Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampung Lali Gadget: Upaya Menyelamatkan Anak dari Kecanduan Ponsel

31 Agustus 2023   20:16 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain lumpur dan terlihat sangat gembira tanpa ponsel mereka (Sumber : IG KLG)

Kecanduan ponsel pada anak bukan perkara sederhana. Itu tidak hanya berimbas pada kesehatan fisik tetapi juga mental mereka. Sayangnya tak semua orang tua memahami itu. Oleh karenanya, membatasi waktu penggunaan ponsel pada anak merupakan hal penting. Salah satunya dengan mengarahkan pada aktivitas bermain bersama teman sepantaran seperti di Kampung Lali Gadget.

***

Gadget merupakan perangkat penting di era digital. Keberadaan gadget tak bisa dipisahkan dari aktivitas era kiwari yang membutuhkan kecepatan akses berbagai jenis informasi. 

Sampai saat ini, kotak canggih tersebut telah dimiliki hampir semua orang pada tingkatan usia berbeda-beda, mulai dari anak-anak sampai dewasa. 

Apalagi ketika masa-masa merebaknya Covid-19 yang membuat tiap orang harus beraktivitas di rumah.  Gadget menjadi media utama untuk menunjang pekerjaan, sekolah hingga berbelanja kebutuhan harian.

Nah, meski gadget punya peranan penting untuk menunjang aktivitas, nyatanya itu juga memiliki sisi negatif yang tak bisa disepelekan yakni membuat kecanduan, terutama pada anak-anak di bawah umur.

Berkembangnya media sosial hingga gim online yang inovatif membuat anak-anak lebih bahagia berkawan dengan gadget ketimbang berinteraksi langsung dengan orang lain. Candu gadget seolah menyerupai narkotika. 

Problematika kecanduan gadget inilah yang kemudian menginisiasi Achmad Irfandi membuat sebuah tempat belajar bernama Kampung Lalu Gadget.

Mengenal Kampung Lali Gadget (KLG)

Kampung Lali Gadget merupakan sebuah tempat bermain yang terletak di Desa Pagergumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur. Tempat ini telah ada sejak tahun 2018 dan dibuat untuk menyediakan pendidikan non-formal bagi anak-anak.

Pertama kali membangun Kampung Lali Gadget nyatanya bukan tanpa kendala. Pertama, Irfandi tak memiliki lahan luas yang bisa dibangun zona bermain khusus. 

Kedua, modal dana yang ia miliki terbatas sehingga harus memutar otak agar mendapatkan tempat hingga dolanan-dolanan tradisional yang akan ia gunakan untuk edukasi.

Ketiga, masyarakat di kampung masih belum sadar manfaat program yang dibuat olehnya sehingga kurang antusias memberikan dukungan. Awal-awal berdiri, beberapa orang merasa ragu mengenai benefit yang bisa didapat. 

Perlu diketahui, Kampung Lali Gadget tidak secara tegas melarang penggunaan ponsel pada anak-anak. Bukan, bukan itu tujuan Irfandi. Ia tahu bahwa ponsel juga penting untuk menunjang aktivitas. 

Kampung ini menghindarkan anak dari ketergantungan ponsel dengan menawarkan berbagai edukasi melalui permainan tradisional yang menarik dan atraktif. Dengan demikian, anak-anak akan secara alami lupa dengan ponsel. Katakanlah seperti bermain lumpur atau layang-layang.

Anak-anak bermain lumpur dan terlihat sangat gembira tanpa ponsel mereka (Sumber : IG KLG)
Anak-anak bermain lumpur dan terlihat sangat gembira tanpa ponsel mereka (Sumber : IG KLG)

Irfandi berharap, melalui permainan tradisional, anak-anak bisa menemukan kembali makna interaksi dan komunikasi dengan sesamanya secara langsung. Jadi bukan via layar ponsel saja.

