Jujur, saya menulis kali ini bukan sok pintar atau ingin menggurui. Saya hanya merasakan miris dan sedih melihat fenomena bunuh diri yang sering terjadi. Takut rasanya bila itu dianggap lumrah oleh orang-orang.Â
Saya juga pernah berada di fase down dan tak memiliki siapapun untuk bercerita. Rasanya benar-benar kalut dan merasa bahwa hidup menjadi tak berguna.Â
Beruntung, saya punya adik sebagai tempat berbagi cerita sehingga ada kelegaan batin ketika bisa melepaskan  beban di pikiran.Â
Melihat hal tersebut, maka teman bercerita dibutuhkan dalam hidup. Mau mendengarkan cerita orang lain, walau terlihat sederhana, bisa jadi meredakan emosi negatif seseorang.
Tak hanya itu saja, penting juga bagi kita untuk tidak mudah menjustifikasi orang lain dengan kalimat "Mungkin kamu lagi lemah iman" ketika menemukan orang yang tengah down. Sejujurnya, kalimat itulah yang pada akhirnya membuat orang tersebut tak percaya diri untuk berbagi cerita.
Akhirnya, meledaklah segala emosi yang terbendung dan memutuskan untuk mengambil tindakan ekstrim yakni membunuh dirinya sendiri.
Kawan, sudah saatnya kita peduli pada diri sendiri dan orang di sekitar kita. Peduli pada diri sendiri disini berarti bisa mengenali potensi konflik batin yang terjadi dan segera melepaskannya dengan bercerita mengenai orang lain.
Semoga kita selalu terlindungi dari pikiran-pikiran buruk dan Tuhan selalu memberi kita jalan yang membuat keinginan untuk berjuang dan hidup selalu kuat. Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H