Menurut Kemenkes, ada beberapa bahaya yang bisa dipaparkan oleh gadget terhadap anak-anak yakni risiko terkena radiasi, hambatan terhadap perkembangan, lambat memahami pelajaran, hingga beresiko terhadap perkembangan psikologis anak.
KLG : Menghidupkan Kembali Dolanan TradisionalÂ
Beberapa dekade lalu, sebelum orang mengenal teknologi bernama gadget, banyak anak yang rela menghabiskan waktu bermainnya bersama kawan-kawan di halaman rumah.
Mereka saling berinteraksi, berkomunikasi, melepas canda tawa dengan kebersamaan di bawah rembulan. Suara lantang lagu-lagu dolanan dinyanyikan. Namun setelah teknologi masuk, semua itu perlahan menghilang.
Dolanan-dolanan tradisional yang dulu dilakukan secara serempak kemudian berubah menjadi permainan individu dengan sebuah kotak canggih bernama gadget.
Hadirnya KLG ternyata memantik kembali dolanan tradisional seperti engklek, dakon, petak umpet, lompat tali, benting, dan layang-layang agar lebih dikenal anak-anak sehingga tak punah ditelan zaman.Â
Penghargaan Satu Indonesia Award untuk Achmad Irfandi
Hingga saat ini, Kampung Lali Gadget masih menjadi tempat menebar benih-benih edukasi bagi anak-anak agar tak bergantung pada ponsel.Â
Bahkan, para orang tua sekarang mulai sadar untuk berinteraksi pada anak-anak mereka, jadi saat berada di KLG para orang tua ikut bergembira sembari berinteraksi dengan anak-anak mereka.
Berkat dedikasi Irfandi ini, ia mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award ke-12 dari Astra bidang pendidikan pada tahun 2021. Luar biasanya, dari 13.148 pendaftar, 11 orang dipilih sebagai nominator dan Kampung Lali Gadget menjadi salah satu pemenang.
Setelah Irfandi mendapatkan penghargaan, ia berkeinginan untuk terus menebarkan inspirasi dan edukasi mengenai dolanan tradisional. Harapannya, di masa depan, akan ada lebih banyak orang seperti dirinya yang peduli pada masa depan anak negeri serta eksistensi dolanan tradisional di kemudian hari.Â
Salam hangat dari Nurul Mutiara RA