Kembali ke latar belakang mendirikan KLG. Sebelumnya, Irfandi merasa gundah tatkala menemukan anak-anak asyik berkutat dengan ponselnya di warung kopi. Anak-anak tersebut seakan lupa mengenai kewajibannya untuk belajar dan mengaji.

“Waktu itu saya di warung kopi, kebetulan di sana ada wifi kan. Nah, di sana saya lihat anak-anak bermain gim online sampai gak kenal waktu. Anak-anak itu gak pulang ke rumah, gak ngaji bahkan gak belajar”

Yang lebih miris, anak-anak itu mengucapkan kalimat-kalimat makian saat memainkan ponselnya, mungkin itu sebagai bentuk ungkapan kekesalan karena kalah bermain gim.

Fenomena anak-anak kecanduan gadget sudah bisa didirasakan sejak harga ponsel dan internet mulai terjangkau, ditambah pandemi Korona yang membuat aktivitas dilakukan secara WFH. Peran gadget untuk komunikasi dan mengirimkan tugas sekolah tak bisa disangkal. 

Padahal penggunaan gadget yang berlebihan sangat membahayakan bukan hanya mental anak tetapi juga dari segi kesehatan fisik. 

Menurut Kemenkes, ada beberapa bahaya yang bisa dipaparkan oleh gadget terhadap anak-anak yakni risiko terkena radiasi, hambatan terhadap perkembangan, lambat memahami pelajaran, hingga beresiko terhadap perkembangan psikologis anak.

KLG : Menghidupkan Kembali Dolanan Tradisional 

Beberapa dekade lalu, sebelum orang mengenal teknologi bernama gadget, banyak anak yang rela menghabiskan waktu bermainnya bersama kawan-kawan di halaman rumah.

Mereka saling berinteraksi, berkomunikasi, melepas canda tawa dengan kebersamaan di bawah rembulan. Suara lantang lagu-lagu dolanan dinyanyikan. Namun setelah teknologi masuk, semua itu perlahan menghilang.

Dolanan-dolanan tradisional yang dulu dilakukan secara serempak kemudian berubah menjadi permainan individu dengan sebuah kotak canggih bernama gadget.

Engklek, salah satu permainan tradisonal yang diajarkan di KLG (Sumber : IG KLG)
Engklek, salah satu permainan tradisonal yang diajarkan di KLG (Sumber : IG KLG)
Hadirnya KLG ternyata memantik kembali dolanan tradisional seperti engklek, dakon, petak umpet, lompat tali, benting, dan layang-layang agar lebih dikenal anak-anak sehingga tak punah ditelan zaman. 

Penghargaan Satu Indonesia Award untuk Achmad Irfandi

Hingga saat ini, Kampung Lali Gadget masih menjadi tempat menebar benih-benih edukasi bagi anak-anak agar tak bergantung pada ponsel. 

Bahkan, para orang tua sekarang mulai sadar untuk berinteraksi pada anak-anak mereka, jadi saat berada di KLG para orang tua ikut bergembira sembari berinteraksi dengan anak-anak mereka.

Achmad Irfandi inisiator KLG (Sumber : Yayasan Kampung Lali gadget)
Achmad Irfandi inisiator KLG (Sumber : Yayasan Kampung Lali gadget)

Berkat dedikasi Irfandi ini, ia mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award ke-12 dari Astra bidang pendidikan pada tahun 2021. Luar biasanya, dari 13.148 pendaftar, 11 orang dipilih sebagai nominator dan Kampung Lali Gadget menjadi salah satu pemenang.

Setelah Irfandi mendapatkan penghargaan, ia berkeinginan untuk terus menebarkan inspirasi dan edukasi mengenai dolanan tradisional. Harapannya, di masa depan, akan ada lebih banyak orang seperti dirinya yang peduli pada masa depan anak negeri serta eksistensi dolanan tradisional di kemudian hari. 

Salam hangat dari Nurul Mutiara RA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun