Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Wajah Glowing vs Perut Kenyang, Mau Pilih yang Mana?

7 Maret 2024   08:20 Diperbarui: 8 Maret 2024   12:39 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perawatan wajah (Sumber gambar: Pixabay/Tumisu)

Saya sendiri merupakan pengguna skincare dari muka sampai kaki. Untuk muka saja bisa melalui beberapa step, mulai dari facial wash untuk cuci muka, serum, sunscreen saat siang hari hingga moisturizer ketika malam hari.

Biasanya, total saya membeli skincare untuk penggunaan sebulan menghabiskan dana sekitar Rp 150.000. Total jumlah dana bisa berubah tergantung harga tiap skincare yang saya beli.

Ilustrasi perawatan wajah (Sumber gambar : Pixabay/saponifier)
Ilustrasi perawatan wajah (Sumber gambar : Pixabay/saponifier)

Jika sedang berhemat, saya akan membeli skincare dengan harga murah meriah, kisaran Rp 20.000 hingga Rp 40.000 untuk dua minggu pemakaian. 

By the way, sekarang sudah banyak dijual skincare merek lokal dengan kualitas oke tapi harga affordabel. Jadi saya selalu punya alternatif mengganti skincare dengan harga tinggi.

Skincare Mahal, Siapa yang Ribut? 

Bicara soal skincare, kira-kira siapa orang yang akan ribut bila harganya naik? Berdasarkan apa yang telah saya alami, kebanyakan para pengguna skincare tak akan ribut jika harga skincare favorit mereka naik. 

Skincare bukan kebutuhan pokok. Orang menggunakan skincare jika memiliki uang berlebih. Jika tidak, ya stop dulu sampai bisa punya uang cukup untuk membeli.

Pengalaman, bila harga skincare di atas Rp 100.000, saya akan menggunakannya sehemat mungkin. Atau, menggantinya dengan merek lain yang lebih murah namun cocok, lolos BPOM serta berkualitas.

Oh iya, rata-rata pengguna skincare merupakan perempuan, meski saat ini juga tersedia skincare untuk laki-laki. Itu pun tak semua perempuan butuh skincare untuk perawatan wajah mereka. Bisa jadi, ada orang yang memanfaatkan bahan alami untuk perawatan sehingga tak membutuhkan budget lebih. 

Dengan demikian, kalau harga skincare naik, gak bakal bikin ribut banyak orang. Bukankah barang-barang tersier selalu begitu, tak membuat resah karena nilai kepentingannya tidak mendesak?

Beras Mahal, Siapa yang Ribut? 

Beda dengan skincare, seandainya harga beras mahal, yang ribut bukan hanya ibu-ibu saja, tetapi juga para bapak dan anak-anak yang memerlukan makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun