang pas-pasan bahkan cenderung kurang, membuat saya tak mampu membeli pakaian dengan jumlah banyak. So, jangan heran kalau pakaian saya itu-itu saja.Â
Bayangkan, jika seragam sekolah dihapus, maka saya harus memakai pakaian yang berbeda setiap hari. Pakaian yang dipakai ke sekolah pun harus tampak layak sesuai norma yang berlaku, karena bertemu siswa lain dan para guru.Â
Tentu, hal ini dapat menumpas rasa percaya diri. Malu rasanya jika pakaian yang dipakai terbatas. Kondisi ini pula yang membuat saya jarang mengikuti aktivitas di luar sekolah bersama teman. Takut ketahuan gak punya baju sehingga berujung bullying.Â
Selain saya, bisa jadi kondisi tersebut senada dengan anak-anak lain dari keluarga tak mampu. Seragam sekolah menjadi cara agar tak ada kesenjangan di antara mereka. Baik anak orang kaya maupun masyarakat biasa punya visual yang sama di sekolah. Yang penting rapi dan bersih.